Allen pov
Kini aku sedang berada dimobilku dengan Xello yang sedari tidak henti – hentinya mengoceh dan berbicara tidak jelas. Perkataan yang bisa kutangkap adalah 'Mendingan kita balik besok. Ini udah jam 11 malem dan mungkin Dion kagak balik kerumah'.
Baiklah kalau kalian tanya kenapa aku dan Xello kini berada tepat dirumah Dion, jawabanya sangat mudah, aku hanya ingin melakukan satu hal padanya yaitu memukulnya seperti 3 tahun lalu. Tentu saja aku ingin melakukan, pasalnya tadi Shilla pulang pukul 8.30 dengan keadaan menangis dan langsung masuk kedalam kamarnya dan tentu membuatku terkejut adalah Rega menceritakan bahwa tadi mereka berdua bertemu dengan Dion dan setelah itu Shilla menangis.
" Bakalan gue hajar tuh muka sok imutnya sampe hancur "
" Ayolah Len, bokapnya Dion itu kepala kepolisian. Loe mau kita ditangkep dan dimasukin penjara? Kalo gue sih ogah " ucap Xello dengan nada paniknya
" Tenang aja kale. Gak usah parno gitohhh " jawabku mencoba menenangkan Xello
Tepat setelah aku menyelesaikan ucapanku, sebuah mobil berhenti tepat didepan pagar rumah Dion. Dan aku pun segera turun dari mobil.
" Eh curut " panggilku dan Dion pun menatapku sembari tersenyum
" Eh ada tamu, mau masuk? " ucap Dion dengan muka merendahkanya " Eh Xello mau masuk? " dan dengan muka paniknya Xello pun menggelengkan kepalanya.
Akupun hanya memberi tanda pada Dion supaya kita mengobrol di luar rumahnya.
" Mau apa loe kesini? " tanya Dion sembari tersenyum lebar padaku
Dengan cepat akupun menarik kerah baju Dion untuk mendekat padaku " Apa yang loe omongin ke Shilla? " ucapku to the point
" Sorry Len, kita ini baru ketemu 2 hari ini setelah 3 tahun gak ketemu dan begini loe memperlakukan sahabat lama loe? "
" Loe sahabat gue? Dan gue nyesel pernah mau sahabatan sama loe. Dan cukup jawab pertanyaan gue tadi kagak usah banyak basa basi "
" Ini udah jam 11 malem. Mendingan kita omonogin besok disekolah " sambung Xello
" Ini harus selesai malam ini juga Llo " jawabku
" Gue cumaan nyuruh Shilla untuk cari jawab semua kejadian masa lalu ke bokap loe "
Bugghhhh
" Anjrit loe. Shilla ade gue. Anak papa gue. Kalo kejadian itu terulang lagi. Gue pastiin pala loe gue buang ke laut atlantis, tangan loe gue buang ke Madagascar sedangkan tubuh loe gue buang ke kalijodo dan anggota tubuh loe bakal gue sebar keseluruh dunia " ancamku pada Dion dan langsung pergi meninggalkannya
Setelah masuk mobil aku dan Xello pun segela menjalankan mobilku pergi menjauhi kediaman Dion.
" Loe yakin tadi loe ngancem ke Dion? " akupun mengangguk " Awalnya sih keren loe bakal buang kepalanya di laut atlantis, terus loe bilang bakal buang tangan dia di Madagascar tapi pas loe bilang bakal buang badan dia di Kalijodo, gue kira loe ngelawak untung gue kagak ketawa " ucap Xello
" Lapar gue, tadi gue kepikiran warteg bu Imas yang didaerah kalijodo. Jadi kesebut deh " ucapku dan hanya di hadiahi tawa oleh Xello.
**
Kebesokan harinya di sekolah. Aku, Xello dan Shilla turun dari dalam mobil bmw ku. Aku memandangi jam tanganku yang baru saja menunjukan pukul setengah 7. Tadi Shilla merengak padaku dan Xello (yang menginap dirumahku) untuk berangkat lebih awal, mau tidak mau kami pun hanya mengangguki keingin tuan putri kami ini.
" Regaaa " teriak Shilla saat melihat Rega masuk dengan motor besarnya yang sedang parkir kawasan bagian motor
Rega yang sedang memakai helmnya pun membuka kaca helmnya dengan gaya sok keren walaupun sebenarnya mukanya tidak terlalu jelek. Tapi aku harus berterima kasih padanya karena dia, kemarin aku tahu alasan kenapa Shilla menangis.
" Ka Allen, ka Xello aku kekelas yah " ucapnya sembari memelukku dan Xello bergantian
Akupun membalas pelukan adikku dengan erat, aku tidak memperdulikan orang – orang yang melihatku dan Shilla yang berpelukan toh aku memeluk adikku sendiri.
" Kakak lepas kelamaan " rengeknya dan akhirnya akupun melepaskan pelukannya dengan berat.
Akupun melepas pelukan adikku " Ngapain loe liat liat? Mau gue peluk? Yah udah sini!! " ucapku pada Rega sembari melebarkan kedua tanganku
Namun Rega malah mundur dari tempatnya tadi " Gak usah ka, makasih " akupun mengangguk menerima jawabanya dan mana mau aku juga memeluknya, memangnya dia pikir aku ini LGBT.
Shilla pun melambaikan tangannya padaku dan juga Xello. Oh my cute girl.
" Terlihat masih sangat so sweet " ucap seorang pria di belakang kami dan dia adalah Dion. " Berhenti natap gue kaya gitu. Loe tahu, mau loe pandang 1000 kali pun gue masih tetap lebih tampan dari loe " sambungnya lagi
Dengan cepat aku mendorongnya dengan cukup keras, tanpa memandang sekelilingku yang membuat kami bertiga jadi pusat perhatian.
" Ini lingkungan sekolah dan jangan sampe BP manggil gue sama loe karena kita adu bogem disini " ucap Dion dengan suara tenang dan semakin membuatku semakin marah
" Loe gak mau gue tinju, tapi loe muncul mulu didepan gue. Loe tau, setiap gue liat muka loe, gue kaya liat boneka babinya Shilla yang pengen terus gue tonjokin " kataku sembari menatap kearah Dion yang masih tersenyum
Xello pun mencoba mengajakku pergi meninggalkan pria gila ini yang masih berdiri di belakang kami.
" Gimana kalo pulang sekolah Shilla jalan sama gue? " tanyanya namun masih bisa ku dengar
Dengan emosi yang sedari tadi tahan akupun langsung berjalan padanya dan langsung meninjunya.
" Kalo loe berani, gue patahin duluan kaki loe biar loe gak bisa jalan, brengsek " jawabku sembari memukul wajahnya lagi " Jangan pernah berani nyentuh atau ngajak jalan Shilla "
Saat akan memukulnya lagi, tiba – tiba tanganku ditahan oleh Xello " Cukup bro, ini sekolah. Dan loe cukup buat Allen emosi. Loe bisa pergi sekarang. Jangan sampe Arka, Ando atau Dilan liat ini. Masalahnya bisa jadi besar nanti " jawab Xello sembari membantu Dion berdiri.
" Kita cabut Llo " jawabku dengan napas terengah – engah menahan emosi
" Oh yah Llen, untuk 5 hari kedepan ade loe bebas kok dari gue. Soalnya gue ada urusan keluarga ke Singapore sampe hari Sabtu. Itu berita baguskan buat loe? " ucap Dion sembari berjalan meninggalkan aku dan juga Xello.
TBC
~Xy
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sister Be My Love?
ChickLitPercaya pada kalimat " Musuh jadi cinta? " atau " Sahabat jadi cinta? " kalau aku, yah aku percaya kata - kata itu. Tapi kalian percaya kalo ada kalimat " Saudara jadi cinta? " kalau kalian tanya aku lagi, jawabanya yah aku percaya. Awalnya aku gak...