Gigat syahrul adam.
Apa salah mencintai seorang wanita yang baik?
Itu hak kita bukan?
Tapi, rasanya seperti sangat salah bagiku. Ya entah karna apa aku menyukai gadis yang kutabrak satu tahun yang lalu.
Entah kapan dan entah karna apa.
Tapi rasa ego ku lebih tinggi ya. Aku merasa tidak pantas berada di samping nya. Yah shalatku aja masih bolong bolong. Gimana mau deket ama dia?
Puasa senin kamis? Hah. Puasa di bulan ramadhan aja aku udah syukur. Bolong bolong juga sih hehe 'garuk kepala'.
Aku harus hijrah. Hijrah? Maksudnya? Orang aku petakilaan gini hidup nya gimana mau berubah coba?
Iya sih niat. Tapi niat juga kan kudu di barengi dengan kondisi yang mendukung, lah ini? Hampir semua temen ngajak ke club malam. Gimana mau hijrah coba?
Dan lagi, sekarang aku sedang melanjutkan studyku di tokyo jepang. Yang otomatis semua temanku non muslim juga.
Mungin aku hanya orang yang lemah mau berubah juga begini susahnya.
Seginih juga aku udah alhamdulillah semenjak ketemu dia.
Iya pada awalnya...
Aku lagi terburu buru di jalanan bandung yang lumayan macet ini.
Ya iyalah mau gak keburu buru gimana kalau di ancem ancem nenek sihir. Yang bakalan ngadu ama nyokap bokap kalo semallem aku ke club malem. Padahal udah di larang. Gk bakalan dapat uang jajan lima tahun itu mah.
Sedang terburu burunya aku menyetir hentah datang nya dari mana itu gadis sialan.yang langsung berada di depan mobil ku yang otomatis.
Brugghh
Dug
Sreeettts
Ya tuhan.. Aku langsung melongo tubuhku menegang setelah melihat seorang gadis berkrudung guling guling di aspal ' maksud lo?'
Setelah semua kesadaranku kembali. Aku langsung nyamperin gadis itu.
Ya tuhan lagi, darahnya lumayan banyak, gimana ini? Apa dia masih sadar. Dan entah mengapa di jalanan ini menjadi banyak orang berjeruman. Astaga bukannya juga nolongin ini malah ngeliatin doang, dasar orang orang suee. Batinku sambil menggendong gadis ini kedalam mobilku.
"Makasih" ucapku kepada seorang bapak bapak yang tadi ngebantu membawa barang barang gadis ini.
~
"Apa maksudnya semua ini" ucap seseorang yang dengan kerasnya terdengar di telingaku dan menggema di ruangan ini.
"Maaf pah" ucapku sambil menundukan kepalaku. Sumpah masalah terbesar yang tidak mau atau tidak bisa ku lewati adalah membuat masalah dengan super papah ini.
"Udah dong pah. Jangan keras keras ini, rumah sakit. Udah"
"Bener pah, ucap mamah i.ini rumah sa.."
"Diam kamu" potong papahku sambil menunjuk kearah mukaku yang langsung menegang ini.
"Apa salahku tuhan, sampai sampai mendapatkan anak seperti ini"
"Papah.!" sentak mamahku.
"Denger ya gigat kalau kamu masih mau lihat papah kamu jangan membuat hal yang aneh aneh, kamu datang datang udah buat keributanaja, apa lagi ini tentang nyawa seseorang kamu jangan spelekan itu nak. Papah sudah tua untuk tau semua kelakuanmu yang lain. Cukup okey kamu harus berubah kamu jangan buat papah kamu ini steres ngadepin sipat kamu yang di luar batas ini" uncapnya panjang, yang langsung menohok jaantungku.
"Maaf pah, mah" cicitku sambil terus menundukan kepalaku.
"Udah, udah sekarang apa yang bakalan kamu lakukan?" tanya papahku, aku langsung mendongakkan kepalaku bingung. Dan sesaat kemudia aku langsung ingat persoalan utamaku.
"Mah, aku belum jemput KAKA" ucapku langsung melotot, kaget terkejut dan sebagainya.
Aku langsung berlalu dari rumah sakit dan terdengar suara membuncah dari ruangan vvif itu. 'Mf aku lupa nulisnya bagaimana' hehe...
Tadi marah marah sekarang tertawa keras, gini banget hidup abang hiks. Dumelku.
