03 : The Kisses

4.6K 340 29
                                    

Hola, Fourze disini^^
Maaf baru bisa update lagi, karena ada kendala eksternal *ahaha* intinya aku minta maaf ya :D

At least, happy reading :D

><><><

Kiseki POV

Naruto dan aku kali ini tengah mengemasi barang-barang dan bersiap untuk pulang. Jam dinding digital di salah satu sisi ruangan sudah menunjukan pukul 20:08. Shooting hari ini telah berakhir sekitar 15 menit yang lalu.

"Aku akan ke game arcede." Ujar Naruto.

Aku menoleh padanya. Tak mungkin aku mengelak permintaannya. "Baiklah. Tapi kau hanya punya waktu sampai jam sembilan." Mengingat, Minato-sama hanya megizinkan kami berada diluar rumah hingga jam 21:30.

"Itu sudah lebih dari cukup, dari pada tidak sama sekali." Naruto menyandang tas dan mendahului keluar ruangan.

Saat sampai diluar ruangan, kami pamit pada beberapa orang yang kami temui.

"Otsukaresama deshita." Ucapku pada Nagato-san saat berpapasan dengannya.

"Otsukare." Nagato-san balas tersenyum. Kemudian ia melihat ke arah Naruto yang berdiri dua langkah didepanku. Naruto hanya balas dengan membungkukkan sedikit badannya.
Haaah.. setidaknya tersenyumlah walau sedikit, Naruto. Yah, untuk saat ini aku hanya bisa mengeluh.

"Oh iya." Nagato-san kembali mengalihkan perhatianku. "Ini. Naskah untuk yang selanjutnya." Seakan tau kalau Naruto akan mengelak, Nagato-san memilih untuk memberikan naskah tersebut padaku.

"Ah, Terimakasih." Balasku. Aku melihat Naruto yang kembali membungkuk dan mulai melangkah menjauh. "Kalau begitu kami pamit dulu." Ucapku sambil membungkuk singkat, kemudian menyusul Naruto yang sudah berada jauh didepan.

---

Saat sampai di game arcade, Naruto langsung masuk dan menuju salah satu bagian game yang ada. Sedangkan aku yang biasanya juga ikut kedalam kerumunan orang dan bermain game, kini hanya duduk di salah satu bangku yang disediakan, sedang tidak mood untuk memainkan game apapun.

Aku mulai membaca naskah yang masih berada dalam genggaman tanganku. Hm, menarik. Mataku tak berhenti membaca kata demi kata hingga suara seseorang menginterupsi pendengaranku.

"Heh, ternyata hikikomori sepertimu juga bisa bermain di game arcade, ya?! Kupikir kau hanya mengurung diri dikamarmu." Itu suara Sasuke. Ia berdiri sekitar tiga langkah di samping kiri Naruto yang sedang berhadapan dengan gamenya.

"Hhuh??! Seharusnya aku yang bertanya seperti itu. Ternyata seseorang yang punya obsesi pada kesuksesan agar dibanggakan keluarganya, bisa juga bermain-main di game arcade, ya?!" Naruto yang tak mau kalah turut melemparkan tatapan menyindirnya.

"Kau tidak mengerti apapun. Lebih baik diam." Sasuke berkata dingin, merasa kalau Naruto tak pantas mengatakan apapun yang bahkan tidak diketahuinya.

"Begitu juga dirimu." Naruto juga menegaskan kalau Sasuke lebih baik tak bicara apapun mengenai dirinya.

Aku memerhatikan mereka diam-diam. Dugaanku benar bukan? Aku yakin. Hanya Sasuke yang bisa mengembalikan Naruto. Dan, hanya Naruto jawaban  yang dapat membuat Sasuke bertahan.

Mereka saling bertatap dalam keheningan untuk sementara. Lagi-lagi tatapan seperti itu, tatapan yang menunjukan kekosongan masing-masing jiwa mereka. Hingga akhirnya mereka memutus kontak mata tersebut dan saling menjauh.

Aku hanya perlu memanfaatkan mereka, agar mereka dapat kembali.

Aku kembali pura-pura membaca naskah, pura-pura tidak mengetahui apa-apa saat tahu Naruto mendekat.

All AboutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang