Terpaksa aku sendiri
Sementara saja kini
Bersabar kan datang hari
Meskipun ku lelahAku takut kamu tak mengerti
Caraku sampaikan rasa iniAjarkan aku tuk bisa dapat ungkapkan rasa
Agar kamu kan percaya begitu ku butuh cintaKembali lagi terulang
Tergores hatiku ini
Setelah lama menyimpan rasa ini
Terlalu dalam, terlalu dalamAjarkan aku tuk bisa dapat ungkapkan rasa
Agar kamu kan percaya begitu ku butuh cintaAjarkan aku tuk bisa dapat merangkai kata
Agar kamu kan dengarkan bibirku katakan cinta sekarangAku takut kamu tak mengerti caraku sampaikan rasa ini
Kamu tak mengertiAgar kau percaya
Aku butuh cinta
Merangkai kata
Bibirku katakan cinta sekarangKu benci sendiri, ku benci sendiri, takut gagal terus begini
°°°°°
"Kenapa kamu menghindariku Aya?"
"Lepasin aku Dimas! Aku tidak mau ada fitnah"
"Gak! Aku gak akan membiarkan kamu pergi lagi Aya, please dengerin aku dulu" pinta Dimas penuh harap. Aku akan luluh lagi deh ini sama Dimas. Aku mendesah pelan dan mengikuti tarikan tangan Dimas menuju mobilnya.
Pasrah aja deh mau dibawa kemana aku, bebas deh ya! Haha.
Dimas memberhentikan mobil kami di sebuah pantai sepi daerah ibu kota. Kami memang sering jalan - jalan disini, sebatas ngobrol dan makan siang. Karena sepanjang pesisir pantai banyak yang berjualan ikan bakar. Kesukaan aku dan Dimas. Oke! Flashback masa lalu lagi deh.
"Kenapa kamu bawa aku ke sini?" tanyaku di sela debaran jantung yang mungkin lebih besar dari debaran ombak. Eh kok debaran? Deburan ombak Aya 😒
Dimas memutar badannya agar bisa menghadapku, oke mata Dimas yang selalu membuatku jatuh cinta lagi dan lagi, Dimasku..
"Aya, maafkan aku. Mungkin ini semua begitu menyakitkan untukmu" aku memalingkan wajahku. Aku tidak ingin Dimas melihatku berkaca - kaca, aku tidak ingin Dimas melihatku menangisinya lagi. Tapi sayangnya Dimas begitu ingin pertahananku rubuh. Dia menarik daguku agar wajahku menatap wajahnya yang tampan itu.
"Aya, semua diluar kendaliku. Maafkan aku.. Aku menyesal telah melukaimu" ujarnya yang terdengar tulus tapi entah mengapa perutku terasa mual.
"Aku hanya ingin bertanya, kenapa kamu menghianatiku? Meninggalkan aku dengannya?" oke satu pertanyaan yang selalu ingin aku tanyakan pada Dimas. Yang selalu menganggu tidur nyenyakku.
"Maafkan aku, aku tau aku salah telah menghianati cinta kita. Aku tau, aku terlalu bodoh tergoda oleh cinta yang lain dan menyia - nyiakanmu, maafkan aku"
"Jadi benar kamu berhubungan dengannya saat kita masih berpacaran?" Dimas menunduk dan tidak berani menatapku. Air mata seketika tumpah ruah membasahi pipiku. Oh ya Tuhan!
Aku mengusap ait mataku perlahan "Tidak apa Dim, aku bangga padamu! Justru kamu mau bertanggung jawab atas kesalahan yang kamu perbuat, kamu meminimalis dosa kamu. Dan aku sangat setuju" diakhir kalimat aku tertawa pelan. Menertawakan diriku yang bernasib naas seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Move on (END) 20+
RomanceAku Soraya Deswita, Hidupku berantakan dan berubah semenjak aku mendapatkan undangan pernikahan kekasihku yang ku pacari selama 11 tahun dengan wanita lain, aku putus asa dan memilih menikah dengan pria yang baru aku kenal 3 bulan lamanya. Sepanjang...