KUPON?

40 5 0
                                    



Ismisangeun Storyline ©2016

-939word

Saat liburan umumnya hari paling tepat untuk ber malas-malasan. Tapi tidak bagi Kumi, karena dia harus mengurus pekerjaan rumah dan mengurus sang adik. Karena seminggu ini sang Ibu tengah sibuk bekerja di luar kota. Membuat Kumi harus menggantikan sang ibu. Mulai dari memasak,bersih-bersih rumah, cuci baju dan kegiatan rumah tangga lainnya.

Melelahkan.

Kumi membawa sapu dan sulak menuju ruang tengah. Saat memasuki tempat itu Kumi mengumpat dalam batin. Heran karena ruangan ini bisa seperti tempat sampah. Bungkus snack berceceran dimana-mana. Tv masih menyala. Dan dengan tenangnya si pembuat sampah-sampah ini tidur dengan pulasnya di sofa.

Kumi menggelengkan kepala, sebelum ia beranjak membersihkan tempat itu. Pertama ia mematikan televisi dan seperangkat peralatan game disana.

Pemborosan listrik, batin Kumi.

Setelah itu Kumi memunguti bungkus snack yang ia kumpulkan dalam sebuah kantong plastik. Kemudian membereskan gelas dan perkakas makan yang berserakan di atas meja. Tak butuh waktu lama, Kumi hanya perlu waktu sepuluh menit untuk membereskan semuanya. Kumi memang bisa diandalkan soal bersih-bersih.

Kumi membangunkan Jungkook, kaki Kumi menggerakkan lengan Jungkook agar bangun.
"Ya! Jeon Jungkook!" panggil Kumi.

Tak ada reaksi.

"Jungkook-ah!"

Jungkook justru membalikkan badan ke arah punggung sofa. Pemuda ini juga menggerutu kesal karena terusik tidurnya.

"Nochu-ya!"
"No-chuuu-ya!"

Berisik Kumi. Gadis ini masih menggunakan kakinya untuk membangunkan sang adik.

"Jungkook-oppa?" pelan Kumi tepat disamping telinga Jungkook. Hal ini justru sukses membangunkan bocah 19 tahun itu.
"Oppa Aninde," saut Jungkook pelan.
"Oppa, jika kau tak bangun aku akan menamparmu dengan satu ember air," bisik Kumi lagi kali ini nadanya pelan penuh ancaman.

"Aaaakkk! Oppa Aninde Nun!" gerutu Jungkook kesal sambil bangun. Kemudian dengan mata yang masih setengah tertutup pemuda itu beranjak dari tempatnya.

Kumi tertawa puas. Kali ini menemukan metode baru untuk membangunkan sang adik.

Kemudian setelah berhasil membereskan Jungkook. Kumi melanjutkan kegiatan nya bersih-bersih rumah.

-

-

-

Waktu menunjukkan hampir pukul dua belas siang. Dan Kumi baru saja selesai mengerjakan pekerjaan rumahnya. Sambil menyalakan AC, Kumi berbaring di sofa sambil memasang masker diwajahnya. Kumi menyalakan mp3 pada playlist di ponselnya dan mulai menikmati waktu untuk istirahat.

Tak lama suara langkah kaki terdengar turun.

"Noona!!!"
"Wae?"
"Kau tahu kupon yang berada disini?" tanya Jungkook sambil menunjuk meja di depan Kumi.
"Aninde, mungkin terbuang saat aku bersih-bersih tadi."
"Mwo? Terbuang? Aishh Nun!" Jungkook keluar sambil menggerutu. Sementara itu Kumi tetap santai tak mau tahu mengapa sang adik mencari secarik kupon.

Jungkook menuju bak sampah dan mulai mencari kupon disana. Pemuda itu membuka satu persatu kantong plastik.

Karena curiga Jungkook belum kembali masuk ke rumah. Kumi beranjak setelah ia selesai memakai masker. Kumi menuju halaman belakang.

"Ya!"

Teriakan itu langsung terdengar nyaring. Tapi orang yang diteriaki Ya! Tak bergeming. Tetap melanjutkan kegiatannya demi mencari kupon. "Kenapa tak ada disini," keluh Jungkook.

"Ya! Ah mori appo!"
"Ya! Aku sudah membereskan semua ini kenapa kau-"

Kumi kehilangan kata-kata kesal pada sang adik.

"Ya!" Kumi menarik telinga pemuda bergigi kelinci ini tanpa ampun.
"Noona! Appo!"

"Ya! Pabo-ya!? Aku menghabiskan banyak tenaga untuk membersihkan semua ini!" umpat Kumi. Kali ini menendang bokong sang adik.

"Nun! Aku kehilangan kupon gratis yang aku dapatkan setelah semalaman bermain games Nun!"
"Apa katamu?! Bodoh amat aku tak peduli! Pokoknya bereskan semua kekacauan ini!" umpat Kumi.

Jungkook justru melenggang pergi.

"Ya!" entah sudah berapa kali Kumi berteriak.
"Ah aku akan dapat darah tinggi di usia muda jika terus mengurus bocah itu," gerutu Kumi.

Jungkook tak menyerah. Kali ini ia menyerang ruang tengah sebagai sasaran. Kumi terkejut bukan main.

"Ya! Kau gila! Kupon itu tak disini mengapa kau buat berantakan!?"

"Harus ketemu Nun, itu kupon gratis dari BBQ Chicken."
"Maksudmu itu kupon gratis makan ayam disana?" tanya Kumi. Jungkook menghentikan aktivitasnya kemudian mengangguk.

-@@-

Ini gila. Untuk menghentikan bocah kelinci ini Kumi harus kembali mengeluarkan uangnya. Benar, mengeluarkannya untuk makan di BBQ Chicken.
"Kenapa aku harus mengeluarkan uangku lagi, perkara satu kupon gratis," keluh Kumi.

Jungkook asik dengan ayam dihadapannya. Tak memperdulikan keluhan sang Noona.

"Ya! Kalau ingin makan disini bilang saja tak usah membuat acara berantakan rumah segala," ucap Kumi.
"Sebenarnya itu tak kesengajaan Nun, tapi aku pikir bagus juga memanfaatkan kesempatan."
"Kesempatan memoroti Noona-mu, Eoh?" skak Kumi. Jungkook mengangguk pelan lalu tersenyum puas memamerkan sederetan gigi kelincinya.
"Namanya saja rejeki Nun, jangan ditolak."
"Rejeki gigi kelincimu itu!" umpat Kumi.
"Sekali-kali lah Nun, traktir adik sendiri."

Kumi memukul pelan kepala Jungkook menggunakan sumpit. "Jadi selama ini aku menghabiskan uangku untuk memberimu makan itu apa?" tanya Kumi.
"Memberi Nochu makan Nun! Salah sendiri nggak bisa masak."
"Kenapa bawa-bawa tak bisa masak?"
"Kau kan sensitif jika soal masak memasak. Sepertinya Seokjin-hyung akan kesulitan mengajarimu masak Nun." Kali ini Jungkook menggunakan kesempatannya untuk mengolok sang Noona.
"Sudah diam kau!"

Jungkook tertawa lepas karena berhasil mengolok sang Noona. Mudah memang membuat sang Noona menyerah.


"Cepat habiskan makananmu dan ayo pulang, kau harus mempertanggungjawabkan ulahmu."

-

-

-

Berselang satu jam, kakak beradik ini keluar dari sana. Kumi memberi Jungkook sebuah lolipop. Dan saat Jungkook memasukkan kedua tangannya pada saku ripped jeans yang ia kenakan.
"Oh!" ungkap Jungkook seolah menemukan sesuatu.

Mereka menghentikan langkah. "Wae?" tanya Kumi.

Jungkook mengeluarkan kertas dari saku celananya. "Kuponnya disini Nun! Aku lupa ternyata kemarin belum aku keluarkan."
"Katanya 'itu hasil bermain games semalam?' " skak Kumi sambil menirukan nada bicara Jungkook.

Jungkook tak bisa menyembunyikan kegembiraannya. "Tentu saja Jungkook bohong soal itu Nun," jawab Jungkook santai.

Kemudian pemuda itu beranjak kembali ke BBQ Chicken untuk menukarkan kuponnya tadi.
"Bentar ya Nun!"

Kumi hanya menghela napas panjang melihat kelakuan sang adik.

"Eomma kapan kau pulang. Aku tak ingin cepat tua mengurus anak itu," gumam Kumi pelan.

/FIN\

Udah lama nggak ketemu sibling's gemesin ini.

[ONGOING] BUNNY SIBLING'S STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang