Bogor

48 3 0
                                    

          Raungan awan beserta panah cairnya menyambut kami ketika memasuki kawasan Tol Bogor. Sudah tak heran kota ini dijuluki "Kota Hujan", sekilas memang sendu, tapi kota ini menyimpan beribu sejarah dan tempat-tempat menakjubkan. Aku bertekad akan menghabiskan malam minggu diluar rumah, menyelidiki satu tempat ke tempat lainnya, mungkin bersama teman-teman baru, atau bahkan, kekasih! Oke, itu nampak menggelikan. pertama, beberapa waktu ini aku sedang berusaha menghindar dari laki-laki, yang kedua, laki-laki itu menyebalkan, terutama anak laki-laki seusiaku, yang ketiga, aku sudah menjabati status "single" kurang lebih selama 3 tahun, terhitung semenjak aku putus dengan Rai saat kelas 3 SMP, bagaimanapun juga, aku tidak akan menghancurkan rekor yang luar biasa ini.

          Mobil berhenti tepat didepan gerbang sebuah rumah yang menurutku cukup besar untuk kami berdua. Dengan warna cat yang berwarna-warni, rumah ini berkesan sangat ceria, cukup membuatku tersenyum, oh ya, mama juga terlihat sangat sumringah, aku tahu dia senang, aku tahu ayah juga pasti senang melihatnya. Untungnya, mama membeli rumah ini berikut dengan perabotnya, jadi aku tak harus bersusah payah mencari atau membuat sesuatu. Namun tetap saja, jika ada yang kurang, aku akan tetap mencarinya.


***


"Pagi naz, sini kenalan sama nadia"

Aku cukup kaget melihat dua orang duduk di sofa bersama mama. Aku tahu itu tante Felix, dan sudah pasti disampingnya itu adalah Nadia.

"hai, gue Syahnaz"

"..Nadia" ucapnya seraya menggenggam tanganku.

"halo tan, maaf Syahnaz masih berantakan gini, Naz kira ga ada orang" kataku sambil mencium tangan tante Felix.

"iya Naz ga apa apa, kita juga engga bilang mama-mu kalau kita mau kesini, kejutan aja" timpal tante Felix.

"iyadeh tan, Syahnaz keatas dulu ya, mau bebenah sama mandi, maklum kamar masih berantakan"

"Sok atuh" jawab tante Felix dengan logat sundanya.

***

The Other OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang