DO YOU REMEMBER?

82 9 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Ficlet By

Ismisangeun Storyline © 2015



Tangan Choi Kumi terlihat sedikit bergetar memegang gelasnya. Ia berusaha setenang mungkin. Apa yang membuatnya segugup ini? Perlahan Kumi meminum kopinya.

"Sudah lama ya Choi Kumi. Sepertinya kau tak banyak berubah."

Kumi berdecak sinis, tak berubah banyak apanya? Batin Kumi menahan kesal. "Langsung saja mengapa kau tiba-tiba muncul?" ketus Kumi. Baek Hyun terlihat tenang sambil meminum kopinya. Tampak dari kejauhan sepasang mata sedang memperhatikan -Jung Kook.

"Apa hatimu juga tak berubah untukku?" balas Baek Hyun.

"Apa kau sedang mengemis padaku sekarang? Dugaanmu salah besar, aku bukan Choi Kumi yang dulu lagi."

Baek Hyun hanya tersenyum miris melihat sikap dingin Kumi padanya. "Gwaenchana, aku mengerti kau pasti begitu membenciku. Aku akan menunggu."

"Bisa kau tidak mengganggu hidupku lagi? Byun Baek Hyun."

"Maaf aku tak bisa, Choi Kumi."

"Kau pikir aku ini apa? Kau seenaknya sekali datang dan pergi dalam hidupku."

"Kau orang terpenting dalam hidupku," ucap Baek Hyun tak ragu.

"Berhentilah membual, kita sudah selesai kau bisa pergi sekarang."



Kumi mengakhiri pembicaraan singkat penuh emosi dengan Baek Hyun. Ia sungguh tak percaya hal yang terjadi hari ini. Dua orang sekaligus datang menghampirinya. Kumi terlihat frustasi ia menyandarkan tubuhnya pada punggung sofa.

"Mau snack nun?" ucap Jung Kook datang dengan wajah innoncentnya. Kumi menggeleng pelan ia terlihat begitu kalut.

"Sebenarnya aku ingin mengatakan pada Noona bahwa sudah dua hari ini orang itu sering mengintai rumah kita," lanjut Jung Kook.

"MWO!? Kenapa kau baru bilang?"

"Noona tak bertanya sih."

Kumi hanya menghela napas berat. Ia lalu mengambil snack di tangan Jung Kook. Jung Kook ikut duduk di samping Kumi.

"Noona pasti sangat terkejut."

"Ya begitulah, rasanya ingin ditelan bumi saja."

"Tapi bagaimana bisa orang itu menemukan kita? Kita kan sudah pindah dari rumah lama beberapa tahun yang lalu."

"Entahlah."

"Gwaenchana Nun. Aku tak akan mengatakan pada Seok Jin-hyung jika kau berselingkuh."

"MWO!?" Kumi terbelalak. Jung Kook hanya tersenyum polos.

"Jangan bercanda, kau tak tahu betapa terlukanya aku dahulu karena orang itu?" Gerutu Kumi.

"Ah, sudahlah tak usah dibahas." Lanjut Kumi lalu beranjak malas. Jung Kook tahu Noonanya itu pasti sedang kesal.

"Noona! Temani Aku jalan-jalan kalau begitu," rengek Jung Kook.

"Jalan-jalan sendiri sana. Ajak pacarmu."

Jung Kook menghalangi jalan Kumi dan memohon manja. Kumi terlihat masih malas meladeni sang adik.

"Nun, aku traktir ice cream. Aku bosan Tae Hyung-hyung dan Jimin-hyung sibuk sendiri. Ayo Nun, temani aku." Jung Kook membujuk paksa sang Noona.

"Aniyo, aku sedang malas."

"Ayolah Noona cantik," balas Jung Kook ber-aegyo hal ini sukses membuat Kumi goyah karena gemas.

"Memang kau mau kemana?" tanya Kumi akhirnya menuruti permintaan Jung Kook.

"Temani aku membeli sepatu hehe."

Sementara itu seseorang memungut sebuah kotak susu di depan rumah Kumi.

Jung Kook terlihat sangat bersemangat dan senang. Ia sangat cerewet dan menceritakan hari nya pada sang Noona. Meski mereka bukan saudara kandung. Tapi, persaudaraan mereka membuat iri siapa saja yang melihatnya.

Kumi dan Jung Kook mengunjungi sebuah toko sepatu di pedestrian tengah kota. Ia menatap sepasang sneakers merah.

"Ah mengingatkanku akan sesuatu," lirih Kumi. Kemudian ia kembali berjalan-jalan melihat-lihat sepatu disana.

"Noona!" teriak Jung Kook memamerkan sepatu vans pilihannya. Kumi menengok.

"Bagaimana?" tanya Jung Kook meminta pendapat Kumi. Kumi menggeleng. Jung Kook kembali mencari sepatu yang sesuai selera sang Noona.

"Uh, menurutku ini keren dan tak kampungan kok," gerutu Jung Kook pelan.

Setelah 30 menit, Jung Kook dan Kumi keluar toko dengan membawa belanjaan sepatu mereka. Kumi terus memandangi sepatu yang baru saja ia beli.

"Kenapa Noona tiba-tiba ingin membeli red sneakers? Dulu kan Noona punya tapi malah membuangnya?" ledek Jung Kook. Jitakan ringan mendarat pada kepala Jung Kook.

"Aa! Maaf sengaja."

"Aku hanya ingin membelinya saja memang tak boleh?"

"Oh begitu. Harusnya red sneakers pemberian Baek Hyun-hyung dulu jangan di buang Nun, daripada beli lagi sekarang?" Jung Kook masih tak henti meledek Noonanya.

Kumi mendengus kesal dengan kelakuan adiknya. Hari ini ia kembali mengoceh panjang. Sepertinya terlalu lama bergaul dengan Jimin dan Tae Hyung kesehatan mental adiknya sedikit terganggu.

"Jangan sebut nama itu lagi," tegas Kumi.

"Wae? Takut throwback apa takut Seok Jin-hyung marah?"

"Terserah."

"Noona cantik marah?" Jung Kook tak henti-henti menggoda Noonanya. Ia terus meledek sang Noona karena sedang mengingat masa lalunya. Kumi mengabaikan sang adik yang terus meledeknya karena kehadiran tiba-tiba Byun Baek Hyun.

/FIN\

ABSURD -_- BYEEEE~

[ONGOING] BUNNY SIBLING'S STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang