Part 17

529 39 13
                                    


"Hei gadis malang, lihatlah orang-orang itu.. Mereka sibuk mencarimu sedari tadi.." Seorang wanita dengan wujud menyeramkan memegang paksa wajah gadis bersurai coklat itu untuk menghadap ke arah bola ramalan milik wanita misterius itu.

"Aku perintahkan kepadamu untuk tidak mengganggu keluargaku!" Pekik gadis itu, yang selanjutnya ia sesak nafas karna wajahnya di bekap oleh tangan besar dengan kuku yang runcing dan panjang.

"Kau manis sekali, nak... Aku senang, sungguh suatu kehormatan bagiku untuk dapat melihat para Uchiha yang sedang tersiksa.. Anggap saja ini permulaan, oke?" Seringai wanita misterius itu.

'Kuso! Apa yang bisa kulakukan saat ini?!' Gadis itu hanya bisa membatin panik.

.
.
.

-oOo-

New Light
Part 17

.
.
.

     Di hari yang cukup cerah itu, kelopak mata bulan milik seorang Hyuuga Hinata terbuka. Matanya menangkap cahaya pagi matahari yang menyehatkan. Ia malas terbangun, dirinya sedikit lelah karena pelatihan berlebihan yang diberikan ayahnya. Gadis itu masih ingin bersantai. Lagi pula hari itu adalah hari libur.

     Namun seketika ia ingat, bahwa ada suatu resep makanan yang sangat ingin dia praktekkan.

"Mending aku belanja bahan saja ke supermarket.. Mumpung libur, aku jadi bisa mencoba resep itu." Gadis itu bergumam sembari merapihkan kondisi tempat tidurnya.

TOK
TOK
TOK

     Sulung Hyuuga ini mendengar suara ketukan pintu di kamarnya. Gadis itu tidak merespon, melainkan hanya menoleh ke arah pintu kamarnya. Menunggu siapa yang akan masuk ke dalamnya.

"Onee-chan?" Sapa seseorang ketika pintunya terbuka.

"Ah kau, Hanabi." Hinata tersenyum lembut. Hati nya terasa hangat ketika mendengar sapaan dari suara merdu milik adiknya. Seorang gadis berambut coklat yang juga bermata bulan.

"Kau sudah bangun? Bagaimana tidurmu?" Ah, adiknya ini memang perhatian sekali.

"Nyenyak.. Sehingga membuatku terasa sedikit lebih segar pagi ini."

"Tou-san mengkhawatirkan mu semalaman, loh."

"Benarkah?" Manik bulan Hinata terlihat berbinar. Jarang sekali ayahnya melakukan hal-hal yang disebut dengan 'perhatian'.

"Ya.. Semalam, saat beberapa kali aku mondar-mandir untuk minum ataupun ke toilet, Tou-san terlihat masih duduk di sofa dan termenung." Hinata hanya tersenyum menanggapi omongan adiknya itu. Perasaannya sedikit berbunga-bunga.

     Calon penerus Hyuuga Corp itu memperhatikan sang kakak yang nampaknya sedang memilah pakaian di lemari dan sudah mengambil handuk.

"Kau mau kemana? Tumben mau mandi cepat sekali." Hanabi terlihat berfikir, pasalnya hari itu hari minggu, dimana kakak satu-satunya miliknya itu hobi sekali bersantai.

"Pergi ke supermarket. Apa kau mau ikut?" Tawar Hinata sebelum masuk ke dalam kamar mandi.

"Baiklah jika kau mengizinkan, aku akan turun ke bawah untuk sarapan." Tutur Hanabi yang telah beranjak dari kasur empuk milik Hinata.

"Kau sudah mandi?"

"Tentu, aku kan tidak seperti Nee-chan yang jorok."

"Kau jahat sekaliiiii imoutooo~"

"Memang, kau baru sadar?"

"Ngomong-ngomong, tidak usah sarapan. Kita makan di luar saja." Ucap Hinata yang lalu ia langsung masuk ke dalam kamar mandi.

New LightOù les histoires vivent. Découvrez maintenant