7. Problem ?

96 8 0
                                    

"Hai", ucap seseorang dibelakang Dira yang membuat ngeri.

Tidak. Dira tidak takut dengan orang itu, hanya saja ia benar-benar tak mau bertemu dengan orang itu lagi. Dira bahkan baru menyadari bahwa orang ini juga berstatus sebagai mahasiswa di kampusnya.

Dira tidak menanggapi ucapan orang itu. Dia langsung menghentakkan tangan orang itu untuk melepaskan genggaman di tangan Dira. Setelah berhasil ia langsung melarikan diri dari tempat itu. Tapi terlambat orang itu sekarang malah berdiri di depannya dan menghalangi jalannya.

"Awas!", bentak Dira sambil berusaha menggeser tubuh tegap dan tinggi itu dari hadapannya. Namun usahanya gagal bahkan badan itu tak bergeser sedikitpun.

Dira mendecak kesal dan berbalik meninggalkan orang itu. Dira tak perduli jika dia tengah menjadi tontonan masal semua orang. Mungkin semua orang tengah mencibirnya sebagai gadis tak tau diri yang sok jual mahal.

Lelaki tadi masih belum menyerah ia mengejar Dira dan memotong jalan didepan Dira dengan tubuhnya yang kontan saja membuat kepala Dira sedikit terantuk dada bidangnya.

"Maaf", ucap lelaki itu pada akhirnya dengan tatapan menyesal. Lelaki tadi sudah membulatkan tekat bahwa ia harus bisa mendapat maaf dari Dira dan kalau bisa mendapatkan hatinya.

"Telat bego! Udah sana minggir gue mau ke perpus! Jangan ganggu gue lagi! Gue gak mau ngeliat muka songong loe lagi!", ucap Dira sakartis yang membuat mata Bima membulat. Bahkan Bima tak mampu membalas kalimat Dira dan Bima juga tak mampu menahan kepergian Dira.

"Mungkin hari ini loe nolak maaf gue secara mentah-mentah, tapi liat dalam seminggu gue bakal bisa rebut maaf dan hati loe Dira!", pikir Bima.

Igo yang berada disekitar tempat itu bisa membaca pikiran Bima. Hal itu membuatnya khawatir jika terjadi sesuatu pada Dira. Apalagi jika sudah berurusan dengan Bima. Sekali Bima tertarik pada sesuatu ia akan mengejar sesuatu itu sampai mendapatkannya.

Igo segera menyusul Dira yang sudah masuk ke dalam perpustakaan. Mata Igo menelusuri tempat bagian buku tentang obat. Igo mengetahui buku bacaan kesukaan Dira dan bahkan ia sudah mengetahui Dira belajar di fakultas farmasi di kampusnya itu. Ia sendiri juga bingung kenapa ia mau meluangkan waktu untuk mencari hal itu. Padahal Dira bukan gadis istimewa yang dipuja di kampus. Tapi yang Igo tau pasti adalah ia tertarik untuk mengenal Dira lebih jauh.

Tanpa sengaja Igo mendengar pikiran seseorang. Terkadang Igo memang bisa membaca pikiran seseorang tanpa perlu saling bertatapan mata. Bahkan ia juga sering secara tidak sengaja mendengar pikiran orang lain, dan hal itu mengganggunya. Karena tidak semua pikiran baik yang ada dalam otak seseorang.

"Sial kenapa ada lagi lelaki lain yang muncul di dekat loe sih Di! Cukup Igo yang buat gue semakin jauh buat bisa milikin loe, sekarang malah ada lelaki itu! Loe harus berakhir dengan gue! Kalau loe gak sama gue, loe juga gak bisa sama siapapun.", pikir seseorang yang terbaca oleh Igo. Sayangnya setiap pikiran yang terbaca secara tidak sengaja tidak dapat diketahui siapa yang sedang memikirkan itu.

Tapi Igo sedikit terkejut bahwa sang empunya pikiran yang ia yakini adalah stalker Dira mengetahui Igo. Igo sadar bahwa hal ini sudah tidak bisa dikategorikan pada tingkat menyukai Dira. Obsesi stalker pada Dira sudah pada tingkat menggilai. Dan Igo sangat paham hal ini bisa membahayakan Dira.

Igo langsung menghampiri Dira begitu ia melihat kepala Dira yang sedikit menunduk menandakan bahwa Dira sedang membaca dengan serius. Igo berdecak kesal karena sadar bahwa gadis ini terlalu tidak peka pada keadaannya yang terancam saat ini.

"Di! Ayo pergi stalker loe saat ini ada disekitar sini!", bisik Igo sangat pelan pada telinga kiri Dira.

Dira membalas bisikan Igo melalui pikirannya. "Serius Go?", pikir Dira sambil membulatkan matanya dan menggigit bibir bawahnya menandakan bahwa ia sedang takut.

I'm Your Patron Babe!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang