06 : Nevereverland

3.4K 284 15
                                    

Kiseki POV

Aku berjalan menuju kamar Naruto, bertujuan untuk menemui Sasuke karena keluarganya akan segera pulang. Setelah makan malam tadi, kedua keluarga berbincang-bincang dan tak terasa waktu berjalan dengan cepat hingga menghampiri tengah malam.

Aku mengetuk pintu kamar Naruto empat kali seperti biasanya. Tak ada jawaban. Aku mengintip melalui celah yang tadi aku buat. Kamar Naruto sudah gelap. Hanya cahaya bulan yang lolos melalui jendela yang menerangi kamar Naruto.

Di tempat tidur aku menemukan Sasuke juga Naruto terlelap disana. Aku masuk lebih jauh hingga bisa melihat mereka dengan lebih jelas. Naruto menggenggam tangan kiri Sasuke yang terlentang di sisi kanannya. Aku mengulas senyum.

Semoga usahaku berjalan dengan sempurna.

Aku kembali melangkah menjauh.

"Oyasumi." Ucapku sebelum akhirnya menutup rapat pintu kemudian kembali menuju ruangan dimana kedua keluarga masih berbincang disana.

Aku membungkuk dan tersenyum. "Sasuke-san tertidur di kamar Naruto. Aku pikir ia kelelahan, jadi aku urungkan niatku untuk membangunkannya. Fugaku-sama, Mikoto-sama, aku mohon izinkan Sasuke-san untuk bermalam di sini dulu. Besok sebelum waktu sekolah, aku yang akan mengantarkannya pulang." Aku kembali membungkuk.

Mereka mengangguk mengerti dan mengizinkan Sasuke untuk bermalam.

Ha, itu berarti aku ada tugas tambahan untuk besok pagi.

Aku kembali tersenyum dan membungkuk juga pamit sebelum menuju kamar untuk beristirahat. Aku harus bangun lebih awal besok. Tidak boleh telat.

Normal POV

"Naruto. Kau sudah bangun?"

Hanya dengan mendengar suara yang berasal dari balik pintu kamarnya dan mengingat kembali siapa pemilik suara tersebut, Naruto langsung membuka lebar matanya, terbebas dari kekangan dunia mimpi.

Sesungguhnya, Naruto bukanlah tipe orang yang mudah untuk bangun pagi. Ia adalah orang pertama di Konoha yang menolak untuk bangun pagi. Bahkan amukan ibunya hanya berlaku pagi itu olehnya. Namun setelah Kiseki yang mengawalnya, semuanya berubah. Kiseki memang tidak memiliki amukan berbahaya layaknya Kushina si Habanero berdarah, tapi ia memiliki senyum dan otak yang 'cukup' licik.

Saat itu hari pertamanya dibangunkan oleh Kiseki masih sama seperti hari sebelumnya. Naruto masih enggan untuk membuka mata dan bangun dari posisi nyamannya. Hingga beberapa saat setelah Kiseki berteriak membangunkannya dari balik pintu. Kiseki memaksa masuk ke dalam kamar Naruto seperti yang dilakukan oleh Kushina sebelumnya, namun tindakan yang dilakukan setelahnya jauh berbeda. Jika Kushina mengamuk, Kiseki lebih memilih menuju ke rak buku di dalam kamar Naruto.

"Naruto-sama, apa kau masih tak mau bangun? Kalau begitu aku akan melenyapkan satu per satu manga dan CD Game milikmu." Ujar Kiseki yang tak direspon apa-apa oleh Naruto. Naruto masih mengingginkan untuk tinggal lebih lama di dunia mimpinya. Beberapa detik kemudian terdengar suara "Sreeett!!" dan "Krak!!" bergantian. Naruto langsung membuka matanya dan melotot tajam pada Kiseki yang kini siap untuk merobek manga ke dua yang sudah berada di tangannya.

"Apa-apaan kau! Huh?!! Seenaknya kau menghancurkan milikku!!" Naruto menggeram.

Kiseki hanya memasang senyum. "Ohayou gozaimasu, Naruto-sama. Mulai sekarang aku akan menjadi pengawalmu sekaligus temanmu di setiap saat, karena sikapmu yang akhir-kahir ini selalu mengindari orang-orang. Minato-sama dan Kushina-sama khawatir akan hal itu dan memberikan tugas tersebut padaku. Dengan begitu kau akan selalu dalam pengawasanku selama 24 jam penuh. Jika Naruto-sama berniat untuk menghajarku atas kelancanganku, aku peringatkan, itu akan percuma saja. Karena aku lebih kuat darimu berkat latihanku dengan Kyuu nii-san. Dan juga aku tidak akan peduli dengan kau yang keberatan dengan apapun tindakanku nantinya. Karena prioritasku adalah menghilangkan sifat hikikomori itu dari Naruto-sama. Jika Naruto-sama tidak ingin kejadan ini terjadi lagi, cukup dengan bangun begitu mendengar suara alarm atau suara ku. Kalau begitu aku permisi dulu." Kiseki membungkuk, tersenyum dan kemudian berlalu dari kamar Naruto, meninggalkan Naruto yang melongo di tempat tidurnya.

All AboutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang