ADULT DAY

57 5 0
                                    

Ismisangeun Storyline ©2016

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ismisangeun Storyline ©2016

Kumi berjalan senang sembari membaca sebuket bunga, parfum dan sebuah boneka kelinci di tangannya. Ya, itu adalah hadiah yang sengaja Kumi beli untuk perayaan hari dewasa sang adik tiri. Benar, hari ini adalah minggu ketiga bulan mei yang biasa di rayakan oleh masyarakat negeri gingseng ini untuk merayakan hari dewasa. Atau para remaja yang menginjak usia 20 tahunnya.

Disisi lain seorang pemuda tengah menunggu bosan di sebuah taman kecil di sudut persimpangan jalan. Siapa lagi kalau bukan Jeon Jung Kook. Ia rela menyusup diam-diam keluar untuk menemui sang Noona. Berniat mengusir bosan Jung Kook duduk di salah satu ayunan dan berayun pelan.

"Kenapa Noona lama sekali," keluh Jung Kook.

"Iya aku memang lama," sahtu seseorang membuat atensi Jung Kook berubah menuju sumber suara.

"Noona!" panggil Jung Kook senang. Kumi langsung memeluk tubuh kekar sang adik. "Aigoo, Adikku sudah resmi dewasa sekarang," ucap Kumi kemudian melepas pelukannya. Jung Kook menerima bunga,parfum dan boneka dari Kumi. Tapi, pemuda ini terlihat janggal saat melihat buneka bunny itu.

"Nun, harusnya kan Kisseu, bukan boneka?" polos Jung Kook. Kumi tertawa lepas saat mendengar kalimat Jung Kook.

"Kau bisa minta Kisseu dari pacarmu, boneka itu pengganti kisseu ya," ringan Kumi.

"Seok Jin-Hyung tak akan tahu kok Nun."

"Sudah jangan banyak protes sudah beruntung aku kasih hadiah."

"Ayolah Nun, kalo Noona malu melakukannya aku yang akan memulai," goda Jung Kook sepertinya ingin sekali mendapat kiss dari sang Noona. Kumi menggeleng geli dengan tingkah Jung Kook.

"Kau sudah dewasa sekarang yah hmm," ucap Kumi speechless bingung harus mencari alasan.

"Aku kan adikmu, mengapa harus malu."

"Justru karena kau adikku, kau sudah bukan bocah 10 tahun lagi."

"Nun, kajja. Kisseu? Yayayaya," goda Jung Kook merengek manja. Kumi tetap berkata tidak tentu saja Kumi tak bisa melakukannya karena mereka bukan saudara kandung.

"Kau begitu popo di pipi saja," ucap Jung Kook.

Sudahlah Kumi lelah dengan rengekan Jung Kook terutama jika adiknya itu beraegyo yang sudah menjadi kelemahannya selama ini. "Baiklah, aku akan memberimu popo," ucap Kumi mengambil ancang-ancang.

Chu~ kecupan ringan mendarat di pipi Jung Kook. Jung Kook terlihat merona dan bahagia bukan main.

"Gomawoyo Noona," ucap Jung Kook memeluk tubuh mungil sang Noona kemudian mengecup ringa puncak kepala Kumi. Mereka mengapa bertingkah seperti sepasang kekasih saja.

"Ah, sekarang kau berani memeluk seenaknya pada Noonamu ini ya," pelan Kumi.

"Sekarang aku yang akan melindung Noona. Noona kau tak bisa mengumpatiku anak kecil lagi, aku sudah dewasa sekarang Nun, giliranku yang akan menjaga Noona."

"Aku lega karena bisa menjagamu dan akan terus menjagamu Jung Kook-ah, karena aku adalah Noonamu."

"Aku menyayangimu Nun," tulus Jung Kook mempererat pelukannya pada sang Noona. Kumi menepuk ringan punggung Jung Kook. "Noona juga sangat menyayangimu. Dan jangan lakukan kebiasaanmu mencuri parfum saat pada Noona kepada Hyung-hyungmu di dorm."

/FIN\

Apa ini kum -____-

[ONGOING] BUNNY SIBLING'S STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang