Kidnapped

672 11 0
                                    

       “Juliet ...Juliet hilang Just,” -Julia Gimore

-Still Juliet Gilmore's Point Of View-

          “Kau bercanda,” Ujarku masih tak percaya, dia berencana pergi ke Paris setelah mendapatkanku? Rencana yang bagus hanya saja aku tidak mau melakukannya, membawaku pergi begitu saja setelah semua yang terjadi? Kurasa tidak.

          “Apa nada bicaraku terdengar seperti orang yang bercanda, Juliet? Kecuali jika aku bilang bahwa aku tidak akan benar-benar membawa Jared ke Paris jika kau tidak datang karena Paris bukanlah kota yang benar-benar kutuju, aku tidak akan membiarkan kau mengetahui kota apa yang kupilih untuk pergi bersama Jared dan Greyson, jadi ...datang sendirian? Atau kau tak akan pernah bertemu Jared lagi ..selamanya.” Aku berdiri dari tempat dudukku di depan meja belajar, lalu menjatuhkan diriku ke sofa, ingin rasanya aku membalas semua kata yang dia katakan, namun itu bukanlah hal yang mudah, aku takut. Takut akan hal-hal yang terjadi pada Jared jika aku salah melangkah, takut jika aku tidak akan bisa bertemu dengan Jared lagi. Ya Tuhan! Apa yang harus aku lakukan sekarang?

          “Charlie, kumohon jangan lakukan itu,”

          “Aku tidak akan melakukannya jika kau menuruti kemauanku,”

          “Baiklah, aku akan datang besok pagi ..sendirian,” Ujarku pasrah.

          “Tidak, kau harus datang sekarang juga.”

          “Apa maksudmu?”

          “Kau fikir aku tidak tahu rencanamu, huh? Rencanamu dengan Bieber dan Horan? Mengapa rasanya sangat mudah mengetahui kau akan meminta pertolongan mereka, huh?” Deg, kembali dia membuat jantungku seakan berhenti seketika, dari mana ia tahu aku meminta tolong pada Justin dan Niall? Dan dari mana ia tahu aku berteman dengan Justin dan Niall? Apa ia mengirim mata-mata untuk mengikutiku? Astaga.

          “Bagaimana kau bisa tahu?” Tanyaku cepat, pikiran ku masih berkecamuk, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang, kurasa aku memang harus mengikuti kemauannya.

          “Kurasa, kau tidak perlu tahu mengenai itu,”

          “Baiklah, aku akan menemuimu sekarang, kau mau aku berada dimana?”

          “Di rumah yang berada tepat di sebrang rumahmu? Bagaimana?” Deg. Astaga, ada apa dengan jantungku? Mengapa rasanya jantungku seakan berhenti berdetak di setiap kata yang Charlie ucapkan? Apalagi dengan kata-kata nya yang disilingi dengan bisikan-bisikan yang membuat ku sedikit merinding, dan apa yang baru saja ia katakan? Rumah di sebrang rumahku? Kufikir rumah itu kosong selama bertahun-tahun, meskipun aku memang pernah melihat ada orang yang sering keluar-masuk ke dalam sana, apa mungkin disana lah Charlie tinggal? Jika iya, pantas ia tahu jika aku meminta bantuan Justin, tapi darimana ia tahu aku meminta bantuan Niall? Ya Tuhan.

          “Baiklah, aku kesana sekarang.” Ujarku. Pasrah. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan lagi selain mengikuti kemauannya.

          End. Call Ended. Setelah mematikan ponselku aku segera membereskan buku-buku yang berada di meja belajarku, lalu aku mengambil mantel berwarna putih lantas memakainya, aku hanya membawa iPhone, iPod, dompetku, dan hal-hal kecil yang mungkin aku perlukan. Tanpa menunggu apapun lagi aku segera melangkah keluar kamar, kulihat keadaan rumahku terlebih dahulu, setelah merasa aman aku keluar dari rumah melalui pintu depan, ku buka gerbang rumahku dengan perlahan agar tidak menimbulkan suara lalu aku langsung berlari keluar, keadaan di luar rumahku tidak begitu ramai karena rumahku berada di dalam komplek perumahan tingkat atas yang tidak begitu ramai.

HeartBreaker ( Justin Bieber's Indonesian Love Story )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang