A guy was so sad because he thought that the guy he loved didn't love him back. Years later, he saw the guy carrying his son. He asked, "What's his name?" He smiled sadly and said, "Same as yours."
Belum juga lonceng gereja berhenti berdentang, aku pergi melangkahkan kakiku keluar dari tempat suci ini. Tempat suci yg menyatukan janji sehidup-semati antara kau dengan dia, malaikatmu. Kuucapkan selamat tinggal pada sahabatku, pada pemilik hatiku, dengan sebuah senyuman. Doaku selalu menyertaimu. Bahagia akan selalu bersamamu.
Bertahun-tahun aku mencoba untuk melupakanmu, tapi hati ini menolak. Dulu sebelum aku mengenalmu, kata-kata di dalam sebuah film romansa yg menyatakan bahwa 'bayangmu selalu menghantuiku' adalah kata-kata yg kuyakini sebagai bualan semata, tapi kini aku percaya kata-kata itu nyata terjadi.
Bertahun-tahun menghindarimu menjadi sia-sia, saat sore hari yg mendung ini mataku menatap langsung mata indahmu. Mata yg menatapku penuh kehangatan. Mata yg kurindukan setiap malam.
Senyummu tak pernah gagal membuatku ikut tersenyum saat melihatnya.
Dan lesung pipi itu, tak pernah lupa untuk mengingatkanku bahwa aku sangat mencintaimu. Dulu dan sekarang.
Satu hal lagi yg ternyata membuatku semakin jatuh cinta padamu, saat ini: Anak laki-laki dalam gendonganmu, yg mempunyai mata hangat dan senyum ramah seperti milikmu.
"Hai, cheol."
"Hai, angel."
"Siapa namanya?"
Tiba-tiba tampak gulungan awan kesedihan menyelimuti wajahmu. Matamu yg hangat berubah sayu. Dan desahan napasmu, terdengar berat di telingaku.
"Nama yg sama dengan nama orang yg kucintai. Dulu dan sekarang. Nama yg cantik se-cantik pemiliknya."
"Sohye? Kau menamakan anak laki-lakimu sohye, sama seperti nama istrimu?"
"Bukan."
Aku terdiam.
"Jeonghan. Choi Jeonghan."
Lonceng gereja pun kembali berdentang kencang.
END
KAMU SEDANG MEMBACA
#jeongcheolimagine
FanfictionHanya kumpulan drabbles, cerpen, dan imajinasi gaje dari penulis berdasarkan foto2 yang ada di instagram Credit all story from IG jeongcheol_fanfic