"Apa?!"
Aku sungguh tak percaya ide konyol kedua wanita cantik ini. Menjodohkan aku? Dengan Rian? Yang benar saja! Apa spesies makhluk hidup berjenis adam itu sudah habis? Apa Tuhan tidak menyediakan stok pria lain untukku? Hingga aku harus berjodoh dengan Rian? Ulangi dengan RIAN!
ah.. Bukan bagaimana sosok Rian dulu itu seperti penampakan foto di bawah ini, jadi .. Mungkinkah aku akan menikahinya?
Bayangkan saja kecilnya kaya begitu, besarnya kaya bagaimana? Dia dengan tante Amara berbeda sangatt. Tante Amara itu cantik dan putih tapi Rian? Dia seperti bule Afrika. Oh No! Apakah aku harus menikahi pria seperti itu?
Mendingan sama Dimas deh. Dia dari kecil sudah terlihat tampannya
Itu Dimas kecil dan ini Dimas dewasa
Ganteng kan? Makanya aku cinta setengah mati sama Dimas. Dia adalah pria tertampan yang mengisi hatiku selama 11 tahun sebelum akhirnya.. Meninggalkan aku! Please jangan galau.
"Kamu kenapa sayang?" tante Amara menyadarkan aku dari lamunan. Tadi itu waktu seakan berhenti berjalan saat aku melamun.
"Ma, tante.. Maaf bukannya Aya sok atau sombong atau bagaimana, tapi Aya gak mau di jodohin Ma, tante.." rengekku dengan wajah memelas.
"Aduh sayang, mungkin dengan hadirnya Rian teman masa kecil kamu, Dimas bisa kamu lupakan kan? Bisa juga langsung Move On?" aku hanya diam saja. Gila! Ini gila! Mana mau gue sama bocah tengil, hitam, bunder kaya drum air gitu?
"Iya loh sayang.. lagipula, kamu sama Rian kan sudah saling kenal sejak dulu? jadi tidak perlu masa pendekatan" bujuk tante Amara. Aku hanya menggeleng lemah. bagaimana ini? Jika aku menolak tegas, aku pasti tidak enak dengan tante Amara. Kalau diterima? membayangkan saja aku sudah geli! satu ranjang dengan Rian, melakukan ritual malam pertama, dan bagaimana perwujudan anak - anak aku kelak? dan satu lagi, apakah dia akan pantas aku bawa kemana - mana? misalnya, pergi Arisan dan mengenalkannya pada semua teman - temanku? Jika ini mimpi buruk maka buat aku sadar sekarang juga!
*****
Vera tersenyum geli sembari memperhatikan foto yang aku sodorkan, dia berulang kali menatapku kemudian berganti menatap foto itu. Aku mengalihkan pandanganku dan kembali memgaduk spagheti di hadapanku.
"Cocok kok kalau gue perhatikan" Aku mendelik dan menatapnya tajam
"Cocok dari Hongkong?" umpatku kesal
Vera tertawa namun seketika tawanya terhenti karena aku menatapnya sembari menggetokkan garpu dan pisau di atas piringku. benar - benar aku mutilasi saja nih bocah!
"Santaii donk say, Gini menurut primbon yang gue teliti maupun dari kartu tarot sepintas yang gue lihat, kalian bedua ini cocok dan memang berjodoh. Gue kan ahli perbintangan, jadi jangan remehkan ramalan gue" ujarnya sok bangga. cih! siapa yang akan percaya? ngawur saja!
"Sorry aja deh, gue gak tertarik sama dia" ejekku.
"Kenapa? karena dia calon suami perjodohan lo itu, hitem, bulet dan kaya orang negro?" ish! ini manusia kalau bukan sahabat gue udah pasti gue bunuh!
"Gak masuk kriteria gue!"
"Hih!lo coba aja ketemu sama doi dulu, kali -kali doi udah berubah ganteng keren bahkan bisa lebih keren dari mantan PA lo tu si Dimas kamvret!"
"Yey, lo ngatain Dimas ya? biar bagaimanapun Dimas tetap nomer satu dihati gue tau kagak?"
Vera memutar bola matanya malas dengan ucapanku yang selalu saja membela Dimas, apalagi dengan apa yang sudah diperbuat Dimas padaku. dia selain menduakan aku, menghamili wanita lain di saat statusnya dengan ku masih sebagai sepasang kekasih lalu meninggalkanku menikah dengan wanita lain tepat di tahun ke 11 kami menjalani biduk kisah kasih asmara cinta suci kami. Bagi Dimas mungkin semua nampak Adil untuknya, dia bertanggung jawab dengan wanita yang telah dihamilinya, namun, apakah semua ini Adil bagiku? wanita yang selama 11 tahun mendampinginya, setia bersamanya, dan dia campakkan begitu saja? adilkah ini? oke alamat gue akan menggalau lagi!
"Eh, Gue pergi dulu ya.. lo pulang sendiri gak apa?" Aku mengangkat kepalaku menatap Vera yang telah berdiri.
"Gak apa. Mau kemana lo?"
"Gue ada acara nge-MC di kawinan" ujarnya sembari tersenyum "Pesen gue cuma satu ke lo, jangan menilai orang dari segi fisik doank. Yang ganteng belum tentu baik hati dan SETIA sedangkan yang buruk rupa belum tentu Playboy, dan hatinya buruk! Lo harus tau,mencintai itu dari hati bukan dari fisik. Dan belajarlah berusaha sebelum menyerah!" dia tertawa lalu melesat pergi meninggalkan aku.
saran dan nasehat macam apa itu? Mencintai orang jangan lihat fisiknya saja, tapi lihat hatinya? Aelah, Vera muna deh! dia aja menilai orang dari ganteng dan jeleknya, terbukti gebetam dan pacar - pacar dia kagak ada yang mendapat nilai 80, semua tampan dan perfect hanya saja... kebanyakan dari mereka memang playboy. Salah satunya Dimas..haha!
"Aya?" Aku menoleh sumber suara yang memanggilku, seketika tubuhku kaku dan seluruh sarafku mati terputus, mungkin ada masalah pada aliran darahku!
"Di-dimas?" Dia tersenyum dan menarik kursi di hadapanku, duduk manis tanpa dosadan tetap dia tampan. Oh oke Aya. Ini tidak baik, dia hanya akan merusak sistem kerja otak dan mempengaruhi aliran darah serta debaran jantungku. Tapi.. aku ingin meloncat memeluknya,aku rindu!! Aku melirik jari manis tangan kanannya melingkar sebuah cincin emas di sanamenyadarkan aku bahwa pria ini yang telah menyakiti dan meninggalkan aku begitu saja, bahkan telah menghamili wanita lain. Aku berdehem sebentar agar mengurangi rasa grogi dan canggung. No! Aku harus tunjukkan aku kuat!
"Apa kabar?" tanyanya hangat. astaga! kenapa kamu harus kembali hangat seperti ini? Kau menyiksaku
"Baik! Maaf ya sepertinya aku ada janji.permisi" Lebih baik kabur, Aku bengkit namun tiba - tiba Dimas mencekal tanganku menahanku untuk pergi. Duh! makin kacau saja nih gue!
"Aya, kamu mau menghindar dariku sampai kapan?" Aku menguatkan hati untuk menatapnya dan tersenyum lalu pelahan menepis tangan halus dan hangatnya
"Gak enak dilihat orang, nanti aku di sangka penganggu suami orang" ujarku sembari menarik napas dalam
"Maafkan aku Aya, aku belum sempat menjelaskan semuanya padamu. Aku tak tenang selama ini"
tak tenang? ah! jAngan sampai tertipu AYa!!
"Tidak ada yang perlu dijelaskan lagi Dimas. Aku pamit ya. Bye" Aku melangkah cepat meninggalka Dimas dan masuk segera kedalam mobilku. Jangan pikir aku tak menangis, aku menangis bahkan aku meraung - raung, memukuli dada yang terasa kembali sesak. Butuh waktu berapa lama lagi aku untuk Move On?
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Move on (END) 20+
RomanceAku Soraya Deswita, Hidupku berantakan dan berubah semenjak aku mendapatkan undangan pernikahan kekasihku yang ku pacari selama 11 tahun dengan wanita lain, aku putus asa dan memilih menikah dengan pria yang baru aku kenal 3 bulan lamanya. Sepanjang...