Give me Juliet, and Jared will remain alive. I'll be at Central Park tomorrow on 7 AM. -Charlie Rowe.
“Maafkan aku, untuk yang tadi siang,” Ujarku tepat setelah Juliet masuk ke dalam rumah, kurasa ia diantar oleh Justin, aku tahu itu karena aku melihat mobil milik Justin tadi.
“Kurasa kau tak perlu minta maaf, aku mengerti.”
“Terima kasih.”
-Juliet Gilmore's Point Of View-
Well, setelah kejadian di sekolah tadi aku dan Julia menjadi makin dekat, entah apa yang membuatnya berubah dari sosok yang malas belajar menjadi sosok yang semangat belajar, bahkan kini ia mengajakku belajar bersama, itu aneh. Menurutku. Baru sekitar 20 menit aku belajar bersama Julia, tiba-tiba pekikkan kencang masuk ke dalam gendang telingaku, itu suara Ibu ku, dan ia meneriakkan nama Adik laki-laki ku. Jared.
Mendengar pekikkan kencang itu membuat aku dan Julia saling bertatap selama beberapa detik. Lalu...
“Jared!” Ujarku dan Julia bersamaan, aku langsung bangkit dari dudukku lalu berlari ke lantai bawah -Karena kamarku berada di lantai 2- diikuti dengan Julia yang berada di belakangku. Baru saja aku sampai di anak tangga terakhir tiba-tiba aku membeku di tempat. Julia kini berada di sampingku, nafasku dan nafasnya tak beraturan, pandanganku yang tadinya terpaku pada pintu kaca pembatas antara halaman belakang rumah dengan bagian dalam rumah kini berpaling kearah Ibu ku yang sedang menangis di sisi sebelah kanan sofa yang jaraknya tidak begitu jauh dengan pintu kaca tersebut.
Aku berjalan kearahnya, lantas memeluknya, berusaha sekuat mungkin untuk menenangkannya sedangkan Julia berjalan kearah pintu kaca itu, pintu kaca itu tidak sedang dalam keadaan bersih seperti saat terakhir kali aku melihatnya, yaitu sekitar 25 menit yang lalu. Aku menyusul Julia ke depan pintu kaca tersebut, ada noda merah yang membentuk sederetan kata-kata mengancam yang berhubungan dengan Jared. Adik laki-lakiku. Aku mencolek sedikit noda merah itu, lalu mendekatkan kehidungku untuk mencium bau nya, dugaanku benar, noda merah itu adalah ...darah.
Kalimat yang tertulis di pintu kaca menggunakan darah itu bertuliskan ‘Give me Juliet, and Jared will remain alive. I'll be at Central Park tomorrow on 7 AM.’ Kenapa harus aku? Kenapa bukan Julia? Apa yang ‘Dia’ mau dariku? Dan, siapa ‘Dia’? Ya Tuhan.
Apa mungkin aku memang harus menemuinya? Itu semua pasti karena diriku, aku yang menyebabkan Jared diculik. Kurasa aku memang harus pergi ke tempat ia maksud, Central Park. Tidak begitu jauh dari rumahku, hanya sekitar 3 blok. Ya! Aku harus kesana! Aku harus memberikan apa yang ia mau, agar Jared tetap hidup! Dia memang adik laki-laki ku yang menyebalkan, namun dia tetap adikku, dan aku menyayanginya.
“Jangan ikuti ke mauannya Juliet, aku tahu apa yang ada dipikiranmu,” Ujar Julia tiba-tiba, membuatku menoleh kerahnya.
“Bagaimana dengan Jared?”
“Biarkan aku yang menghampirinya, kita kembar, dia tidak akan menyadarinya,”
“Kau gila, bagaimana jika ia melihat matamu?” Aku meninggikan suaraku. “Warna mata kita berbeda kau ingat?”
“Dia berada di Central Park pada pagi hari, warna mataku tak akan terlihat jelas olehnya!”
KAMU SEDANG MEMBACA
HeartBreaker ( Justin Bieber's Indonesian Love Story )
FanfictionGue suka sama dia. Gue sayang sama dia. Bahkan, gue cinta sama dia. Tapi sayang, kita cuman sahabat. *** Gue terkadang merasa ga adil. Karena kembaran gue bebas melakukan apa aja. Sedangkan gue selalu dituntut untuk jadi anak baik, pinter dan nurut...