Ashilla pov
" Ashilla " panggil seseorang dan secara reflex aku pun membalikan badanku
Dan dengan sukses panggilan itu bisa membuatku terkejut terbukti dengan jatuhnya semua barang yang kupegang ditanganku.
" Anda "
" Iya Shilla ini papa. Papa kangen kamu nak " ucap pria itu sembari berjalan mendekatiku
" Mundur!! " ucapku sedikit membentak " Jangan maju walaupun Cuma selangkah "
" Shilla, ini papa. Papa kandung kamu " ucapnya lagi " Ini papa Tommy, papa sah kamu "
" Bukan – bukan. Papa saya papa Rakha. Bukan anda, saya gak kenal anda " ucapku dengan napas terengah – engah
" Shilla, Rakha itu bukan papa kamu. Dia yang udah jebak papa dulu sampai papa harus pisah sama mama ka.. "
" Cukup!! Jangan jelek – jelekin papa didepan aku " teriakku
Entah karena teriakkan aku atau apa, ka Allen dan para sahabatnya kini sudah berada diparkiran tempat aku berdiri. Dan ka Allen dengan cepat berdiri didepanku.
" Ngapain loe kesini? " ucapnya dengan nada mengintimidasi
" Bukan urusan kamu. Saya ada urusan dengan Shilla, ANAK SAYA " teriak pria itu pada kakakku
" Ck bahkan Shilla sendiripun tidak ingin memiliki ayah seperti anda "
" Semua ini karena papa kurang ajar kamu. Dia telah mencuci otak istri saya dulu, dan sekarang dia mencuci otak anak saya "
" Jaga bicara anda Tuan Tommy. Papa kami bukan seperti orang yang ada bicarakan!! " teriak ka Allen yang tidak terima
" Shilla kembali pada papa nak, kita mulai hidup bahagia, kita mulai dari awal. Cumaan kamu dan papa " akupun menggeleng ketakutan sembari memegang tangan ka Allen
" Pergilah!! Jangan buat Shilla ketakutan seperti ini. Apa anda tahu kejadian tiga tahun lalu saat anda mencoba memaksa Shilla ikut dengan anda? Shilla harus ke psikolog selama 2 bulan. Dan kejadian itu tidak boleh terulang " ucap ka Allen tanpa teriakan ataupun bentakkan namun ada penekanan pada setiap katanya
" Kau tahu apa memangnya bocah ingusan " ucap pria itu sembari mengangkat tangan seperti hendak menampar ka Allen
Dengan cepat akupun menutup mataku, namun ada satupun suara pukulan ataupun tamparan, dan akupun memberanikan diri membuka mataku kembali. Ternyata tangan 'Pria' itu sedang dipegang oleh ka Ando.
" Jangan buat diri anda terlihat seperti monster didepan anak anda! " ucap ka Ando dengan cirri khas bicaranya yaitu nada mengintimidasinya sembari ka Ando membuang hempasan tangan 'pria' dengan kasar
" Bahkan Shilla baru bertemu anda beberapa menit yang lalu tapi anda berhasil membuatnya ketakutan setengah mati, lalu bagaimana kami bisa percaya anda bisa menjaganya untuk waktu yang lama. Butuh berapa lama anda membuat Shilla menjadi gila karena bersama anda? " ucap ka Dilan yang kini juga mulai berdiri didepanku
" Shilla, papa terbawa emosi nak. Papa hanya ingin kamu ikut dengan papa. Kita sama – sama hidup di Paris, seperti keinginan mama dulu. Hanya kita Shilla " ucap 'Pria' itu dengan nadanya yang berubah menjadi lembut
" Sejuta kali anda meminta Shilla untuk ikut anda. Sejuta kali juga anda akan mendengar penolakan. Llo bawa mobil, kita pulang " ucap ka Allen dengan tatapan matanya masih menatap 'Pria' itu
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sister Be My Love?
ChickLitPercaya pada kalimat " Musuh jadi cinta? " atau " Sahabat jadi cinta? " kalau aku, yah aku percaya kata - kata itu. Tapi kalian percaya kalo ada kalimat " Saudara jadi cinta? " kalau kalian tanya aku lagi, jawabanya yah aku percaya. Awalnya aku gak...