Part 4

767 60 26
                                    


KRINGG
KRINGG
KRINGG

     Bel berbunyi tiga kali dengan menggema cukup kencang di sepanjang lorong sekolah, tanda jam istirahat sudah di mulai. Sensei dengan rambut melawan arah gravitasi yang membosankan bagi murid kelas X A itu berjalan santai meninggalkan ruang kelas setelah memberi beberapa catatan PR.

"Huh kenapa setiap hari kita mendapat PR sebanyak ini sih? Kepalaku pusing mengerjakannya!" Protes seorang pemuda berambut blonde yang kini bersama teman-temannya sedang berkumpul di meja sang ketua. Gadis Haruno yang sepertinya membawa bekal itu sama sekali merasa tidak terganggu dengan kehadiran makhluk-makhluk aneh yang menghampiri teman sebangkunya.

"Salahmu sendiri, masuk kelas unggulan. Dan lagi aku heran mengapa kau diterima di kelas ini." Sindir pemuda dingin berambut emo yang membuat temannya itu membatin,'Sakitnya tuh disini bang.' Sambil meninju pelan hatinya sendiri.

"Aku berusaha belajar cukup keras untuk dapat di terima di kelas ini, Teme." Jawab Naruto kesal.

"Dan walaupun begitu, kau tetap menjadi anak dalam peringkat terakhir. Sama seperti saat SD dan SMP dulu." Tambah pria bersurai pantat ayam itu.

"Kuso, kau ini hobi sekali membongkar aib ku, Teme.. Kan aku jadi malu, ada Sakura-chan disebelahmu!!" Bentak Naruto yang kesal karena sudah dibuat malu oleh Sasuke di hadapan gadis pujaannya. Ya, pria berambut jabrik kuning itulah satu-satunya makhluk dalam sejarah yang berani beradu mulut dengan seorang Uchiha Sasuke. Tentu setelah orang tuanya dan Baka Aniki nya, Uchiha Itachi.

"Mendokusai no, bahkan Sakura tidak peduli akan keberadaanmu, Naruto." Tambah seorang pria berambut nanas yang sedang menguap sedari tadi.

"Sudahlah ayo kita ke kantin, aku lapar." Ungkap seorang pemuda yang berbadan sedikit tidak langsing.

"Hn dia benar, ayo." Putus sang ketua, sementara para sahabatnya hanya mengekor dibelakang.

.
.
.

"Hai Sakura-chan." Sapa seorang gadis bermata Indigo.

"Oh hai, Hinata-chan." Jawab Sakura ramah setelah menelan bento yang dimakannya.

"Tumben kau bawa bekal?" Tanya nya.

"Ah iya, aku sedang malas ke kantin."

"Oh baiklah, boleh kah aku duduk di sampingmu untuk memakan bekal?"

"Hmm.." Terlihat Sakura berfikir sebentar, dan dengan cepat ia mengangguk.
"Tentu, si pantat ayam itu sedang di kantin saat ini."

-oOo-

"Nee, Sakura-chan.. Bagaimana rasanya duduk dengan pangeran sekolah?" Tanya Hinata di sela-sela kegiatan makan mereka.

"Biasa saja, membosankan. Kau sendiri bagaimana rasanya duduk dengan pembuat ulah itu?"

"E-eto.." Hinata terlihat gugup, Sakura yang memang sangat polos menaikkan sebelah alisnya dan menatap gadis itu lekat. Bertanya lewat tatapan tentang apa yang terjadi dengannya.

"Aku tidak apa, Sakura-chan. Naruto-kun sangat menyenangkan! Dan dia tidak serusuh yang kalian pikirkan." Jawab Hinata yang tanpa sadar memancarkan senyum tulusnya.
"Oh iya, perlu kau tahu bahwa sebenarnya Uchiha Sasuke tidak pernah seburuk yang ada di pikiranmu."

"Ah kau seper-" Belum selesai Sakura mengucap perkataannya, sebuah suara cempreng yang merusak gendang telinga memasuki pendengaran mereka.

"HINATA-CHANNN!!!!" Sapa seseorang pria sembari melambaikan tangan di depan pintu kelas mereka.

"E-eh? Itachi-senpai?" Tanya Hinata heran. Sebab, mengapa senpai nya sering sekali mengunjungi nya akhir-akhir ini. Sementara Sakura asik bergumam dalam hati,'Apakah tidak ada Uchiha yang waras?'

New LightNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ