Pantai (1)

32 3 0
                                    

"Ikut yuk Naz hari Senin ini!" ucap seseorang dibelakangku. Aku berbalik dan menemukan sosok Ahmed. "Eh Med! Daritadi dibelakang gue?" haha  aku terdengar sangat percaya diri.

"hehe iya" cengengesnya.

"senin mau kemana emang?"

" Pantai Naz, sama anak-anak, Nadia sama Reza juga diajak kok"

"Isya ga diajak?" kalimat itu keluar seperti kereta yang terlanjur melesat.

"harus banget banget ada dia Naz? Lagian jangan kesinggung ya, dia sama anak modern dance pada mau ke puncak, lo kalo mau sama dia perginya ke puncak berarti"

"eh engga! gue kan cuma nanya doang, gue heran aja gitu, biasanya kan Nadia, Reza sama Isya bareng"

"ya gataulah, dia mau jalan sama Stella kali" 

Kalimat barusan cukup membungkam mulutku, ada keheningan yang canggung diantara kami.

"yaudah Naz, gue cuma mau bilang itu ajasih, kabarin gue kalo lo mau ikut"

"iya, gue kabarin secepatnya Med"

Ia melangkah pergi.

***

Ahmed POV

Entahlah, mungkin sudah 4 bulan sejak kepindahan Syahnaz kemari, dan selama itupun aku masih belum melihat Syahnaz benar-benar menyukaiku. Aku selalu melihat kedalam matanya saat bersamaku, terpancar dari keduanya sebuah rasa yang menyiratkan kebungahan, kenyamanan dan aku akui, matanya berbinar sangat indah, tapi.. Tapi ada sesuatu yang kurang disana, aku belum memastikan apa itu.

Kaka kelas akan menjalani try out minggu depan, terbilang mulai Hari senin hingga kamis. Kesempatan libur ini akan ku manfaatkan ber-refreshing ria ke pantai.

Siang tadi disekolah, aku mengajak Syahnanz untuk ikut serta, untung saja ia berjalan sendirian, itu akan lebih mudah untukku mengajaknya.

Setelah berbincang tentang hal yang ku maksud, Iapun akan mempertimbangkannya, tapi salah satu dari perkataan Syahnaz sempat membuatku gusar, bagaimana tidak? Ia menanyakan Isya! Aku memang cukup kejam karena memberitahukan rencana Isya pada Syahnaz, tapi apa boleh buat? Aku ingin memenangkan Syahnaz. Haha, ini bukan taruhan, dan aku sama sekali tak bermaksud mengatakan Syahnaz adalah barang yang diperebutkan. tapi setidaknya, aku membela diriku sendiri, untuk Syahnaz. Apa itu salah?

***

Syahnaz POV

Semerbak bau embun memenuhi kebun belakang Mama, sambil memejamkan mata dengan gelas berisikan teh ditangan, aku menarik napas panjang, menikmati suguhan udara yang menggiurkan. Tapi, hal menyebalkan disaat seperti ini adalah, saat pikiran- pikiran kecil terlintas, entah itu seseorang, kenangan, ataupun sesuatu yang.. Yah, pokoknya membuat otakku berputar.

Cowok sialan itu, ah, aku memutar mata dan duduk dibangku ayunan. Ia berhasil menghanyutkanku dalam lamunan, padahal dia itu menyebalkan, sumpah!

Ada satu yang membuatku tertegun, Si Isya-Isya itu, mempunyai senyum yang menenangkan, memungkinkan semua perempuan jatuh cinta seketika saat melihat senyum itu, ya, saat itu juga, dan aku akui dia pintar, Isya juga sebenarnya baik, aku pernah tak sengaja melihatnya menolong anak gelandangan yang terluka. Aku tersenyum disela-sela lamunanku, lalu tersadar.

***

...............

"Gue ikut Med"

"Okedeh, berarti hari senin kumpul di depan gerbang sekolah ya Naz, jam 8 pagi kita berangkat"

"Siap Med, terus terus, gue mesti bawa badget berapa nih?"

"ya itusih terserah lo aja Naz, yang penting buat pt-pt bensin aja"

"berapa bensin?"

"kan lo naik di mobil gue, jadi gausah deh"

"ih, serius lo?! Engga engga, gue mesti bayar ah"

"udah Naz gak apa apa, bensin gue udah full tank, gausah bayar, nyokap kok yang bayarin"

"ih benran Med? Gue jadi gaenak nih"

"selow aja Naz, ga apa apa, yaudah, see ya on Monday!"

"oke Med, makasih banyak banyak banyak loh"

"sama-sama Naz.."

"Ahmed baik banget masa Nad" aku melempar handphoneku ke kasur.

"itu tadi Ahmed yang nelpon lu?" matanya membelalak seakan tak percaya.

"Iya, dia nanya gue jadi ikut apa engga ke anyer, untung nyokap gue bisa dirayu, lo jadikan?"

"gue jadi sih Naz, tapi Ahmed serius nelpon lu tadi?"

"ya terus masa gue ngajak ngobrol hape Nad?"

"kayanya si Ahmed itu suka sama lu deh Naz"

"sotoy lu, kebanyak nonton sinetron"

"yeh bener! Gue gapernah liat dia begini ke cewe, sumpah deh Naz!"

"iya iya Nad iya"

"kok lo iya iya doang sih?"

"ya terus mau apa misal dia suka sama gue? Jungkir balik?"

"lo gak seneng apa Naz?"

Aku diam sesaat, memikirkan pertanyaan Nadia.

"seneng kok" hanya kata itu yang terlontar. Lalu semuanya menjadi hening. "Sebenernya, gue masih bingung Nad" batinku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Other OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang