Terima Kasih Cinta

43.3K 1.3K 56
                                    

Tersadar didalam sepiku
Setelah jauh melangkah
Cahaya kasihmu menuntunku
Kembali dalam dekap tanganmu

Terima kasih cinta untuk segalanya
Kau berikan lagi kesempatan itu
Tak akan terulang lagi
Semuaaa kesalahanku yang pernah menyakitimu

Tanpamu tiada berarti
Tak mampu lagi berdiri

********

Aku melepas pelukan Adrian dengan terpaksa. Tatapan mata membunuh dan tajam menatapku dan Adrian. Aku menundukkan kepala lalu sedikit menjaga jarak. Kenapa aku seperti ini? Bukankah aku masih berhak??

"Kamu..." geram wanita itu menunjukku dan terus berjalan mendekat kearahku dan Adrian

"Soraya! Wow.. Hebat sekalii" ujar Davi dengan senyum sinisnya

"Davii.. Sudahlah.." Adrian mencoba meredam emosi tunangannya itu. Mengingat siapa Davi membuat dadaku sesak. Mungkin beberapa menit lalu aku berharap Adrian dan aku bisa bersama kembali, tapi aku lupa bahwa kini ada seseorang di tengah kami.

"Soraya!!" dia menarik lenganku membuatku dengan sangat terpaksa menatapnya "Kamu menghancurkan pernikahan Angelina dan Dimas, menghancurkan pernikahanmu sendiri, dan sekarang kamu mau menghancurkan hubunganku dengan Adrian???" aku hanya diam

"Kamu suka sekali menganggu yang bukan hak milikmu" Davi mendorong tubuhku sedikit keras aku hampir limbung dibuatnya. Beruntung Adrian menangkapku, jika tidak mungkin aku sudah terjatuh.

"Davi cukuup!!!"

"Gak bisa Mas, dia harus di beri pelajaran!!" ujarnya sinis.

"Pelajaran apa? Aku tau Rian akan menikahimu, anggaplah pelukan kami tadi pelukan perpisahan. Tidak usah di besar - besarkan" aku menjawab perkataannya

Davi tertawa sinis "Kamu harus menghargai dan bersyukur dengan apa yang kamu punya, biar kamu tidak mengalami hal seperti ini. Dulu saat Adrian masih milikmu, kamu sia - siakan. Dan sekarang? Kamu mengharapkannya??"

"Davii. Aku bilang cukup!!!"

"Gak Mas! Aku ga suka wanita ini! Dia ingin merebut mas dari aku!! Dan aku gak akan rela!!" ujar Davi keras

Air mata sudah jatuh membasahi pipiku, dadaku sesak. Biar bagaimanapun Adrian masih sah suamiku meski kini berkas perceraian kami sudah di pengadilan. Tapi Davi benar, aku mencampakkan suami dan anak - anakku membiarkan Davi masuk mengobati luka mereka. Dan saat luka itu sembuh aku seenaknya datang, begitukah? Jelas saja Davi berang dan marah.

"Aku minta maaf telah menjadi penghalang kalian, aku minta maaf jika bagimu aku menganggu hubunganmu dengan Rian. Tenang saja, aku sudah berniat pergi. Aku dan Rian akan berpisah besok di pengadilan. Kamu gak usah khawatir" aku berusaha bicara selancar mungkin. Walau hatiku sakit berdarah - darah. Ini semacam ikhlas yang tidak rela. Entahlah...

"Aya.. Please.." Rian menahan tanganku agar tidak pergi. Aku hanya menatapnya sekilas dan tersenyum tipis

"Aku titip Rian dan juga anak - anak, aku harap kamu bisa menjaga mereka dengan baik"

"Tentu saja. Aku tidak akan biarkan mereka menderita seperti yang kamu lakukan pada mereka" aku mengangguk paham dan menghapus air mata brengsek yang terus turun membasahi pipiku.

Move on (END) 20+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang