Rama Pov…
Jujur alasan aku datang kesini adalah ingin membuktikan pada Sonia bahwa aku bisa melupakan dia. Dia duduk tepat di depanku, dan aku melihat tingkah tidak senang Dea, dia mengucek-ngucek dress nya dan menghentak-hentakan kaki nya.
"Aku ke toilet dulu." Ucap nya yang langsung beranjak pergi.
"Hei bro, dia cantik. Bahkan dia terlihat manis orang tua elo memang hebat" bisik Henry, dan aku agak risih dia memuji Dea.Henry sahabatku waktu di Hongkong, dia satu-satunya orang yang engga suka aku berhungan dengan Sonia tapi dia tidak pernah menceritakan apa alasan nya. Yang jelas dia orang yang paling bahagia saat tau aku pisah dengan Sonia.
"Inget dia siapa?" Ucapku ketus karena dia terlihat sangat tertarik pada Dea.
"Iya dia tunangan mu." Ucap nya dengan senyum jahil. Lalu Dea datang dari toilet dengan wajah yang kecut, terlihat tidak baik."Lama banget sih di toilet, ngapain aja, mandi?" Tanyaku karena terbawa suasana atas perbincangan tadi dengan Henry.
"Kak aku pulang duluan aja, aku ngantuk buat siswa seperti aku tidak biasa berada diluar sampai larut malam." Ucap nya yang langsung memakai blazernya dan membawa sling bag nya.
"Ya udah, kamu pulang dan naik taksi, jam segini masih ada kok." Akh kenapa aku berbicara seperti itu? Setidak nya aku menahan dia sedikit atau berpura-pura khawatir.
"Kamu engga anterin dia pulang Ram?" Ucap Henry yang kaget dengan reaksi aku.
"Aku masih ingin disini, lagipula dia sendiri yang meminta pulang." Apa yang aku katakan, ayolah ada apa dengan aku? jujur aku senang dia meminta pulang tapi? Aku melihat Sonia. Hati dan pikiran mengatakan untuk ikut saja pulang dengan Dea, tapi egoku?Dia langsung pergi, dan aku melihat matanya berkaca-kaca
"Kamu parah Ram, bukanya kamu yang membawa dia kesini? Kalau orang tua nya bertanya kenapa dia pulang sendiri bagaimana?" Ucap Henry yang menepuk pundak aku."Jangan sok kuat, pergi saja kalau engga nyaman. Kamu pergi bukan berarti kamu lemah atau menghindar. Ada saat nya kamu menghadapi masa lalu di waktu yang tepat." Ucap Henry dan aku langsung mengangguk dan berpamitan pada semua nya.
"Terimakasih Hen." Ucapku dan dia tersenyum.***
Deandra Pov…Dasar manusia bunglon, kenapa dia bersikap seperti itu sama aku?
Aku berjalan menyusuri jalan, aku males naik taksi.
Setelah lama berjalan aku merasa lelah dan duduk di halte, perasaanku sakit? Apa aku mulai suka sama si bunglon? Kenapa aku merasa perih saat dia punya mantan pacar.Terus apa benar dia mutusin hubungan karena perjodohan? Atau ada alasan lain? Semua rentetan pertanyaan keluar di otakku.
"Hai cantik kenapa malem-malem gini duduk sendiri?" Ada dua orang berandalan dan tercium bau alkohol.
"Apaan sih ganggu pergi sana? Jangan macem-macem yah aku bakal teriak nih." Ancamku yang kini berdiri dan berjalan mundur."Sayang, kamu kok galak-galak banget. Bro kaya nya kita dapet jatah plus-plus coba boddy dia apalagi dia pakai baju. Wikwiw." Ucapan teman nya yang memakai tindik itu membuat aku bergidik ngeri.
Tanpa pikir panjang aku langsung lari, ini ada gunanya aku memakai sepatu sneakers jadi bebas untuk berlari.
"Hei, cantik kenapa lari jangan main-main." sialan preman itu lari dan malah lebih cepat.Saat di perempatan aku bingung mau lewat mana, lalu ada seseorang yang menarik tangan dan membekap mulutku dan kita bersembunyi di salah satu gang yang gelap.
"Diam, jangan takut ini aku." Suara berat itu tepat di telingaku.
Author Pov…
Rama mengendarai mobil nya dengan pelan sambil melihat di tepi jalan, dia menelpon Dea tapi tidak dia angkat.
"Dea ceroboh kenapa engga kamu angkat?" Umpat Rama dan kemudian dia melihat seorang gadis berlari karena di kejar-kejar 2 orang laki-laki."Itu Dea? Dia di kejar-kejaran preman." Timbul perasaan bersalah di hati Rama.
"Dia memilih berjalan dan tidak naik taksi? Dea, kamu memang ceroboh." Rama langsung keluar dari mobil nya setelah menepikan mobil nya.Dia mencari jalan pintas supaya bisa menyusul Dea, dan setelah dia yakin bahwa Dea akan melewati perempatan ini dia bersembunyi di gang yang gelap.
Suara langkah kaki terdengar dan mengintip dia melihat Dea kebingungan dengan keringat yang bercucuran dengan sigap dia menarik tangan Dea dan membekap mulutnya.
"Diam, jangan takut ini aku." Rama berbisik di telinga Dea.
"Kemana perginya gadis itu?" Ucap preman yang berambut pirang.
"Sial, baru aja kita mau bersenang-senang." Ucap yang satunya yang memakai tindik."Ayo cabut." Lalu preman itu pergi dan suara langkah kaki mereka lama-lama menghilang. Rama melepaskan tangan nya dan membalikan badan Dea dan mentap wajah Dengan dengan cemas.
"Aku takut kak!!!! Hiks…hiks…" Dea langsung memeluk Rama dan menangis di pelukan nya.
"Kamu aman kok Dea." Ucap Rama yang mengelus punggung Dea dan mencium puncak kepala Dea."Aku minta maaf atas sikap aku tadi." Ucap Rama, dan terasa kalau Dea menggeleng dan mempererat pelukan nya.
"Engga usah minta maaf, aku memang ceroboh. Coba kalau aku nurut sama kakak pulang naik taksi mungkin engga kaya gini." Dea masih terisak dan membuat Rama semakin bersalah.***
Rama PovDea sudah tertidur di sampingku dan dia tertidur sangat pulas. Iya kamu ceroboh sangat cerboh Deandra.
Aku menghentikan mobil setelah menepikannya. Memperhatikan wajah tidur Dea, dia tumbuh dengan baik dan cantik. Apa aku memuji nya? Iya setelah kejadian tadi aku baru sadar bahwa Dea adalah sesuatu yang harus aku jaga.
Aku mendekatkan wajahku sangat dekat dengan wajah nya, kurasakan jantung ku berdetak lebih cepat. Iya aku mulai sayang kamu Dea, akh tidak aku sudah sayang sama kamu.
Deandra Pov…
Hari minggu? Aku memilih diem di kamar, terlebih aku masih trauma dengan kejadian semalam.
Aaaaaaarrrrggghhhtt, aku bisa ngerasain deru nafas bapak bunglon saat dia menopang dagunya di kepalaku.
Tok…tok…tok…tok
"Dea, ayo keluar masa anak gadis jam segini masih ngamar?" Mamah mengetuk-ngetuk pintu kamar aku.
Aku diam, dan bersembunyi di balik selimut."Hei ceroboh bangun dan keluar!" Apa itu suara nya si bapak Bunglon?
"Kalau tidak keluar aku akan dobrak pintunya. " oh Tuhan, ayolah dia itu sangat menyebalkan."Morning" Ucapnya saat aku membuka pintu kamar.
"I-iya mo-morning too." Balasku dengan senyum kecut.
"Kamu, Rama yang ngetuk langsung keluar tadi aja mamah yang ngetuk susah banget." Mamah terlihat kesal.
"Maaf mah." aku langsung merasa bersalah sama mamah.
"Iya deh." Mamah langsung melengos begitu saja."Ayo kita jalan-jalan." Tiba-tiba dia masuk seenak nya saja.
"Hey bunglon engga sopan masuk kamar orang tanpa permisi.""Ini kamar tunanganku." What?? Dia bilang apa tunanganku? Apa dia sudah mengakuinya? Akh engga boleh, dia itu bunglon bisa aja dia berubah lagi. Harus tahan perasaan Dea iya tahan.
"Kenapa bengong? Engga percaya?takut aku berubah kaya bunglon?" Ya ampun dia itu cenayang? Bisa menebak pikiran aku dengan mudahnya?.
"Keluar gih, aku mau mandi." aku engga mau terus-terusan merasa terbang karena terbawa perasaan.
"Gitu dong, jangan lama-lama aku engga suka nunggu." Ucapnya manis dan langsung mengecup keningku.Srrrrrrrr, demi apa dia berubah manis kaya gini? Aku harap dia terus-terusan bersikap seperti ini.
TBC
Revisi : 06 Maret 2017
![](https://img.wattpad.com/cover/66433742-288-k913114.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MR. BUNGLON IS MINE (COMPLETED)
Ficção Adolescente[PART SEBAGIAN DI HAPUS). Deandra Fashahah Syazwan, gadis berusia 18 tahun yang harus mengalami perjodohan sejak usia 6 tahun. Membuat dia tidak bisa merasakan indah nya masa pacaran sejak masa remaja karena terhambat oleh pertunangan itu. Dea juga...