Anak Muda. Hormon.

4K 244 16
                                    

Sore itu langit Seoul cukup gelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore itu langit Seoul cukup gelap. Hujan turun dengan derasnya, dan tak lupa disertai petir yang menyambar dan angin yang bertiup kencang. Suasana kampus sudah cukup sepi. Mungkin hanya beberapa kelas saja yang sedang melangsungkan perkuliahan, dan sisanya sudah pulang sejak tadi siang.

Perkenalkan, namaku adalah Jaejoong. Aku adalah penghuni tetap perpustakaan kampus ini. Petugas perpustakaan? Bukan, tapi orang-orang sering menyebutku dengan 'hantu perpustakaan'. Tapi, hei, aku sendiri tak pernah menyebut diriku sebagai hantu perpustakaan. Aku masih merasa sangat hidup! Hanya saja, sejak tahun 40-an aku sudah menetap di gedung perpustakaan ini, gedung yang awalnya adalah salah satu gedung rumah sakit yang kemudian terjadi kebakaran dan menelan beberapa korban, dan salah satunya adalah aku. Sebelumnya aku adalah seorang perawat, dan saat menolong pasien untuk keluar dari kebakaran, justru akulah yang terjebak dalam gedung ini dan akhirnya meninggal. Bagaimana dengan pasien yang kutolong itu? Sialnya dia juga ikut menjadi korban.

Cukup dengan basa-basinya. Saat ini aku sedang duduk di sebuah bangku di ujung perpustakaan yang paling sepi. Lorong ini paling sepi, karena buku yang diletakkan disini adalah koleksi buku tua. Jarang sekali mahasiswa berada di lorong ini. Bahkan kali ini, di hadapanku hanya ada sepasang sejoli yang sedang berkutat dengan bukunya masing-masing. Seorang laki-laki dengan rambut pendek dan berwarna hitam, sedang sibuk menarik garis dari kanan ke kiri, kembali lagi ke kanan, kemudian menghitung, dan akhirnya mencorat-coret kertas gambarnya dan harus menggambar lagi di kertas yang baru dari awal. Asal kalian tau, itu adalah kertasnya yang ke 17. Sedangkan di samping kanannya, seorang laki-laki berparas cantik dengan rambut panjangnya yang berwarna merah, kacamata yang bertengger di hidungnya, dan sebuah pensil yang dimasukkannya ke dalam mulutnya, sedang sibuk membaca sebuah buku sejarah dari koleksi buku tua yang ada di lorong ini.

Yang kuherankan adalah lelaki berambut panjang ini walaupun sedang merebahkan kepalanya di bahu kekasihnya, tapi dia sama sekali tidak terpengaruh dengan setiap gerakan dari kekasihnya yang sedang menggambar, mulai dari menggaris, meremas kertas, bahkan sampai menarik kertas yang diarahkannya kesana-kesini. Begitu juga dengan lelaki yang bertubuh tegap ini. Kepala kekasihnya yang ada di bahunya, sama sekali bukan menjadi beban, bahkan penghalang bagi dia untuk melanjutkan tugasnya. Mereka terlihat nyaman satu sama lain.

"Aegi-yah, nanti malam papa mengundangmu makan malam. Katanya papa mau kamu yang menganalisis rencana strategis untuk bisnis restoran baru papa."

Si rambut panjang sama sekali tidak menggubris kata-kata kekasihnya barusan.

"Dan mama mau kamu yang memasak kimchi jiggae untuk nanti malam."

Lelaki cantik itu masih saja diam. Dia masih asyik dengan buku yang dibacanya.

"Aegi?" Tetap tak ada respon.

Si laki-laki berambut hitam itu menoleh ke arah kekasihnya dan mendapati kekasihnya sedang berkonsentrasi keras membaca buku sejarahnya, terlihat dari giginya yang bergemeletuk menggigit ujung pensil, dahinya yang berkerut, dan gerakan bola matanya yang ke kanan dan ke kiri. Ditariknya ujung pensil di mulut kekasihnya itu dan kedua tangannya menarik wajah lelaki berparas cantik itu, lalu kulihat sejoli itu pun berciuman. Anak muda jaman sekarang!

Ciuman itu hanya berlangsung sepersekian detik, sebelum akhirnya lelaki tampan itu mengakhirinya. Sedangkan lelaki berambut panjang itu terlihat masih sedikit terkejut dengan aktifitas yang baru saja mereka lakukan. Si lelaki yang berparas cantik itu akhirnya tersadar, dia melihat kesana kemari, dan ketika dilihatnya lorong sedang kosong, dia tiba-tiba melepaskan kacamatanya, menyibakkan rambutnya ke belakang sambil sedikit mengacak-acaknya, meletakkan kedua tangannya di masing-masing sisi wajah kekasihnya, menarik wajah kekasihnya dan meneruskan ciuman singkat mereka sebelumnya. Oke, tapi kali ini ciuman mereka sedikit berbeda. Apakah lidah yang baru saja kulihat? Apakah suara erangan yang baru saja kudengar? Dear God, aku seperti melihat film porno dalam versi live action.

Lelaki yang berambut pendek dan berbadan tegaplah yang sekali lagi mengakhiri ciuman mereka. Diletakkannya kepalanya di pangkuan kekasihnya yang berambut panjang.

"Yoon Jeonghan, the love of my life, aegi-yah, berjanjilah untuk tidak pernah melakukan hal seperti itu lagi! Kau benar-benar membuatku gila dan hampir lepas kendali! Ya Tuhan, aku tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi kalau aku benar-benar lepas kendali di sini, di perpustakaan, fucking library!"

Lelaki berambut panjang, yang ternyata bernama yoon jeonghan, hanya bisa tertawa lepas. Dibelainya rambut kekasihnya yang masih berada di pangkuannya. "Kau yang memulai, choi seungcheol! Aku hanya meneruskannya. Jadi ini semua bukan salahku, babe!" Dan jeonghan meneruskan tawanya.


Choi seungcheol mengangkat kepalanya dan ditatapnya langsung mata kekasihnya.

"Kita pulang sekarang. Persetan dengan tugasku! Persetan dengan rencana bisnis papa dan kimchi jiggae untuk mama! Kita kembali ke apartemenmu, SEKARANG!"

Dan choi seungcheol menyeret kekasihnya yang masih tertawa terbahak-bahak dan dengan rambut panjangnya yang masih acak-acakan, serta meninggalkan semua peralatan gambar di meja perpustakaan.

Aku hanya tertawa kecil melihat tingkah laku mereka berdua. Anak muda. Hormon.

Aku merasakan dua lengan memeluk bahuku dari belakang dan mencium ujung kepalaku. Akupun merebahkan tubuhku sepenuhnya pada pelukan itu.

"Tidak usah heran melihat tingkah mereka. Kita juga sama dengan mereka saat masih hidup. Kau menggodaku saat aku menjadi pasienmu, hingga aku lepas kendali. Bahkan saat itu, aku yang sedang sakit tidak peduli dan berusaha memenuhi semua godaanmu itu. Tidakkah kau ingat bahwa kebakaran itu adalah karena ulah kakimu yang terus bergerak saat kita bercinta, hingga api dari lilin yang kau jatuhkan dengan kakimu menyulut seluruh rumah sakit?"

"Jangan ingatkan aku lagi tentang hal itu yunho-yah!"

Dan kekasihku pun tertawa. Mengiringi tawa dari yoon jeonghan yang sayup-sayup masih terdengar memecah keheningan perpustakaan sore itu.


*little yunjae in here~ my legendary OTP :D
!! pernah gw share di ig

#jeongcheolimagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang