Sebab tulang berwarna putih
Maka darah mengalir merah
Tak kah kau lihat aku tertatih?
Mengejar cintamu hai tuan pemarahBerang-berang mencari minum
Harum baunya si buah manggis
Mengapa jarang engkau tersenyum?
Padahal senyummu begitu manisAda berondong harganya murah
Tinggal separuh di atas meja
Omong-omong hei tuan pemarah
Bolehkah senyummu untukku saja?
KAMU SEDANG MEMBACA
#30HariMenulisKamu
RandomBukan poetry. Bukan poem. Bukan juga prosa. Apalagi diary. Hanya coretan untuk 'kamu' kamu-nya aku kamu-nya kamu kamu-nya kalian