the queen

198 17 0
                                    

R-POV

Aku berlari-lari dari pelabuhan berharap dapat menemukan Merida sebelum ia sampai.

Setelah munculnya naga api di langit, suasana kota menjadi tidak keruan. Orang-orang  awalnya merunduk ketakutan, lalu bertepuk tangan kegirangan. Di tengah keramaian itu, aku kehilangan para viking. Mataku tidak lagi melihat baik Hiccup ataupun viking lainnya, yang tadi singgah hanya untuk mengambil Jack Frost. Sepertinya mereka sudah mendapatkan apa yang mereka mau.

Aku lalu pergi mencari Eugene, Anna dan Elsa. Para penjaga kota juga ke sana kemari mencari para viking.

"Rapunzel! Kau lihat petasan tadi? Keren sekali! Aku tak pernah melihat petasan seperti itu di Arendelle."  Anna menemukanku lebih dulu. Di belakangnya, Eugene mengekor.

"Anna, Elsa di mana?" tanyaku berusaha bersikap normal.

"Oh, Elsa baru saja kembali ke pelabuhan. Ia tidak begitu menyukai keramaian. Aneh, ya? Aku sampai harus membujuknya tadi untuk ikut ke sini. Tapi dia berterima kasih padaku tadi, katanya malam ini—"

"Oh! Okay.. Terima kasih, Anna!" kataku terburu-buru memutuskan ocehan Anna.

"Kau baik-baik saja, Punz?" tanya Eugene.

"Uh, ya! Tentu saja! Kenapa tidak? hehehe" selagi melantur cemas, aku pergi menjauh dari mereka dan kembali mencari Merida.

Aku berbalik, ketika Elsa datang ke arah kami. "ANNA! "

Ia lari dan langsung memeluk Anna. Ia membenamkan seluruh wajahnya di pundak kecil adiknya, samar-samar ku dengar ia tersedu. "Dia sudah tidak ada, Anna. Dia pergi.."

"Bagaimana aku bisa menyelematkan mereka sekarang?"

Aku berhenti dan mendekati kedua sepupuku. "Elsa, jangan menangis. Pelan-pelan saja, okay?"

"Semuanya akan baik saja." Lambat-lambat ku elus pundaknya, seakan aku juga menenangkan diriku sendiri."Jadi, siapa si 'dia' ini? Kau harus menyelematkan siapa?"

~~~

M-POV

Setelah pertukaran mengecewakan itu aku berjalan kembali ke pelabuhan diiringi penjaga yang terlalu banyak. Mereka bahkan bukan orang-orang ku, sebagian besar merupakan pasukan Arendelle.

Sebelum aku sampai di tempat kapal-kapal kami berlabuh, Rapunzel sudah lebih dulu menghampiriku.

"Rapunzel! Aku melakukanya! Semuanya sudah selesai sekarang." Aku memberitahunya, berusaha terlihat puas.

Begitu mendekat, aku melihat bahwa wajah Rapunzel pucat dan berita dariku sama sekali tidak membuatnya lega.

Aku turun dari Angus dan mengikuti Rapunzel yang berjalan di depanku membisu.

"Kau tak apa, Punz?" tanyaku. "Apa ada yang salah."

"Oh, Merida. Kita—eh, Kau.. aku tak tahu apa yang harus kita lakukan sekarang.- Astaga ini parah, parah.." Rapunzel bergumam dan melantur, hingga aku tak mengerti sepatah kata pun.

"Kau bilang apa, sih? Bicaralah lebih jelas!" tegurku agak terlalu keras.

Rapunzel berhenti. Aku pun tersadar, sedari tadi Rapunzel memimpinku memasuki kabin kapten kapal Arendelle.

Ruang itu cukup mewah untuk sebuah kabin. Banyak perabot dari segala ukir-ukiran. Lebih banyak warna dalama satu kamar itu dibanding satu kapal DunBroch. Tetapi suasana saat itu jauh dari ceria, bahkan bisa dikatakan dingin.

Eugene dan Anna berdiri sedemikian rupa seperti memang sudah menantikan kami. Sedangkan Elsa berdiri menghadap jendela kaca ke arah lautan, kedua tangannya bertumpu pada tepian meja di dekatnya.

Untuk beberapa detik yang panjang, tak satu kata pun atau hembusan napas keluar dari mulut kami. Entah mengapa, ketegangan itu juga menghinggapi ku walaupun aku tak mengerti masalah apa yang sedang kami hadapi.

"Merida, " Elsa memulai dengan mantap.

Aku tahu Elsa seorang ratu, dan aku mengerti seberapa tegas seorang ratu harus menjadiTapi sesuatu dalam ketegasan Elsa membuatku merinding, ia membuatku agak takut. Padahal aku pernah menghadapi ibuku, sang ratu, sebagai beruang buas.

"Merida, Apa yang telah kau lakukan pada Jack Frost?" tanya Elsa, membalikkan tubuhnya menghadapku.

Hembusan angin dingin menerpa wajahku ketika nama Jack disebut. Ku perhatikan wajah Elsa memerah, dan bekas tumpuan tangannya, terbentuk di tepian meja, dengan kristal-kristal es.

"Merida, di mana Jack Frost?"

a tale of miraclesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang