07 : Nevereverland 2

3.2K 286 27
                                    


Kiseki POV


Akhirnya datang hari dimana kami akan pergi ke taman hiburan. Naruto bersedia ikut setelah aku memaksa dan 'sedikit' mengancamnya.

"Kau sudah siap Naruto?" tanyaku saat masuk ke dalam kamar Naruto dan menemukan pemuda 17 tahun itu tengah mematut dirinya di depan cermin di salah satu pintu lemari pakaiannya.

Naruto menghela napas berat. Seakan ini akan menjadi hari yang berat baginya. Oh, ayolah Naruto, kita ke taman hiburan, tak seharusnya kau berekspresi seperti itu.

"Hm, Sepertinya." Naruto meninggalkan cermin di hadapannya.

Aku mendekat ke arahnya dan menarik pergelangan tangannya, membuatnya berjalan lebih cepat untuk meninggalkan kamar. "Ayo! Itachi Nii-san dan Sasuke pasti sudah menunggu dibawah."

"Kau seperti anak kecil saat pertama kali pergi." Naruto mengomentari.

"Hehe.."

.

.

---

.

"Kau didepan Kyuu, disebelahku." Ujar Itachi Nii-san mencegah Kyuu Nii-san membuka pintu belakang. Jika kalian ingin tahu, akulah yang meminta Itachi Nii-san melakukannya. Sebenarnya bisa saja ia duduk di depan berdua dengan Sasuke, namun berhubung ada Naruto disini jadi, apa salahnya jika kita buat Naruto dan Sasuke duduk bersama?

Lagian aku yakin Itachi Nii-san tidak keberatan. Iya kan?

"Harus?!" Tanya Kyuu Nii-san yang hanya dibalas anggukan oleh Itachi Nii-san. Ia memutar mata dan tangannya beralih pada gagang pintu depan, membukanya dan duduk tepat disamping Itachi Nii-san yang memegang kemudi. Sedangkan Sasuke tepat berada di belakang Itachi Nii-san.

"Kau masuk duluan Naruto." Aku mendrong Naruto agar masuk duluan.

"Tidak! Kau saja duluan. Kau yang disamping Sasuke." Naruto mengelak.

"Kenapa?! Kau menghindarinya?"

Naruto hanya mengangguk menjawab pertanyaanku.

"Kita sudah buat janji bukan kalau kau akan menghilangkan hikikomori-mu secara bertahap saat aku membawa sasuke kehadapanmu?!" aku mengingatkan Naruto. "Kau tidak boleh menghindar begitu!" aku kembali menarik tangan Naruto dan mendorongnya masuk. Namun Naruto masih bersikeras untuk menghindar.

Aku menghela napas kasar. Membuat pose berpikir.

"Apa terjadi sesuatu antara kau dan Sasuke?" aku menebak.

Naruto mendelik saat mendengar pernyataanku. Ah ternyata tebakanku benar. Ia memutar bola matanya. Terlihat rona samar di wajahnya.

"Jangan sampai aku memberimu label pengecut, Naruto. Hanya pengecut yang menghindar dan lari."

Akhirnya Naruto menyerah dan masuk. Kini posisinya, Naruto berada diantara aku dan Sasuke.

"Aku tak menyangka butuh waktu selama itu hanya untuk membuatmu duduk." Sasuke mengomentari apa yang barusan terjadi.

Naruto mendelik ke arah Sasuke sesaat sebelum ia melempar pandangannya ke arah lain. "Tch! Diam kau!"

.

.

Ah, aku tak tahu. Apa aku harus bahagia atau diam karena posisi awkward ini.

---

Kurang lebih satu jam perjalanan kami tempuh dalam kecepatan normal, akhirnya aku lepas dari posisi awkward yang sekaligus membahagiakan itu. Ahaha.

All AboutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang