15. Another 'Patron'

64 3 1
                                    

"Halo, Kin!"

"Iya apa Di?", jawab Kina dengan nada datar pada Dira yang meneleponnya beberapa kali sejak tadi dan baru diangkatnya saat telepon ketujuh.

"Kenapa baru diangkat, Mbak? Tidur?"

"Nggak. Kenapa?", jawab Kina masih dengan nada datar.

"Nggak jadi deh Mbak, loe kayaknya lagi nggak mood"

Kina memandang heran pada layar ponselnya yang menunjukkan bahwa Dira telah memutus sambungan teleponnya. Apa sebegitu kentaranya bahwa mood-nya sedang dalam keadaan hancur total. Sebenarnya yang menghancurkan semua itu bukan orang lain melainkan dirinya sendiri.

Ia terlalu membenci dirinya sendiri yang memilih keputusan itu. Ia merasa bahwa dirinya terlalu takut pada ancaman bodoh orang itu. Seharusnya ia sadar bahwa dirinya tidak perlu ikut campur dalam masalah 'adik'nya itu. Tapi tidak bisa, Kina terlalu menyayangi gadis itu bahkan melebihi adik kandungnya sendiri, jika ia memiliki adik.

"Kin, Tomy ke sini."

Mata Kina melebar dan menampakkan ekspresi kaget. Pada akhirnya ia harus mengakhiri kegiatan penghindaran dirinya terhadap Tomy, karena cepat atau lambat lelakinya itu akan menyadari kejanggalan sikapnya itu. Sekarang siap atau tidak ia harus menjelaskan alasan kenapa ia melakukan itu pada lelaki yang sangat dicintainya itu.

"Hai, Kin."

Mata Kina berkaca-kaca melihat lelakinya dalam keadaan baik-baik saja. Ia sangat bersyukur karena setidaknya lelakinya itu tidak mengalami kejadian yang diancam oleh biadab itu. Karena tidak kuasa menahan rindu sekaligus rasa syukurnya, Kina bangkit dari tempat duduknya dan langsung berlari untuk memeluk Tomy dengan erat.

"Aku kangen kamu."

Kina tak tahan mendengar kalimat yang dilontarkan Tomy dengan nada lemah. Ia hanya bisa menangis sesenggukan di dalam pelukan Tomy. Kina sama seperti Tomy, ia juga sangat rindu pada adik laki-laki dari sahabat karibnya itu.

Setelah itu tidak ada diantara keduanya yang berbicara. Mereka hanya saling menikmati saat-saat peluruhan rindu yang sudah lama mereka rasakan. Ya mungkin ini terdengar berlebihan, tapi memang itulah yang mereka rasakan.

Setelah puas melepas rasa rindu masing-masing, mata Tomy menatap mata Kina dengan tenang. Ia berusaha menelaah alasan dibalik kejadian menghilangnya Kina selama dua minggu ini. Tomy sangat paham jika Kina tidak mungkin menghindar darinya jika masalahnya itu sepele.

"Mau cerita?", tawar Tomy dengan nada sebijak mungkin sambil tangannya yang mengambil ujung rambut Kina yang sedikit kusut dan memainkannya.

"Maaf..."

Karena sudah tidak tahan untuk tidak menceritakan semuanya, akhirnya Kina melupakan ancaman orang itu. Dia sudah tidak peduli, yang terpenting ia tak mau untuk kembali melakukan penghindaran diri pada lelaki di depannya ini. Ia menceritakan semuanya.

FLASHBACK ON

"Dira! Loe baru bangun?", ujar Kina di dengan histeris saat mendengar jawaban Dira.

"Iya! Kenapa sih pagi-pagi udah ganggu tidur orang?", seru Dira.

"Haduh gini deh ya gue mau kita ketemu nanti siang, loe nggak ada kelas kan hari ini? Ada yang mau gue omongin tapi nggak bisa kalau cuman diomongin lewat telfon", Kina langsung mengutarakan alasan ia menelepon Dira.

Kina harus segera memastikan bahwa adik kecilnya itu berada di situasi yang aman. Setelah Igo menceritakan tentang masalah stalker yang sedang Dira alami, ia merasa seperti ikut bertanggung jawab akan keselamatan Dira. Rencananya ia akan menasehati Dira untuk selalu berada di sekitar Igo. Kina tahu bahwa bila Dira ada di dekat Igo, setidaknya jika ada sesuatu yang tidak menyenangkan Igo bisa melindungi Dira.

I'm Your Patron Babe!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang