Ke Dua Sahabat

50 6 7
                                    

Dalam ruangan yang remang remang terdengar sentak musik seirama dengan hentakan kaki para muda mudi yang sedari tadi berjoget di bawah gemerlap nya lampu disko, akan tetapi semua itu tak selaras dengan hati salah satu pemuda yang tengah duduk di pojokan ruangan tersebut, di tengah riuh gaduhnya pesta terlihat pemuda itu hanya duduk cemas sambil sesekali melirik jam dinding di hadapannya bahkan ada kala nya pemuda itu akan berjalan mengecek para undangan yang masuk dari arah pintu depan.

"Apa yang kau lakukan?" Sapa seorang wanita yang sedari tadi memperhatikan gelagat sang pemuda, merasakan pundak nya di tepuk, pria itu kemudian menoleh ke arah suara tersebut.

"Oh kau Nana, aku sedang menunggu Yuu, sejak pagi tadi aku belum melihatnya" Ucap Iki dengan cemas. Melihat ekspresi Iki seperti itu, amarah Nana se akan melonjak.

"Bisakah anak itu tidak membuat masalah sehari saja" oceh Nana sambil mengepalkan ke dua tangan nya, "awas saja kalau aku bertemu dengan nya, akan ku remuk kan kaki nya hingga pincang" Gumam Nana dengan lantang karena kesal.

"Hahaha apa kau bercanda, Sudah sudah, bukan kah kita bertiga sudah lama berteman dari smp apalagi Yuu adalah salah satu monster di sekolah kita, pasti kau akan mati di tangan nya" Canda Iki mencoba mencairkan amarah Nana yang sedari tadi menggebu gebu, "Kalau kau benar benar membuat Yuu pincang aku tidak akan bicara lagi dengan mu, atau pacaran denga......"Candaan nya seketika terhenti karena Nana memotong perkataan nya.

"A..A...Apa Yang kau bicarakan lagi pula aku juga adalah juara karate" Spontan Nana memotong perkataan Iki, maklum saja Nana sudah menyukai Iki dari smp, wajah Nana yang sebelumnya berwarna sawo matang seketika berubah menjadi merah padam karena tersipu malu dengan perkataan Iki, melihat tingkah Nana yang gugup Iki pun hanya dapat menahan tawa nya.

"Aku rasa semua itu tak akan terjadi, karena sekarang aku pacaran dengan Hiraki dari kelas A" ucapnya dengan nada yang pelan Mendengar ucapan Nana, spontan Iki langsung berdiri dari duduknya dan menatap mata sang gadis, hatinya seakan terguncang dengan ucapan Nana yang sudah lama di sukai nya juga.

Nana hanya terdiam, wajahnya di tolehkan menghindari tatapan mata sang pria yang ada di hadapannya, Terlihat ekspresi penyesalan dari wajah Iki sambil menahan penyesalan nya dia pun tersenyum hangat kepada sang gadis. "Apa kau mencintai nya ?" Tanya Iki sambil tersenyum tipis ke arah Nana, mencoba menyembunyikan isi hatinya.

"Yap aku sangat sangat mencintai nya" jawab Nana sambil membalas senyuman sang pria. Melihat ekspresi sang gadis, hati Iki semakin tercerai berai karena nya.

"Nana, apa kau tau? sebenarnya sejak dari smp aku sudah menci....

«»«»«»«»«»«»«»>

Setelah Yuu menjawab pertanyaan sang supir seketika suasana dalam biss tersebut membeku hingga suara dari sang supir tak terdengar lagi di telinga nya, setelah cukup lama biss itupun berhenti di halte selanjutnya, "paman aku akan turun di sini" Teriak Yuu pada sang supir, pemuda itu pun berjalan ke arah pintu biss tersebut.

"Maaf...Paman tadi tidak sengaja" Ucap sang supir ke pada pemuda yang hendak melangkah turun dari biss tersebut "Tenang saja, lagi pula itu bukan salah paman" Ucap pemuda tersebut sambil tersenyum tipis memandangi sang supir.
Biss itu pun melaju melanjutkan perjalanan nya meninggalkan sang pemuda yang tengah sendirian di tempat itu.

Pemuda itu pun melanjutkan perjalanan nya, kaki nya terus melangkah maju ke depan walau tak pasti harus ke mana.
Setelah cukup lama dia berjalan, kaki nya Terhenti di tengah kerumunan orang yang lalu lalang berjalan melewati nya.

Pemuda itu lalu melirik ke segelah arah, spontan matanya terhenti ke arah tenda ramen yang ada di pojokan jalan, pemuda itu pun bergegas menuju ke arah tenda itu, matanya melirik ke sana kemari mencari bangku kosong yang bisa di duduki nya seketika matanya terhenti di sebuah tempat kosong yang Ada di pojokan tenda, Bergegas dia pun menuju ke arah meja itu.

Love Transcends TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang