Line

30 2 0
                                    

Ahmed POV

Hari itu aku terlambat, hari Senin yang cerah. Aku ingat hari itu sebagai hari yang menyenagkan, pasalnya, ada seorang murid baru dikelas sebelah yang mengalihkan duniaku. Ia cantik dengan rambut panjang ber-gelombang, bibir tipis yang sexy, mata indah, alis rapih nan tebal, serta dagu yang tirus. Tubuhnya tinggi semampai, tapi tidak lebih tinggi dariku, huff.. Untunglah.

Kejadian itu saat upacara, ia terlihat tergesa-gesa dan menubrukku, dan tentu saja aku marah hahaha, tidak tidak, mana mungkin aku bisa marah ditubruk gadis secantik dia? Karena kami terlambat, aku dan gadis itu, maksudku, Syahnaz, kami menempati barisan paling ujung, dideretan paling akhir. Aku mengajaknya berbincang dan murid-murid lain yang berada didepan kami menoleh, lalu menempelkan telunjuk di bibir mereka dengan kerlingan tak suka. Firasatku mengatakan bahwa Ia akan menjadi Partner in Crime ku suatu hari nanti.

Sebenarnya, gadis cantik disekolahku itu sangat bankyak, sangat sangat banyak, hampir setiap kelas, setiap angkatan, yang nerd, yang pintar, yang aneh, pokoknya semua jenis gadis cantik ada disekolahku. Tapi entah mengapa, Perempuan yang bernama Syahnaz ini terlihat berbeda, bukan terlihat, melainkan ada sesuatu dalam dirinya yang berbeda dari perempuan pada umumnya, aku tidak bisa menjelaskannya secara rinci karena jujur, aku masih agak aneh mengakuinya.

***

Sudah seminggu Syahnaz berada disini, disekolah ini, aku sudah sering menyapa dan mengajaknya berbicara. Hari ini aku akan memberanikan diri untuk meminta Id Line atau nomor handphone Syahnaz. Aku harap ia memberikannya, karena jika tidak, aku akan amat sangat malu, alasannya cukup sederhana, aku jarang meminta hal hal seperti itu pada perempuan, tapi untuknya, aku akan mencoba.

***

Bel pulang sekolah berdering menandakan sekolah telah usai. Jam pelajaran terakhir dikelasku kosong, maka sebelum bel itu berbunyi, aku sudah "nongkrong" didepan kelas, menunggu Syahnaz. Benar saja, tak lama, Perempuan itu keluar bersama Nad-nad, Isya dan Reza. Tanganku dingin, aku tak mengira Ia akan berjalan bersama dengan teman-temannya yang lain, ini akan menjadi agak sulit, apalagi ada Nad-nad disampingnya. Nad-nad yang terkenal tak bisa diam, pasti akan mengejekku habis-habisan. "Tunggu, apa aku sepengecut ini? Aku ini terkenal cuek dan keren disekolah, masa untuk ini saja aku tak bisa?" desahku dalam hati.

"Ey Naz! Mau balik?" tanyaku saat Syahnaz lewat tepat dihadapanku.

"Iya nih Med, kenapa?"

"gue bagi Id Line lo dong" aku mengatakannya se-santai mungkin, se-normal mungkin, tanpa menyiratkan keraguan. Ia sempat terdiam mematung beberapa detik, kupikir ini tak akan berhasil.

"Id gue Syahnazmrym" tampak seulas senyum dari bibirnya.

"oke, gue add ya, nama line gue pokoknya ada Ahmednya hahaha"

"siap Med"

"makasih loh Naz"

"samasama Ahmed, gue balik dulu ya"

Aku hanya mengangguk pelan, saat dia menghilang dari pandangan, aku tersenyum selebar-lebarnya, lega, lega sekali. Aneh juga aku merasa sesenang ini, senang yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Tapi tadi ada satu orang yang sekilas menunjukkan raut wajah tidak suka. Coba kupikir...hemm, Ya! Isya! Orang itu melirikku dengan tatapan yang tajam.

***

The Other OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang