DELAPAN~
"Ah mamah tau pasti kamu nungguin cindy yah? Sampe ketiduran di mobil segala??" tunjuk mamah ku, aish aku langsung mengusap rambut belakangku ke depan dengan tangan kiri.
"Ayoh jawabb?" aish ibu ibu rempong batinku. Iya tadi aku sedang enak enaknya menutup mataku setelah mandi, nggak lama setelah itu pintu kamarku di muka dan menampilkan wanita cantik yang melahirkanku.
Untuk kali ini aku ingin hengkang dari kamarku sekarang juga, oh tuhannnnn..
"Gigat ?" ucap mamahku mengagetkan ku.
"Aish mah sekarang gigat lapar, mendingan kita makan aja yu" masih diam, aku langsung ke belakang mamah dan mendorong bahunya pelan.
"Ish gigat" protesnya.
"Ih, mah gigat mau nyobain masakan mamah. Untuk yang pertama kalinya.."
"Oh iya! Kamu belom pernah nyobain masakan mamah ya? Oh sekarang kamu arus nyobain masakan mamah ayo !" aku langsung terbengong setelah lenganku di seret oleh mamah keluar kamar. Kepalaku langsung menggeleng aneh, dan sedikit tersenyum.
Aku langsung menuruni tangga bersampingan dengan mamah dan setelah aku datang ke dapur aku langsung terpana dengan dapur ini, sungguh baru kali ini aku mengagumi dapur.
Msudku bukan dapur yang sebenarnya -_-.
Pas aku datang di meja makan sudah ada seseorang yang selama setahun ini ada di dalam otak dan pikiranku.
Memperhatikan gerak geriknya dari semenjak aku datang kesini mungkin itu awal yang bagus.
Dia sedang membereskan makanan yang ada di meja gelas piring sendok dan kalian tau lah peralatan makan masa harus aku jelasin juga?
"Gigat?" tegur mamah yang sontak mengalihkan pandanganku dari memperhatikan gadis yg sedang membereskan meja makan beralih ke seseorang yang semenjak tadi aku hiraukan. Sungguh melihatmu mengalihkan dunia ku, eh?
"Udahan dulu terpananya, papah keburu mati lapar ini nunggu kamu bengong mulu" ucap papah yang tiba tiba ada dan langsung terduduk di tempatnya.
Dan lagi lagi aku tertegun olehnya setelah dia memberi salam dan senyuman ke arah papah, rasanya sekarang aku ingin ada di posisi papah yang di hadiahi senyuman manisnya, oh tuhan.
"Gigat ngelamun mulu dari tadi? Nggak mau makan? Nanti semur ayamnya di abisin ama papah kamu?"
"Apa? Abis?" mendengar satu kata itu aku langsung berlari dan terduduk di kursiku, untuk menikmati makanan kesukaan ku. Uh rasanya dengan melihatnya sajah air liurku udah seempang.
"Udah mas jangan di liatin aja, nasinya mau segimana?" ucap seseorang yang langsung aku mendongakan mukaku ke arahnya.
Dan lagi lagi aku terpana dengan kelakuanya, dan apa ini? Dia tersenyum indah kepadaku? Oh tuhan demi apapun senyuman itu hanya boleh di tunjukan kepadaku.
"Hey lo kapan balik" tiba tiba suara dan jitakan di kepalaku membuyarkn semua fantasy ku, oh selalu sajah begini.
"Aish" ringisku sambil memegangi kepala ku yang terasa sakit "ah lo ka inggit asem bnget dateng dateng udah bikin gue ter aniaya" ucapku mengarah ke posisi ka inggit yang sekarang sudah terduduk manis di pinggirku sambil tertawa mengejek.
"Ekheum" deheman itu langsung mendongakan kepalaku lagi , kulihat cindy mengembalikan piringku lagi dan mengarah ke posisi ka inggit, aku yang melihatnya langsung mendengus sebal.
"Eh assalamualaikum ka? Tumben udah pulang" salam cindy sambil mencium punggung tangan ka inggit.
"He.eum aku tadi di telpon mamah kallo adik aku yang paling tampan sekebun binatang udah datang ya kakak sebagai kakak yang baik dan juga cantik langsung pulang" aku yang mendengarnya langsung melotot tajam dan berpura pura seperti orang muntah, dan terdengar kekehan dari seseorang yang sedang berdiri di sampingku.