Part 22

578 57 14
                                    

New Light
Part 22

.
.
.

"Dan jika takdirmu adalah aku, maka sejauh apapun kamu, pasti akan selalu kembali dalam rengkuhanku" -Uchiha Izumi

.

     Mereka kembali dari dimensi sang iblis dengan raut wajah yang tak terdefinisi. Tak terkecuali sang pemeran utama, Uchiha Itachi. Pria itu sibuk melamunkan perkataan Kaguya, yang sejujurnya ia benar-benar tak mengerti maksudnya.

     Dirinya baru saja tersadar, bahwa sudah beberapa hari ia tidak memikirkan Hinata, melainkan hanya mencari seribu satu cara untuk mengembalikan Izumi. Entah mengapa, hatinya sama sekali tidak terbebani dengan perasaannya kepada Hinata. Tapi ia malah merasa sangat bersalah dengan sahabat kecilnya itu.

"Itachi, sebaiknya kau makan saja dulu." Teguran Konan membuyarkan lamunannya.

"Hn, terima kasih." Jawab pria itu datar.

     Sudah seminggu tepatnya dua kakak beradik Uchiha tidak pulang ke rumah. Selepas kembali dari dimensi Kaguya, keduanya memutuskan untuk menenangkan diri di kediaman kerabat. Sasuke berada di rumah Naruto, sementara Itachi di markas akatsuki, dengan Shisui yang sesekali datang mengunjungi.

"Moshi-moshi." Shisui mengangkat telepon dari ponselnya yang baru saja berdering.

"Bagaimana keadaan Nii-san?"

"Sudah seminggu ia tidak selera makan. Aku tak tahu apa yang asik dia renungkan."

"Apakah dia berada di ruangannya seharian?"

"Begitulah."

"Aku akan menjenguknya sepulang sekolah nanti. Di tempat biasa, kan?"

"Hn."

     Seketika sambungan telepon terputus. Sasuke hanya menghela nafas dengan sangat berat. Memikirkan bagaimana cara mengembalikan kakaknya ke keadaan sebelumnya.

'Kenapa semua jadi terasa begitu rumit?'

.

"AKHH!!" Jeritan menderita yang terdengar cukup nyaring serasa menyayat hati siapapun manusia yang mendengarnya.

Sayangnya, makhluk itu bukanlah manusia.

"Sudah tidak punya apa-apa begitu masih sombong melawanku? Cih, pangeranmu saja tidak bisa diharapkan. Mengapa tidak menyerah saja?" Ujar makhluk itu.

"A..aku tidak perlu mengandalkannya kan?" Gadis itu terengah-engah sembari memegang sebelah tangannya yang kesakitan. Sepertinya tulangnya remuk saat terpental tadi.

"Kau sombong sekali, nak. Dengan pangeranmu pun kau masih kewelahan, apa lagi jika tanpa dirinya?"

"Tak perlu kau terus-terusan menyinggung nama nya seperti itu! Semua kode yang kau lancarkan itu sia-sia, kau tahu! Dia itu sangat amat mencintai Hyuuga Hinata dan aku menghargai hal itu!" Pertahanan Izumi mulai luntur. Tak kuasa menanggung beban sendirian.

'Nah itulah kebodohanmu' Batin Kaguya sembari menyeringai.

.

TENG TONG TENG TONG

     Bel sekolah imajiner ala-ala author telah berbunyi. Seluruh murid bersorak sorai tanda telah berakhirnya kegiatan belajar yang menyiksa diri.

     Pria itu sesegeranya merapihkan tas dan segala benda lainnya agar bisa menepati janjinya pada sang kakak sepupu.

     Ia ingin bermiris hati menghadapi kakaknya yang sudah seperti makhluk mati.

"Oi ayam, tumben buru-buru?" Sapa Sakura yang masih bersantai sembari memainkan ponsel nya.

"Ada janji." Sahut bungsu Uchiha itu.

"Oh! Akhirnya ada gadis yang mau berkencan dengan tembok?!" Gadis bersurai pink itu bersorak kegirangan. Entah menyelamati temannya atau menghina.

"Percintaan tidak penting untukku, jidat." Sahut Sasuke sebelum ia keluar dari kelas.

"DASAR AYAM KURANG AJAR."

.

     Hari mulai sore. Tidak ada sedikit pun aura kebahagiaan yang terpancar pada tempat itu. Sang ketua masih asik bermuram durja sementara pengikutnya sedang kebingungan ingin berbuat apa.

"Oi keriput, berbicaralah."

"Mau mati ya?"

      Dengan nada bicara sedingin eskrim dungdung, tidak ada lagi yang berani untuk berusaha berbicara dengan Itachi-

"Wah boleh tuh." -kecuali sepupu tersayangnya, Uchiha Shisui yang sedari tadi sibuk mengusik ketenangannya itu.

.

TOK
TOK
TOK

     Terdengar suara ketukan pintu dengan tempo sedang. Membuat seisi ruangan mengalihkan atensi nya ke arah pintu, kecuali si sulung Uchiha yang masih asik melamun.

"Oh Sasuke! Ku kira kau tidak jadi ke sini." Sapa Shisui hangat yang hanya dibalas dengan senyum tipis.

"Gomen Sasuke, suasana di sini agak sedikit aneh ya?" Tanya Nagato yang rupanya sedari tadi mengamati gerak-gerik Sasuke.

"Hn."

"Kami benar-benar tidak bisa mencairkan suasana." Sambung Konan.

"Sebenarnya aku tahu apa yang dipikirkannya."

"Benarkah?" Seluruh mata menatap penuh harap.

"Masalah yang cukup sederhana, tapi membuat kalian kesusahan seperti ini."

     Seisi ruangan, minus Itachi.. Menunggu inti dari kalimat Sasuke yang bisa dibilang cukup bertele-tele.

"Saat ini hatinya sedang bimbang di antara dua gadis, seorang gadis yang sangat dicintainya atau seorang gadis yang sangat mencintainya."

KRIK
KRIK
KRIK

     Keadaan hening seketika. Sesosok yang dikhawatirkan ternyata hanya mengalami sindrom ABG biasa.

"TEMEEEE!!!!" Teman-temannya dengan sangat ikhlas, ridho, dan rela menimpuki kepala Itachi dengan bantal sofa yang ada di sekitar mereka, sementara Sasuke hanya menoleh bingung, merasa jiwanya terpanggil.

"BOSEN HIDUP YA KALIAN SEMUA?!" Pekik Itachi sembari berusaha keluar dari kerumunan yang berusaha membunuhnya.

     Dalam hati Sasuke senang, melihat kakaknya perlahan kembali seperti biasanya. Seorang kakak alay yang hobi konser (baca : teriak-teriak).

'Saa, Nii-san.. Bagaimana dengan pilihanmu?'

-oOo-
Bersambung~

Ditunggu vomment nya yaa, Minna-san!💞💞

Maaf kalo part kali ini kurang bagus, kependekan, dan kelamaan update nya🙏🏻

Yayımlanan bölümlerin sonuna geldiniz.

⏰ Son güncelleme: Oct 09, 2017 ⏰

Yeni bölümlerden haberdar olmak için bu hikayeyi Kütüphanenize ekleyin!

New LightHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin