faith, trust, and Jack Frost!

215 18 0
                                    

J-POV

Angin berputar mendekat. Salju dan tanah dan ranting-ranting pohon terhisap ke dalamnya. Sebentar lagi, mungkin juga Astrid.

"AAHHHH!"

Baru beberapa jam aku mengenalnya. Tapi teriakan Astrid sudah sangat kukenal. Teriakannya yang nyaring, mencekat, falsetto​, tidak ada merdu-merdunya terlalu kukenal.

Whooosh..

Sekelabat warna hitam meluncur ke arah Astrid dan menangkapnya.

Hiccup memindahkan Astrid ke tempat aman dan langsung kembali kepadaku.

"Jack! Aku rasa cukup." ujarnya tegas.

Seketika kuhentikan angin puting itu. Aku meluncur ke hadapan Astrid dan menunggu reaksinya.

Astrid terlihat pucat dan... Ia memuntahiku.

Muntahannya  menembus tubuhku begitu saja. Aku rasa ia masih belum memerpecayaiku. Aku tak tahu apakah itu berarti bagus atau tidak.

"Hiccup, ini tidak berguna!" Ia mencoba berdiri, namun hampir jatuh sebelum ditopang Fishlegs.

"Ya kita kehabisan waktu." timpal Fishlegs.

Hiccup berjalan ke arah kami.

"Ia masih belum bisa melihatku!" rengekku. "Padahal sudah banyak hal keren kulakukan!"

Percayalah aku telah mencoba semuanya.

Melemparinya dengan bola salju, membuat patung salju seksi berbentuk Jack Frost, membuat istana dari es, sambil bernyanyi!

Tapi si cewek pirang itu masih tak dapat melihatku atau mendengarku.
Padahal, percayalah, penampilanku 10/10.

"Maaf, Jack. Tapi kita perlu melanjutkan perjalanan walau Astrid tak dapat melihatmu." Hiccup memutuskan. "Kita perlu menyelematkan Berk. Kau perlu menghentikan badai salju itu."

"Bung, harus berapa kali kubilang?" aku tidak percaya ini. "Badai salju di Berk bukan ulahku. Aku tidak bisa menghentikannya!"

Angin keras masih berhembus.

"Well, kau satu-satunya harapan kami. Kau harus mencoba!" bentak Hiccup.

Kini kita memang saling berteriak. Kalau tidak suara kita akan tertelan angin.

"Snotlout!" panggil Hiccup.

Sebelum aku dapat menyadarinya, tali terkutuk itu sudah mengalungi leherku kembali.

"Tidak! Hiccup! Dengarkan aku! Kau perlu -kau perlu aku bebas!" Aku berusaha berbicara lagi.

Tapi Hiccup tidak mendengar. Ia sedang membantu Astrid menaiki naganya.

Satu bola salju terlihat menghantam kepala Astrid.

"BISAKAH KAU MELIHAT JACK FROST SEKARANG?" tanya salah seorang si kembar berkelakar.

"DIAMLAH TUFF!" bentak Astrid.

Angin itu tidak keruan. Aku pun sudah bisu tak tahu harus berbuat apa.

Snotlout membawaku ke punggung Toothless. Mengikatku kuat agar tidak terjatuh saat lepas landas. Lalu ia pergi ke naganya sendiri, yang berwarna merah dan besar.

Tak lama Hiccup datang menunggangi Toothless.

"HIC-" Aku berusaha mengalahkan suara angin.

"TENANGLAH, JACK. SETIDAKNYA HINGGA KITA SAMPAI BERK
" ujar Hiccup.

Kalau kita sampai Berk,  batinku.

Lalu kami mengangkasa.

--

a tale of miraclesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang