Ashilla pov
Hari ini aku merasa gembira, ahh tidak tapi aku merasa sangat bahagia. Akhirnya setelah 3 tahun aku memakai pakaian putih-biru dan hari ini dengan resmi pakaianku berubah menjadi putih-abu abu, tapi itu berlaku apabila aku bersekolah di sekolah negeri, tapi karena ini sekolah swasta ternama dan terbesar di Indonesia, maka seragamnya berwarna putih untuk seragam, ditambah kuning untuk jas sebagai warna almamater dan hitam untuk roknya. Dan karena seragamku sudah berubah itu berarti saat ini aku telah duduk dikelas 10 atau 1 SMA.
' SMA Mahardika Centra ' itulah tulisan yang terpampang disebuah gerbang yang kini sedangku pandang. Ini adalah hari pertamku untuk pergi ke sekolah baruku untuk tiga tahun kedepan. Hari pertama tentunya tidak lepas dari sebuah kata terkutuk bagi murid – murid baru, apalagi kalau bukan 'OSPEK' ajang dimana adik kelas sebagai pembantu yang selalu salah dan kakak kelas berlaga seperti pemilik rumah yang selalu benar. Bukankah aku benar??
" Ehh kamu yang lagi berdiri depan gerbang, cepet masuk!! 2 menit lagi upacara penerimaan murid baru mau dimulai!! " teriak seorang perempuan yang mengenakan pakaian yang sama denganku dan didadanya ada sebuah name tag yang kuyakini bahwa dia adalah anggota OSIS
" Iya kak " jawabku sambil berlari melewatinya
" Heh loe, permisi dong kalo lewat kakak kelas. Gak sopan banget " ucapnya lagi beberapa detik setelah berhasil masuk kedalam lingkungan sekolah
" Maa... "
" Mana name tag loe? Pake!! atau gue lar.. "
" Siapa yang berani nyuruh lari ke ade gue?? " ucap seorang pria yang memotong ucapanya memotong ucapan kakak kelas perempuanku yang sedari tadi terus meneriakiku.
" Allen, jadi dia ade loe? "
" Yah, Ashilla Putri Adiatama, panggilanya Ashilla, tanggal lahirnya 7 Juni 1999. Hobi masak dan nyanyi juga main gitar. Dia adek gue yang paling gue sayang " ucap ka Allen dengan bangganya memperkenalkanku kepada kakak OSIS yang menyebalkan ini.
Baiklah pria yang berdiri hanya beberapa langkah dariku ini adalah kakakku Allen Putra Adiatama atau yang biasa ku panggil dengan ka Allen. Ka Allen ini termasuk cowok most wanted disekolah ini bersama ke-4 sahabatnya yang juga tentunya berwajah tampan, kaya dan juga menawan.
" Udah gih Shill, loe boleh pergi langsung ke lapang. Yang baik yah sekolahnya adikku sayang " ucap ka Allen
Tidak membuang – buang waktu, akupun segera pergi dari OSIS itu dengan cepat selagi ka Allen masih bisa melindungiku.
Harapanku untuk bersenang senang disekolah ternyata runtuh juga, ternyata menjadi seorang murid SMA itu tidaklah segampang seperti Ftv ftv Indonesia maupun drama drama Korea. Sulit bagiku mendapatkan teman yang memang tulus padaku. Saat mencoba bersosialisasi dengan mereka, hal pertama yang mereka tanyakan padaku adalah ' Ada berapa mobilmu dirumah? ' dan ' Merk apa make up mu? ' ayolah apakah itu penting dalam pertemanan? Tidakkan!!
Setelah bu Seno, Guru BP memberi bimbingan kepada seluruh murid baru, akhirnya ka Deva dan ka Franda yang menjadi kakak pembimbing membantu mengiring kami untuk masuk kedalam kelas baru kami untuk 1 tahun kedepan.
Seperti tahun – tahun biasanya, aku selalu mengambil bangku paling depan yang menurut teori para pelajar biasanya selalu diisi oleh golongan golongan siswa pintar di kelas. Amin! Tapi ternyata aku hanya duduk sendiri di bangku baling depan barisanku, walaupun Dea, Dinda dan Grista telah mengajakku untuk duduk paling belakang, tetap saja aku tidak biasa duduk paling belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sister Be My Love?
ChickLitPercaya pada kalimat " Musuh jadi cinta? " atau " Sahabat jadi cinta? " kalau aku, yah aku percaya kata - kata itu. Tapi kalian percaya kalo ada kalimat " Saudara jadi cinta? " kalau kalian tanya aku lagi, jawabanya yah aku percaya. Awalnya aku gak...