New Light

1.7K 82 9
                                    

New Light

Pair: sasusaku, naruhina, itazumi, saiino, nejiten, shikatema

Rated: T+

Sumarry: Tempat yang indah, menawan, penting, dan sering dikunjungi orang sekalipun pasti memiliki sisi gelap, dan pasti ada suatu cara untuk menerangkannya..
Lantas, siapakah yang mampu menjadi cahaya baru sebagai pengganti yang telah pergi?

Dan apakah cahaya yang dimaksud disini?

-------------------------------------------

TENG
TENG
TENG

"Para siswa-siswi ku yang sangat ku cintai dan ku banggakan..
Marilah kita sambut para senior kalian yang sebentar lagi akan menjadi Alumni dari sekolah ini..
Sebagai pembukaan, mari kita sambut perwakilan siswa-siswi kebanggaan SMA Konoha yang meraih nilai ujian tertinggi tahun ini, untuk membacakan pidatonya.." Buka sang kepala sekolah dengan antusias.

"INILAH DIA..
UCHIHA ITACHI BESERTA UCHIHA IZUMI!!"

     Kedua sosok manusia yang merasa namanya terpanggil itu pun melangkah menaiki podium dengan gaya masing-masing. Si pria yang memang selalu tenang berjalan dengan santainya, serta si wanita yang sering tidak percaya diri sibuk menundukkan kepala mengikuti langkah pria didepannya.

"Itachi-kun.." Bisiknya, yang ia pastikan hanya telinga tak normal Itachi lah satu-satunya yang dapat mendengar suaranya.

"Hn?"

"A-aku gugup."

"Tunjukkan sikap Uchiha-mu. Jangan menunduk." Perintahnya.

"Eh? H-ha'i."

     Dengan ragu gadis Uchiha yang hampir matang itu mendongakkan kepalanya, mengadahkan pandangan lurus kedepan, persis seperti sahabatnya.

"Wah keluarga Uchiha memang keren ya.."

"Izumi-senpai cantik sekali!"

"Apa Itachi-senpai masih jomblo?"

"Hei teman-teman, ku sarankan kalian menghindar saja dari kedua senior kita itu."

"Eh tapi kenapa? Mereka kan orang hebat, memegang kunci perekonomian Jepang dengan berbagai cabang perusahaan yang tersebar." Tanya teman di sebelahnya penasaran.

"Uchiha itu sangat aneh, kuharap kalian berhati-hati."

     Telinga pria Jenius itu memanas mendengar ucapan-ucapan yang menganggap keluarga Uchiha remeh itu.

'Aneh dari mana?' Pria itu melangkah tidak fokus sembari memikirkan kicauan para Kouhai-nya.

     Gadis bersurai coklat gelap memandangnya lekat dari belakang. Ia paham apa yang sedang teman 'spesial'nya itu pikirkan. Izumi hanya tak habis fikir, tumben sekali Itachi memikirkan suara-suara tidak penting itu. Mereka tentulah orang-orang yang iri dengan kesuksesan Uchiha.

"Itachi-kun, jangan dipikirkan. Dan sebaiknya cepatlah sedikit jalannya, kita bukan sedang casting jadi model!" Gerutu gadis bersurai panjang itu.

"Iya gomen."

-oOo-

"Para kerabat saya serta guru yang saya cintai.. Saya dan rekan saya, Izumi.. Akan mewakili ucapan rasa syukur dari rekan-rekan seperjuangan kami.." Itachi sedikit terbatuk mengucapkan kata 'cinta'.

"Tiga tahun, waktu yang terasa sangat lama saat dijalani, namun terlihat sangat cepat ketika sudah ditinggalkan.."

"Begitu banyak kenangan yang kami dapat.. Baik itu positif, maupun negatif..
Namun kenangan tetaplah kenangan.."

"Terimakasih untuk para Sensei disini yang tidak bosan mendidik kami yang terkadang kurang ajar." Ucap Itachi sembari melirik sahabat sepergaulannya, Pain, yang sedang memberikan deathglare terbaik miliknya.

"Kami tahu pasti Sensei lelah melihat kami yang setiap harinya membicarakan masalah cinta, memikirkan cinta, berduaan dengan cinta, bahkan bercinta disekolah.." Ucap Itachi polos yang membuat Izumi tertohok salah tingkah pada kata 'berduaan dengan cinta'.

     Seantero SMA Konoha pun tahu kepada siapa hati Uchiha manis itu berlabuh. Mereka selalu terlihat bersama, walaupun nyatanya sang pangeran idola tak pernah menjawab pernyataannya.

"Kami tak bisa berkata banyak selain bersyukur, meminta-maaf, dan berterimakasih..
Kami harap kalian semua dapat hadir di acara pentas seni terakhir angkatan kami..
Dan semoga, sekolah favorit ini cepat mendapatkan cahaya baru pengganti kami." Tutup Itachi sembari memberikan penekanan pada kata 'cahaya baru' dan 'kami'.

     Memang tak banyak murid yang tahu soal sejarah wilayah yang kini mereka diami sebagai sarana menuntut ilmu, terkecuali sekelompok manusia yang sedang mendengarkan pidato salah satu Uchiha itu dari sudut belakang.

"Bagaimana ini? Tahun pelajaran Itachi-nii, Izumi-nee, serta para anggota Akatsuki akan berakhir sebentar lagi?" Tanya seorang pria berambut jabrik.

"Jangan terlalu dipikirkan." Jawab sang ketua dengan nada datarnya seperti biasa, walaupun bermaksud menenangkan.

"Kau selalu saja begitu, Sasuke." Timpal seorang pria berambut klimis yang selalu tersenyum sepanjang hari.

"Hentikan senyumanmu itu, Sai. Sungguh itu menjijikkan." Ledek pria berambut nanas yang sedang menguap menahan kantuk. Tentu saja ia tahan, daripada nantinya ia terkena bogem mentah dari si bungsu Uchiha.

"Kurasa memang ada benarnya perkataan Sasuke, lagi pula kita masih punya seorang Uchiha disini, jadi tidak perlu terlalu khawatir masalah itu." Gumam Sai yang mengabaikan perkataan Shikamaru.

"Tapi kita butuh dua Uchiha disini kan?" Tanya pria bermanik lavender yang bersurai panjang nan indah layaknya model iklan shampoo.

"Sudah kalian ini ribut sekali, nanti kita adakan pertemuan dengan para cahaya yang masih ada." Balas sang Ketua dengan tenang dan lalu meninggalkan sekawanannya tanpa berpamitan. Mereka yang paham akan tingkah leadernya itu pun hanya menurut dan mengekor.

"Nah Izumi, apa ada yang ingin kau sampaikan?" Tanya Itachi setelah selesai membaca pidato gaje-nya.

"Ada." Secepat angin berhembus, kini kedua makhluk Uchiha itu sudah bertukar posisi. Izumi berada tepat di depan mikrofon.

"Untuk para Kouhai-ku yang baik dan cerdas..
Bolehkah aku bertanya?" Buka Izumi ramah.

"Tentu senpai!" Para murid laki-laki bersemangat menjawab.

"Ada masalah apa kalian dengan keluarga Uchiha? Jikalau bermasalah berbicaralah langsung di hadapan kami, jangan hanya mengumpat dibelakang.. Kalian membuat dia kesal!" Gerutu gadis itu sembari melirik pria di samping nya yang sedang menahan malu.

"Apa kau kesal karena peraih nilai tertinggi semuanya berasal dari Uchiha?
Aku hanya ingin menyampaikan bahwa jika kau iri, maka berusahalah untuk melampaui kami..
Kecerdasan kami bukan karena keturunan. Bukannya sombong, nama Uchiha tidak akan ada apa-apanya jika kami para pemegangnya tidak bertanggung jawab dan berusaha keras!"

"Sekian dan terimakasih."

     Hening. Itulah yang terjadi. Kepala sekolah pun dibuat melongo karena kaget oleh pidato Izumi yang terkesan menyindir.
     Para gadis yang sempat mencaci Uchiha pun terdiam dan tertunduk malu. Merasa tidak enak hati karena omongan mereka sampai di bahas di atas podium seluas itu. Sungguh memalukan!

"K-kau..." Itachi berkata terbata-bata untuk yang pertama kalinya ketika turun dari podium. Izumi hanya tersenyum menanti perkataan selanjutnya.

"Terimakasih." Sambungnya tulus. Terlihat bibirnya sedikit tertarik ke atas, membentuk sebuah senyuman tipis. Yang membuat Izumi merasa menjadi gadis terberuntung di dunia, yang dapat melihat Itachi tersenyum tepat di hadapannya.

"Tidak masalah, Itachi-kun."

-oOo-
Bersambung~
Ditunggu vote dan reviewnya yaa, Minna-san!💞
Berhubung saya pengen tau apakah peminat cerita ini banyak, jadi kalau vote nya udah 20 baru saya next!

Salam sayang,
Selingkuhan Uchiha Itachi

New LightWhere stories live. Discover now