1. Prolog

6.5K 500 171
                                    

Matahari sudah mulai tenggelam, kedua kakak beradik sedang berjalan pulang dari pemakaman ibu mereka yang meninggal akibat serangan jantung. Tidak menangis haru layaknya orang berduka, namun kedua kakak beradik ini malah adu mulut masalah rumah.

"Yak! Mana mungkin gadis perawan sepertiku harus tinggal dirumah besar ini sendirian, oppa!" Rengek sang adik berambut blonde kepada kakaknya.

"Tapi kalau aku tinggal disini bersamamu, bagaimana nasib perusahaan eyelinerku di Seoul? kau mau kakakmu yang tamvan ini bangkrut?" Bentak sang kakak sambil terus berjalan menuju rumah mewah yang dulunya ditempati ibu dan adik perempuannya.

Semenjak ayah mereka pergi ke pangkuan Tuhan, sang kakak harus merantau ke Seoul, banting tulang mencari nafkah untuk menghidupi adik dan ibunya. Dan sekarang, ibunya pergi menyisakan adiknya sendirian di Busan.

"Kalau begitu, bawa aku ke Seoul saja,oppa!"

Pria yang disebut oppa itu memutar bola matanya jenuh. "Lalu bagaimana dengan kuliahmu, Byun Eunji?"

Gadis yang dipanggil Byun Eunji itu hanya bisa terdiam mendengar ucapan kakaknya. Tentu saja dia tidak sebodoh itu, mogok dari kuliah kedokterannya yang butuh perjuangan berat untuk sekolah disana. Dengan terpaksa, gadis itu harus tetap tinggal di Busan untuk melanjutkan kuliahnya.

"Tuan Byun Baekhyun. kita sudah terlambat meeting" sopir pribadi milik kakak Eunji berdiri tidak jauh darinya.

Pria yang dipanggil Byun Baekhyun itu memeluk adiknya erat. Sejenak melepas rindu.

"Oppa harus pergi. Telpon aku jika kau membutuhkan sesuatu, Eunji."

Eunji mengangguk dan melambaikan tangannya pada sebuah mobil sport milik kakaknya yang mulai menghilang dari pelupuk mata. Mengingat dirinya sebatang kara sekarang, membuat Eunji enggan masuk rumah. Takut sendirian dirumahnya.

Andai ada yang menemani tidurnya seperti saat eoma menemai Eunji tidur. Andai tidak ada pekerjaan sialan kakaknya yang membuat Eunji susah bertemu dengan kakaknya. Andai rumahnya ramai, pasti akan menyenangkan.

•    •    •

"Kumohon nyonya Kim! Berilah aku waktu seminggu saja untuk membayar biaya sewa!" Pria bersurai coklat itu memohon pada nyonya Kim, pemilik sebuah apartement di kota Busan.

"Kau sudah 6 bulan tidak membayar, Park Jimin!" namun nyonya Kim tetap kokoh dengan pendiriannya. Mengusir Park Jimin, pria malas yang tidak pernah membayar biaya sewa apartemen.

"Cepat bawa barang-barangmu menjauh dari sini! nanti sore akan ada orang yang menyewa apartemenku. Orang yang mampu untuk membayar biaya sewa, tidak sepertimu!"

Jimin hanya dapat menghela nafas. salahkan dirinya sendiri menghambur-hamburkan uangnya hanya untuk membeli barang yang tidak penting.

Dengan langkah gontai, Jimin menyeret koper hitam besarnya dan berjalan meninggalkan apartemennya yang sudah dia tinggali selama lebih dari 6 bulan.

Pikirannya kalut. Bingung ingin tinggal dimana lagi. Kalau kembali ke apartemen, yang ada Jimin mendapat semprotan lagi dari nyonya Kim.
Kalau tidak kembali, masak iya sih, orang ganteng sepertinya tidur di kolong jembatan. yang ada malah nanti disodomi ahjusssi-ahjussi kurang belaian.

Kalau menginap tempat teman, ah iya Jimin hampir lupa kalau teman temannya itu pelit semua. Apalagi kalau sudah sampai masalah menginap.

"Maaf Jim, Kamarku sempit sekali. Kau tidak bisa menginap disini"

"Tapi Jim, aku juga belum bayar biaya sewa Apartemenku"

"Jim, kau lupa ya? aku kan masih tidur dengan orang tuaku"

Jimin bergidik ngeri sendiri, membayangkan jawaban teman-teman super pelitnya jika dia minta untuk menginap.

dari kejauhan, seorang wanita paruh baya dengan mobil putih tulangnya tak sengaja menabrak Jimin. Untung saja Jimin berhasil menghindar, coba kalau tidak. pasti Jimin sekarang sudah tinggal di neraka.

"ahjussi, maafkan aku ya! Aduh bagaimana ini... Apa ada yang terluka?" tanya wanita paruh baya itu sambil sibuk membereskan koper koper Jimin yang berserakan karena ulahnya.

Jimin mengernyitkan dahi. dia kenal betul perawakan wanita itu. suaranya yang serak sangat familiar di telinganya.

" Jaeha noona?!"

Merasa terpanggil, wanita tadi membalik ke hadapan Jimin " Jimin?!" mata wanita itu terbelalak kaget saat menyadari adiknya yang ditabrak tadi.

"Yak Jimin, apa ada yang terluka? tapi, kenapa kau malam-malam begini ngeloyor di jalanan? bawa-bawa koper segala" Jaehe mengerutkan alisnya. Khawatir jika adiknya ini joki sianida dan menaruhnya di koper.

Jimin terkekeh, "oh, aku diusir oleh pemilik apartemenku. Ah iya, noona bisakah aku menginap di Apartemenmu?" tentu saja Jimin tidak menyia-siakan kesempatan ini. Daripada cari Apartemen lagi, mending numpang kan?

"Astaga kau ini, Jimin. Yasudah, masuk mobilku saja"

"terimakasih Noona!!!!"

●●●

Ini ff pertama aing :v
jadi masih agak aneh, jadi aing minta vomment nya ya teman

banyak bgt typonya, jd maklumin aja yew :"3

Annoying Homemate [ pjm ]Where stories live. Discover now