Brakk...
Aku membanting pintu kamarku dengan sangat kencang. Dan membiarkan terbuka pintunya. Aku merebahkan tubuhku dengan sangat kasar. Air mata yang tadi kutahan, akhirnya keluar juga. Saat aku menangis, ada seseorang masuk kedalam kamarku.
"Kamu kenapa sayang?" Sahutnya.
Buru-buru saja aku mengelap air mataku yang tadi tumpah.
"Aku gapapa kok ma"ucapku tersenyum.
"Tapi kenapa kamu buka pintunya kaya tadi. Kan bikin mama sama papa kaget." Ucap mamaku dengan curiga.
"Aku gapapa kok mah. Tadi itu aku cuma mau cepet-cepet tidur aja."
"Yasudah, kamu tidur sana. Besok masuk sekolah" ucap mama meninggalkan kamarku.
~~
Aku berjalan kearah kelasku. Tanpa melihat ke arah kedepan. Saat aku berjalan,,,
Bruukk...
Aku hampir saja terjatuh ke bawah, jika tidak ada orang yang memegang tangaku. Aku mendongak kearah atas. Aku kaget karena yang ku tabrak tadi revan. Buru-buru saja aku melepaskan pegangannya di tanganku.
"Maaf." Ucapku pelan dan langsung saja aku pergi. Tanpa menengok kearahnya. Ini yang kamu mau kan? Menjauh darimu gumamku. Dan akupun melanjutkan perjalanan kearah kelasku.
~~
"Sekarang saya akan membuat kelompok untuk kalian." Ujar bu riyam.
"Yahh,,, kenapa ga milih sendiri bu" sahut salah satu murid.
"Jika kalian milih sendiri. Pasti kalian kelompoknya itu-itu aja"ucap bu riyam alias guru pelajaran matematika.
"Kelompok 1 ialah Amira Adisa, Amelia putri, Rio fabian, dan,,, hmmm... Revano"
"Kelompok 2 bani, nani, rissa, zaidan"
"Kelompok 3 hanif, revi, putri, bendi"
"Kelompok 9 santi, akmal, ara, nanda"
"Sekarang kalian berkumpul kekelompok masing-masing" ucap bu riyam.
"Bu riyam,, boleh saya ganti kelompok?" Sahutku tiba-tiba sambil mengangkat jariku. Semua yang ada dikelas langsung melihat kearahku.
"Yang sudah saya pilihkan tidak boleh diganggu gugat" tegas bu riyam.
Aku hanya menampilkan muka lesuku.
"Lho kok tumben, milih-milih kelompok. Kenapa mir?" Tanya rissa disebelahku.
"Ga kenapa-kenapa, ris"jawabku lemas. Bagaimana aku mau memenuhi permintaannya? Dalam hatiku bertanya.
Aku berdiri dan menuju tempat kelompokku berada. Kelompokku sudah lengkap ditempatnya, aku mengedarkan senyumanku kepada amel dan rio. Aku tidak melirik sedikitpun ke arah revan. Biarkan saja, ini kemauan dia.
Akhirnya waktu berdiskusi berjalan dengan lancar. Dan waktu istirahat dimulai.
"Ok karena waktu sudah abis. Kumpulkan tugas kelompoknya sekarang" ujar bu riyam.
~~
Saat waktu istirahat. Aku berjalan kearah toilet. Aku berpapasan dengan revan. Aku dan dia sudah seperti orang asing.
Biasanya aku kalo ketemu revan selalu menyapa atau lebih dari itu. Sekarang sudah tidak lagi, karena ini kemauannya untuk aku menjauh dari revan. Sakit saat dia berucap seperti itu saat kemarin malam. Tapi, aku bisa apa? Aku hanya menuruti kemauan dia saja. Agar dia bahagia.
Aku masuk ke dalam toilet, hanya untuk mencuci tangan. Saat aku mencuci tangan, aku mendengar nama revan disebut-sebut.
"Cowok yg tadi bareng resya ganteng yak. Cocok banget sama resya." Ujar salah satu gadis.
"Iya cocok banget. Udah resya cantik, baik, pinter lagi. Apalgi revan" ujar teman gadis itu.
Aku mematikan keran air dan pergi dari toilet. Lama-lama kupingku bisa panas, klo lama-lama disana.
~~
Holaaa~
Aku mau promosi cerita baruku. Cek di profil yaa
Jgn lupa voment👍Salam
AgtriN👅
KAMU SEDANG MEMBACA
The Annoying Girl
Teen FictionKenapa aku selalu salah dimata dia. Sebernarnya, aku sudah melakukan hal yang terbaik untuk membuatnya berpaling kepadaku tapi dia dengan mudahnya menghancurkan hatiku, hanya dengan ucapannya. -Amira Adisa Putri Dia selalu menggangguku. Dan itu memb...