'Itu karena kau sahabatku, dan aku menyayangimu,' -Justin Bieber
"Justinn !!" Aku kembali tersentak, begitu juga dengan Juliet, dengan cepat aku menarik tanganku yang sebelumnya berada di dagu Juliet, lalu aku menoleh kearah sumber suara, dan ternyata itu adalah ...Julia.
"Apa yang kau lakukan disini Justin?" Tanya nya dengan suara manja yang terdengar jelas dalam nada suaranya, kulihat Juliet menunduk. Entahlah, mungkin ia merasa bersalah karena berdekatan dengan kekasih kembarannya sendiri. Julia memeluk tangan kananku. Manja.
"Aku hanya ingin meminjam buku PR Juliet ...Seperti biasanya," Ujarku Cepat. Singkat. Jelas. Astaga, mengapa hatiku lebih memilih ku untuk berbicara dengan Juliet dari pada dengan Julia? Hufftt.
"Lebih baik kau meminjam buku PR ku, lagipula tulisanku lebih rapih dari pada tulisannya, ayo Just." Apa apaan! Menghina kembarannya sendiri di depanku? Astaga, tentu saja aku lebih memilih untuk meminjam buku PR Juliet, dan tulisan Juliet tentu lebih bagus daripada tulisan Julia. Well, aku pernah melihat tulisan Julia saat Mr. Sam menitipkan buku Sejarah Julia padaku.
Aku mendengus.
"Julia, lebih baik kau pergi ke kelas sekarang, aku tetap akan meminjam buku PR Juliet, aku lebih terbiasa dengan tulisannya, lagipula aku dan Juliet juga hanya sekedar Sahabat." Persetan dengan kata Sahabat! Mengapa Juliet harus menjadi Sahabatku? Aku bahkan lebih memilih Juliet menjadi Pacarku dari pada menjadi Sahabatku! Dan tentu saja aku lebih memilih meminjam buku Juliet daripada Julia! Mengapa aku jadi emosional begini? Astaga.
Kulihat Julia mendengus kesal, lalu ia berlalu pergi begitu saja. Juliet masih menundukan wajahnya, aku kembali menarik dagu nya agar mata nya dapat menatap mataku, namun ia justru memejamkan matanya. Ada apa dengannya?
"Ada apa denganmu Juliet?" Tanyaku dengan masih terus mengangkat wajahnya dengan ibu jari serta telunjukku. Perlahan ia mulai membuka matanya, dan ini dia mata Biru Laut indahnya. Tatapannya jatuh tepat di mataku, lalu ia menunduk lagi. Astaga, ada apa dengannya?
"Aku tidak apa-apa Just, kau masih ingin meminjam buku PR ku ?"
"Tentu saja," Dan dengan cepat Juliet mengambil buku PR nya yang berada di dalam tas punggungnya, lalu mengulurkan tangannya padaku, aku mengambil buku tersebut dari tangan Juliet, dengan terburu-buru aku mengambil bulpen dari dalam tasku, mungkin aku terlalu ceroboh hingga akhirnya bulpen yang ku pegang jatuh ke lantai, aku menunduk untuk mengambilnya berbarengan dengan Juliet yang juga ikut menunduk entah untuk apa, dan sedetik kemudian tanganku meniban tanganya yang sedang ingin meraih bulpen ku, aku mendongakkan kepalaku.
Mataku langsung bertemu dengan mata nya, aku kembali terpaku akibat keindahan mata nya, mata biru nya, mata biru lautnya, yang terlihat sangat indah ketika kau menatapnya. Kami terpaku satu sama lain, hingga akhirnya aku tersentak mendengar deheman seseorang di belakangku. Niall.
"Apa yang kalian berdua lakukan disini ?" Tanya nya sambil memandang aku dan Juliet secara bergantian.
"Kami hanya..." Aku dan Juliet menjawab berbarengan, membuatku dan Juliet sama-sama menghentikan ucapan kami. Kulihat Niall terkekeh dan aku mendengus.
"Kalian hanya apa, huh? Bermesraan di belakang Julia ?" Dua jitakan sekaligus dariku dan Juliet mendarat di kepala Niall, membuatnya meringis kesakitan. Apa apaan! Aku tidak bermesraan di belakang Julia! Aku hanya ...entahlah, mungkin Niall benar, hanya saja aku tidak memiliki niat untuk bermesraan dengan Juliet di belakang Julia, lagi pula aku juga tidak ingin menyakiti perasaan Julia.
"Jaga ucapan mu, idiot!" Juliet mendecak kesal, lalu mengerucutkan bibirnya, ia benar-benar lucu ketika sedang kesal.
"Hey! Aku tidak idiot! Seharusnya aku tidak meminjamkan pundakku saat kemarin kau menangis tanpa henti," Deg, menangis tanpa henti? Juliet menangis tanpa henti dan aku tidak ada di sisi nya? Astaga, apa dia menangis karena aku berpacaran dengan Julia? Aku memang sempat melihat nya menangis sesaat setelah aku menembak Julia, namun apakah....
KAMU SEDANG MEMBACA
HeartBreaker ( Justin Bieber's Indonesian Love Story )
FanfictionGue suka sama dia. Gue sayang sama dia. Bahkan, gue cinta sama dia. Tapi sayang, kita cuman sahabat. *** Gue terkadang merasa ga adil. Karena kembaran gue bebas melakukan apa aja. Sedangkan gue selalu dituntut untuk jadi anak baik, pinter dan nurut...