Teettt....teetttt....teett...
Bel pulang berbunyi, aku membereskan buku dimejaku dan memasukkannya ke tas.
Saat aku berdiri, aku melihat perempuan itu sedang menunggu seseorang. Ya pasti seseorang itu ialah revan.
Saat aku mau berdiri dan berjalan. Aku melihat revan lari begitu saja. Tidak biasanya revan begitu gumamku.
Revan tersenyum kearahnya dan aku mendengar dia berbicara dengan lembut ke gadis itu. Aku saja tidak pernah diperlakukan seperti itu kepada revan. Huh. Sungguh beruntung gadis itu.
"Eh cumi, lu ngapain dari tadi disitu aja. Orang mah jalan lu malah diem aje. Lagi meratapi nasib yak" ucap rissa dengan nada bercanda. Nih bocah dari tadi bikin kesel aja.
"Brizik!!" sahutku kesal dan meninggalkan rissa. Langsung saja aku melanjutkan jalanku. Aku melewati revan dan gadis itu.
"Hay, kita ketemu lagi" ucap gadis itu, sambil terseyum dan melambaikan tangannya.
"Eh.... h...hay juga" jawabku gugup karena revan menatapku. Tatapannya itu mengartikan kalo aku harus pergi dari sini.
"Oiya. Aku belum tau nama kamu."
"Mira" ucapku tersenyum.
"Hay mira, salam kenal. Namaku resya." Sambil menjabat tanganku.
"Kamu teman sekelasnya revan?" yaiyalah, buktinya aku keluar dari kelas yg sama.
"Iya. Oiya aku duluan ya. Bye" ucapku langsung pergi dan melambaikan tangan ke arah resya.
~~
Hari sudah malam. Aku masih memikirkan gadis itu di dalam balkon kamarku. Selain cantik dia juga ramah. Pantas saja kalo revan menyukainya.
Brmmm....
Itukan revan. Akhirnya dia pulang juga. Dari tadi aku sengaja di atas balkon, untuk melihatnya pulang. Aku tersenyum girang akhirnya yang aku tunggu datang juga. Tidak biasanya revan pulang jam 7 malam.
Aku berlari ke dalam kamar dan menggambil handponeku. Aku mengetik pesan untuk seseorang
To: Revan
Aku ingin bertemu denganmu. Di taman dekat komplek. Pukul 19.30
Aku harap kamu datang 😊😊Mira
19.00Ku berlari ke balkon dan aku masih melihat revan disana. Dia sepertinya sedang melihat pesan dariku. Dia mendongakkan kepalanya kearah balkonku dan langsung masuk tanpa berekspresi.
~~
Aku menunggunya, sambil melirik kearah jam yg melingkar dipergelangan tanganku. Ini sudah pukul 8 malam. Tapi, kenapa revan belum datang juga. Padahal janjian jam set8.
Akupun ingin pergi dari taman komplek. Saat aku berjalan,
"Rupanya kamu masih menungguku? Padahal aku sengaja datang jam 19.45." Sahut seseorang dibelakangku. Aku langsung menengok kearah belakang. Rupanya itu revan.
"Kamu, mau ngomong apa?"ucap revan. Aku masih diam. Dia berucap aku-kamu.
"Sepertinya aku lupa mau ngomong apa. Heheh" kataku sambil nyengir kuda kearahnya.
"Kukira kamu ga datang" sambungku.
"Sebenarnya juga gue ga mau datang" ucap revan. Kembali ke revan aslinya.
"Kalo gitu harusnya kamu ga usah datang. Dan harusnya aku juga ga usah buat pertemuan. Aku mau pulang" aku berjalan tanpa menengok kearah belakang.
"Mira tunggu!!" ucapnya. Rupanya dia mau memanggil namaku gumamku. Aku berhenti.
"Apalagi rev" ucapku tanpa membalikan badanku.
"Gue mau kasih tau, kalo resya itu gebetan gue. Jadi, gue harap lo menjauh dari gue mir" ucap revan dengan gamblangnya. Aku yang mendengarnya, hanya menahan air mata yg sempat memberontak ingin keluar. Akhirnya aku pergi dan berlalu darinya. Kamu ga akan tau, bagaimana rasanya jika diminta untuk menjauh.
~~
Hayyy I comeback😆😆. Duhh ceritanya jd abstrak. Tpi, jgn lupa votment👍
Selamat berpuasa bagi yg menjalankannya😊😊
Salam
AgtriN 💞
KAMU SEDANG MEMBACA
The Annoying Girl
Teen FictionKenapa aku selalu salah dimata dia. Sebernarnya, aku sudah melakukan hal yang terbaik untuk membuatnya berpaling kepadaku tapi dia dengan mudahnya menghancurkan hatiku, hanya dengan ucapannya. -Amira Adisa Putri Dia selalu menggangguku. Dan itu memb...