01/01/2012 (00:03) Setelah perayaan O'Misoka
Di tengah hening nya malam seorang gadis tengah memandangi sebuah album bersampul biru, sambil membolak balikkan tiap halaman album tersebut reflek sang gadis tersenyum tipis menatap sebuah foto semasa kecil nya dulu.
--»><«--
06-11-1999 Flash back !
kata ibu, saat ku kecil aku pernah di larikan ke rumah sakit karena kondisi kesehatan ku yang buruk sejak lahir.
Karena kondisi tersebut, ahirnya aku harus di rawat inap di tempat itu, menghabiskan masa kecil ku selama dua tahun tampa ada satu orangpun teman bermain.
Sambil di liputi ke bosanan, setiap hari nya aku harus bergelut dengan obat obatan dan alat medis di laboratorium tempat aku di rawat.
Bahkan bukan itu saja, saat malam menjelang saat itu aku harus terbaring lemah tak berdaya menahan perih nya sakit di sekujur tubuh hingga membuat ku terjaga sepanjang malam.
Tak kuasa melihat penderitaan gadis kecilnya, sesekali ibu berlari meninggalkan ruangan tersebut, meninggal kan ku bersama sang ayah, sambil raut wajah nya tersenyum ke arah ku mencoba menyembunyikan kesedihan nya dari pikiran ku.
Melihat ibu yang tengah tersenyum ke arah ku, reflek ku membalas senyum tersebut mencoba menepis kegundahan hati nya walau rasa sakit tak tertahankan tengah menggerogoti tubuh kecil ku.
Mungkin baginya dengan meninggalkan ku dapat menyembunyikan air matanya akan tetapi suara rintih tangis nya yang tengah memecah kesunyian malam dapat ku dengar jelas di telingaku.
Reflek mendengar tangis ibu, sang ayah hanya dapat tersenyum ke arah ku sambil mengelus ngelus kepala gadis kecil nya mencoba meredakan sakit jasmani dan batin ku.
"Mikha! tetaplah tersenyum, walau itu terasa membunuh mu, ayah dan ibu sangat mencintai mu" Ucap nya dengan mata berkaca kaca menahan tetes air mata nya.
"Mikha juga sangat sangat sangat mencintai ayah dan ibu" jawab ku sambil bangkit dari tidur dan mengusap menghapus tetes air mata dari wajah nya.
03-01-2000
Dua bulan lebih tlah ku lalui hari hari ku di tempat ini, tak terasa umur ku tlah beranjak enam tahun saat dua hari ke marin.
Bagiku tempat ini sudah seperti rumah ke dua dan ruangan yang tengah ku tempati sekarang adalah kamar pribadi ku tempat di mana ku habiskan hari hari ku dengan tangis dan penderitaan.
Jujur! walau begitu rasa bosan selalu menghampiri saat Ayah dan Ibu tak ada di samping ku, Untuk menghapus ke bosanan tersebut, jendela lah tempat ku bernaung menghilangkan kebosanan dari dalam pikiran ku di mana dari balik jendela aku dapat menatap dunia luar yang gemerlap akan ke indahan.
Pagi itu dari balik jendela tak sengaja aku melihat seorang anak lelaki tengah tersenyum bermain dengan seekor anjing kecil, dari wajah nya terukir kegembiraan yang sedari dulu ingin ku rasakan.
Di banding dengan ku yang selalu tersenyum bohong mencoba menyenangkan ayah dan ibu, anak itu tersenyum lepas yang reflek membuat ku iri dengan keadaan anak tersebut.
Setiap hari aku selalu memandangi anak itu dari balik jendela, tawa senyum dan gelagat nya spontan dapat membuat ku tersenyum lepas mengalihkan penderitaan yang tengah ku alami, hingga suatu hari aku tak dapat melihat nya lagi, membuat hati kecil ku bertanya tanya akan keadaan anak tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Transcends Time
Любовные романыMungkin kita pernah mengalami penyesalan pada masa lalu dan berharap bisa kembali ke masa itu untuk merubah masa kini maupun masa depan. sama halnya dengan alur cerita ini alkisah ada seorang pemuda yang sangat mengagumi seseorang lamban laun ke ka...