Vella terbangun dari tidurnya lalu dilihatnya jam yang masih menunjukkan pukul 03.50. Hari yang ditunggu-tunggu Vella akhirnya tiba juga.
Vella memutuskan untuk keluar kamar, mengambil minum di dapur lalu meneguknya hingga tandas.
"Adek? Kok udah bangun?" Tanya mamanya yang sedang menguncir rambutnya sambil berjalan menghampiri Vella.
"Kebangun ma." Suara Vella terdengar serak.
"Udah siap-siap??"
"Udah ma."
Hari ini Vella dan mamanya akan liburan, hanya berdua sesuai dengan permintaan Vella karena papanya dan Reva sedang ada jadwal terbang dan tidak bisa mengambil cuti untuk sekedar menemani keluarganya berlibur, sedangkan Bimo sibuk dengan sekolahnya demi mencapai impiannya menjadi pilot.
"Nanti jam berapa ma??" Tanyanya ketika ia sudah duduk di ruang keluarga bersama mamanya dengan camilan di atas meja.
"Jam 07.00, papa juga rute sana hari ini." Jawab mamanya sembari menyalakan tv.
"Dengan jam yang sama??"
"Iya."
"Yes.. Tapi kenapa papa gak pulang?"
"Papa nginep di Shangri-La soalnya ada reuni."
"Oh."
Lama mereka menikmati film yang ditayangkan di tv, sampai jam sudah menunjukkan pukul 04.55. Vella dan mamanya segera bangkit lalu sholat dan bersiap diri menuju bandara.
• • •
"Selamat pagi, pesan taxinya satu ya mbak." Ujar mama di telpon
Klik..
Telepon ditutup setelah mamanya memberi tahu alamat dan tujuannya.
Vella menggendong ranselnya dan duduk di ruang tamu dengan croptee putih bertuliskan 'I'm single and free' dan celana jeans semata kaki yang bawahnya ditekuk dua kali serta tas selempang berwarna krem.
"Adek bawa ransel?" Tanya mamanya yang tengah menggeret koper menuju ruang tamu.
"Iya, adek bawa bajunya sedikit."
"Sedikit apanya? Itu ranselnya besar gitu." Ujar mamanya sembari meletakkan flat shoes-nya di teras rumah.
"Hehe.. Ini kan backpaker." Vella hanya tersenyum.
"Sandal udah??" Tanya mamanya.
"Udah."
"Sepatu bawa berapa??"
"Satu. Sama satunya aku pake."
"Permisi.." Salam seorang laki-laki berseragam biru, terlihat juga mobil yang berada di belakangnya berwarna sama dengan seragamnya.
"Iya pak tunggu." Ucap Vella sambil memakai sepatu wakai berwarna tosca serta motif garis berwarna merah dan kuning di bagian depan sepatu.
Vella pun mengambil ranselnya dan memasukkannya ke dalam bagasi taxi, tidak lupa koper mamanya pun ia masukkan. Setelah dirasa tidak ada yang tertinggal Vella, mamanya, beserta taxi yang ditumpanginya berjalan menuju ke bandara, meninggalkan rumah.
Perjalanan dari rumah Vella menuju bandara hanya memerlukan waktu 30 menit. Vella dan mamanya pun mengambil barang bawaan di bagasi lalu menyerahkan beberapa lembar limapuluh ribuan kepada supir taxi.
Mereka segera check-in, dan memasukkan koper mamanya ke bagasi, setelah itu mereka menuju ke boarding room
"Reva lagi dimana ma??" Tanya Vella ketika mereka sudah duduk disalah satu kursi kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Woman Pilot
Teen Fiction"Jangan mengira bahwa semua laki-laki itu tidak baik. Jika kamu tidak membuka hatimu untuk kutempati, mengapa kamu memilihku??" "Aku yakin, seiring berjalannya waktu aku bisa mencintaimu. Bukankah kita perlu belajar??" "Aku akan berusaha untuk perca...