Nahwa terbangun dari tidurnya. Tepat pukul 02.00 pagi.
"Sudah pukul 02.00 waktunya sholat tahajud"ucap Nahwa dalam hati.
Di lihatnya Zhahira, sang kakak yang tidur di sampingnya masih tertidur pulas. Ka Zha masih tidur. Nanti saja Nahwa bangunin, guman Nahwa.
Bergegas Nahwa menuju belakang rumahnya untuk mengambil air wudhu dan kembali ke kamarnya untuk melaksanakan sholat tahajud.Dengan khusyuk Nahwa melaksanakan sholatnya. Hatinya benar-benar berserah diri di hadapan Sang Khalik.
Rakaat demi rakaat Nahwa lakukan dengan sangat Khusyuk.
Bahkan di akhir rakaat di kala sujud, tanpa terasa air mata Nahwa menetes.Sebelumnya, perkenalkan Nahwa Az-zahra khanza muslimah namanya. Biasanya orang yang memanggilnya dengan nama Nahwa. Nahwa seorang gadis berusia 15 tahun yang lahir di tanah Palestina,Gaza. Yah, kota yang terkenal sebagai jajahan dari Israel yang tidak henti di rundungi duka. Nahwa anak ke tiga dari 4 bersaudara. Kakak pertamanya Azzam Furqon Al-kindi, biasa di panggil Azzam. Kakak kedua Nahwa bernama Zhahira Az-Zahra Muslimah biasany dipanggil Zha. Sedangkan, adik Nahwa bernama Farhan Nahwu Al-Kindi. Atau biasa di panggil Farhan. Nahwa pun tinggal bersama Abinya yang merupakan orang tua yang satu-satunya tersisa. Sedangkan, umi nahwa telah 3 bulan yang lalu meninggalkan Nahwa dan keluarganya.
Teringat kala itu, di saat Nahwa,umi,abi dan ketiga saudaranya tengah melaksanakan sholat zhuhur berjamaah tiba-tiba roket serangan israel itu menghantam ruang sholat di rumahnya. Nahwa, Abi, dan saudaranya berhasil menyelamatkan diri. Sedangkan, karena terlambat menyadari serangan itu, umi Nahwa wafat saat sang umi tengah khusyuk berdoa. Sejak saat itu, ruangan sholat Nahwa harus runtuh dan tidak dapat di renovasi karena memerlukan biaya. Sedangkan, sang abi yang hanya seorang pemecah batu masih tidak mampu mengumpulkan uang karena Gaza sedang dalam keadaan darurat akibat serangan yang tidak henti di luncurkan Zionis Israel menggunakan roket dan rudal yang siap menghantam bangunan bahkan nyawa sekalipun.
*****************
Nahwa tersadar dari kenangannya bersama uminya. Namun, dengan segera Nahwa segera mengkhusyukkan dirinya."Ya Allah, makasih sampai saat ini masih mengizinkan Nahwa untuk tetap bisa bertahan. Ya Allah, maafkan Nahwa jika sampai saat ini Nahwa belum bisa menjadi muslimah yang benar-benar umi dan abi harapkan. Nahwa belum bisa menjadi hafizah qur'an"
Nahwa terus melantunkan doanya. Airmatanya terus menetes.
Setelah selepas berdoa, Nahwa segera mengambil Al-Qur'an miliknya untuk melancarkan hapalan Al-qur'annya. Di bacanya dengan yakin bahwa ia akan mampu menyelesaikan setoran hapalannya nanti siang ke abinya.
"Nahwa! Zha! Ayo bangun sebentar lagi masuk waktu sholat subuh. Ayo bangun, abi dan bang Azzam tunggu ya."ucap kakak Nahwa dari balik pintu kamar. Nahwa segera bangkit dan meletakkan kembali Al-qur'annya.
"Ka Zha, sholat ka"ucap Nahwa dengan lembut.
"Iya de, kamu duluan saja temui abi dan ka Azzam. Kakak mau mengambil mukena dan berwudhu dulu" jawab ka Zha kepada Nahwa.
"Nahwa duluan ya ka"
Nahwa bergegas menemui abi dan kakak laki-lakinya.
"Abi, farhan ga ikut sholat?", tanya Nahwa mengenai adik laki-lakinya.
"Farhan tadi baru tidur pukul 12 tadi wa. Tadi farhan susah tidur, dia manggil umi terus"ucap abi dengan wajah sedih.
"Farhan pasti kangen umi bi,Nahwa juga kangen umi bi"ucap Nahwa dengan sedih.
Mata Nahwa benar-benar tidak mampu berbohong. Airmatanya tidak mampu di bendungnya lagi."Nahwa kok sedih. Memangnya Nahwa mau melihat umi sedih? Gak mau kan?"celetuk ka Zha yang tiba-tiba telah berada di samping Nahwa.
Nahwa memeluk kakaknya itu.
"Nahwa gak mau lihat umi sedih kak. Nahwa sayang umi. Umi pernah bilang, kalo Allah memberi hambanya ujian itu merupakan cara Allah agar kita selalu mengingat Allah"Zha tersenyum mendengar ucapan adiknya tersebut. Begitupun dengan Azzam dan Abi. Sangat tersentuh akan ucapan Nahwa.
"Abi, sudah waktunya sholat bi, Azzam adzan ya bi?"ucap Azzam kepada abi.
"Iya nak. Ayo kamu adzan"
Semenjak mushola dekat rumah Nahwa menjadi sasaran keganasan rudal isrel, masyarakat sekitar termasuk Nahwa harus sholat di rumah masing-masing. Zionis sama sekali tidak pandang bulu dalam serangan tidak manusiawi itu. Zionis israel sangat tidak menyukai jika di tanah Gaza banyak penduduk yang berminat tinggi untuk menjadi penghapal Al-qur'an.
Ka azzam melantunkan adzan. Suara kak Azzam sangat indah di dengar.bahkan selain itu, azzam merupakan seorang lelaki Gaza yang termasuk penghapal Al-qur'an dan sangat di idamkan oleh wanita Gaza.
Setelah adzan dan iqomat di kumandangakan, abi mengambil posisi sebagai imam.
Keluarga itu sangat khusyuk melaksanakan sholat. Rakaat demi rakaat di lakukan dengan tuma'ninah.Setelah salam di rakaat terakhir, di saat Nahwa dan keluarga tengah berdoa, suara dengungan keras terdengar dari luar rumah. Suara erangan dan teriakan silih berganti menyayat hati. Tangisan pun pecah.
"Abi, itu kenapa lagi bi? Nahwa takut ka"ucap nahwa sambil memeluk abinya yang belum selesai berdoa.
Ka azzam dan ka zha pun langsung mendekat pula ke arah abi.
"Bi, apa ada serangan israel lagi do luar bi? Kita harus menghindar bi, bagaimana kalo kita keluar dari rumah bi, cari tempat aman?"ucap azzam dengan bijak meski Azzam pun sangat khawatir.
Suara deguman keras dan rudal terdengar berulang kali.
"Abi gimana bi?"tambah Zha dengan wajah cemas.
Suara deguman keras kembali terdengar sangat keras seakan menghantam bangunan. Suara itu sangat keras seakan sangat dekat dengan letak keberadaan nahwa.
******************
KAMU SEDANG MEMBACA
Air Mata Gaza
RomantizmNahwa, seorang remaja palestina yang berjuang bersama keluarganya dengan terus mempertahanankan tanah kelahirannya Gaza agar tidak jatuh ketangan tentara zionis Israel. Cobaan yang terus menimpa Nahwa, tidak pernah menyurutkan semangatnya menjadi se...