Ashilla pov
Belum selesai kakak kelas itu menyeleseikan ucapanya, tiba – tiba saja wajah kakak kelas itu sudah terkena sebuah pukulan keras tepat didiepan mataku dan pelakunya adalah ...
" Ka Dion " ucapku saat melihat ka Dion sedang memegang tangannya yang sepertinya merasa sakit setelah memukul wajah kakak kelas tadi dengan sangat keras.
Ka Dion pun menatapku sembari tersenyum " Hi Shill, udah gede aja deh " ucapnya sambil mengacak – ngacak rambutku
Sejenak aku lupa bahwa kami sedang menjadi pusat perhatian semua mahluk hidup dikantin ini dan akal logika masih tidak bisa menerima kenapa ka Dion ada di Indonesia? Dan kenapa ka Dion ada di sekolahku.
" SHILLA!! " teriak seseorang langsung menarik tanganku dan spontan tubuhku langsung memeluk kearah tubuh yang menarik tanganku tadi, yang tak lain adalah kakakku sendiri, ka Allen " Suruh kunyuk kunyuk loe pergi. Dan jang... "
" Kalo perlu gue jelasin mereka bukan suruhan gue " jawab ka Dion enteng tentu saja aku tidak bisa melihat mukanya karena sepenuhnya aku masih terkejut dengan kehadirannya
" Loe anak kelas berapa? " suara ka Arka yang sudah sangat kukenal
" Kelas 11 Ipa 5 ka " jawab sepertinya dua orang pria yang tadi mengangguku dengan nada ketukatannya
" Loe tulis nama loe di guru piket dan besok kalian udah gak perlu datang kesekolah ini lagi "
" Kalo bisa sekalian sama ketuanya yang sok cari muk.. " belum selesai ka Allen menyeleseikan ucapanya aku pun segera melepaskan pelukanku ditubuh ka Allen
" Dia nyelamatin aku ka, ka Dion nyelamatin aku "
" Shilla, kalau kamu lupa dia itu yang.. "
" Itu masa lalu ka. Shilla sama Rega kekelas yah ka " ucapku yang menatap ke arah Rega yang sepertinya datang bersamaan dengan kakakku berserta teman – temannya.
Hancur sudah hari pertamaku sekolah. Semua masalah dari awal masuk gerbang hingga suara bel pulang sekolah terus saja datang.
~~
Di rumah
Seperti nasehat dari ka Allen tadi, akupun pulang naik taxi, walaupun tadi Rega menawarkanku pulang dengan motor besarnya.
" Shilla " panggil suara seorang pria dengan suara rendahnya yang khas
Akupun menoleh kearah suara itu dan berjalan menuju arah suara tadi " Ahhh papa " ucapku sambil memeluk papaku yang kini sedang duduk disebuah sofa
" Loh, loh, loh kenapa? "
Akupun menatap kearah papaku " Gak berjalan kaya keingin Shilla pa. Ka Allen juga malu – maluin tadi. Terlalu over sama aku dan .. "
" Dan?? " tanya papaku yang curiga mendengar nada mengantung ditengah – tengah obrolan ini.
" Dan kenapa papa gak ke kantor? Liat nih udah jam 2? " ucapku yang berbohong pada papaku sendiri, bukan seorang pria yang menganggapku sebagai anaknya dan pria ini adalah papa kandung ka Allen, bukan papa kandungku
Aku juga gak bisa kalau harus cerita pada papa kalau aku satu sekolah dengan ka Dion. Reaksi papa pasti akan sama dengan reaksi ka Allen yang sangat tidak menyukai ka Dion dan bisa saja papa memindahkanku dari sekolah baruku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sister Be My Love?
ChickLitPercaya pada kalimat " Musuh jadi cinta? " atau " Sahabat jadi cinta? " kalau aku, yah aku percaya kata - kata itu. Tapi kalian percaya kalo ada kalimat " Saudara jadi cinta? " kalau kalian tanya aku lagi, jawabanya yah aku percaya. Awalnya aku gak...