#Day1

227 9 5
                                    

Kalau bukan aku, lantas siapa yang akan menulis ❤ di antara nama kita?!

Di batang pohon mahoni.
Di meja sekolah yang kakinya hanya tinggal tiga.
Di poster sedot WC yang telah sobek sebagian nomor telponnya.

Di belakang pintu toilet umum.
Di kursi kopaja yang besinya sudah berkarat.
Di ujung topi kampanye partai yang sudah coba kuhilangkan nama dan lambangnya -walau tetap saja masih samar terlihat-

Di ujung tirai warteg yang tak pernah dicuci.
Di bale pos hansip yang tak pernah sepi dari judi.
Di bawah kotak semir si Amir -yeah, dia tak tahu bahkan aku menulis dengan semir sepatu miliknya-

Kalau bukan aku, lantas siapa yang akan menuliskan namamu dan namaku lalu menyisipkan ❤ di tengahnya?!

Tak mungkin si Amir.
Dia bahkan tak seberuntung kita yang bisa membaca.
Tak mungkin ayahku.
Ah, aku bahkan tak mengenalnya. Sama sepertimu kan?!
Dan tak mungkin juga dirimu.
Kau pasti sibuk kan?
Menjawab pertanyaan "makan apa kita"
Memecahkan soal "masih bisa hidupkah kita esok"
Jadi tak mungkin kau akan melakukan hal se-tidak-penting menulis ❤ di antara nama kita.
Ketidakmungkinan paling meyedihkan dalam anganku.

Tapi tak mengapa.
Bahkan jika tak ada lagi tempat di dunia ini untukku menulis nama kita -dan tentu saja ❤ di antaranya-
aku akan menulisnya di hatimu.
Atau jantungmu mungkin.
:)

#30HariMenulisKamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang