@xxxx27oz - Mimpi Sejuta Pohon

439 10 0
                                    

Pohon merupakan paru-paru pertama manusia. Karena tanpa adanya pohon, negara maju mungkin sudah menghabiskan miliyaran uang untuk mencukupi kebutuhan oksigen para penduduknya.

Hal penting ini baru disadari oleh Kiera akhir-akhir ini.

Ia sangat tersiksa saat melihat kaca. Rambut lembutnya harus hilang digantikan oleh pemandangan plontos saat ini.

Di tambah lagi, kutukan dari Ratu Lingkungan saat ini belum juga usai. Kiera mendapat hukuman karena ia selalu merusak lingkungan di sekitarnya dengan cara apapun.

Ia harus rela menahan sakit sekaligus kehipangan rambut lembutnya. Ratu Lingkungan--Ratu Flora mengutuk dirinya menjadi manusia biasa yang sakit-sakitan karena ulahnya yang selalu merusak upacara penanaman pohon satu bulan sekali.

Kiera menghela napas lelah, hukuman Ratu Flora sangat membuat dirinya tersiksa. Ia berpikir, pasti Dunia Bunga tanpa dirinya akan damai dan tenteram.

Tak ada lagi yang akan menebar serbuk pembunuh cacing tanah sembarangan, tak ada lagi yang jahil mencabut bunga di halaman kerajaan Flora, dan tidak ada lagi yang dengan sengaja tertawa keras saat upacara kelahiran peri bunga.

Dan yang paling memberatkan bebannya saat ini adalah hukuman terakhir dari Ratu Flora; menanam satu juta pohon di bumi dengan bantuan satu orang.

Hanya satu orang, dan itu membuat Kiera semakin mengerucutkan bibirnya. Mana mungkin bisa, peri yang dikutuk menjadi manusia sakit-sakitan menanam satu juta pohon di sebuah lahan yang terbilang sempit.

Apalagi, sekarang belum ada perubahan dari sikapnya yang dulu. Sudah hampir sebulan di bumi, ia hanya mengenal satu orang, Bintang. Pasien yang juga sakit paru-paru diakibatkan merokok.

Seburuk-buruknya sikap Kiera dalam menjaga lingkungan, ia tidak akan pernah menyentuh rokok. Karena asapnya akan membawa polusi udara dan mencemari lingkungan.

Kiera menghembuskan napasnya pelan, lalu kembali melihat kearah cermin. Ia hanya memiliki sisa waktu 5 hari lagi untuk menanam satu juta pohon.

Ia melihat kearah kantung kecil berisi bibit-bibit tanaman yang akan di tanam di lahan kecil di samping rumah sakit.

'Ah, tidak mungkin,' Batin Kiera.

Sekarang sudah jam empat sore, waktu untuk Kiera refreshing di sekitar taman rumah sakit.

Kiera bangkit dan mengambil kupluk merah marun kesukaannya. Itu pemberian terakhir Ratu Flora sebelum mengutuk dirinya.

***

Kiera melangkah ke kursi taman lalu duduk dengan kantung kecil berisi bibit tadi. Ia masih memikirkan bagaimana caranya agar ia bisa menanam seluruh bibit ini dalam waktu 5 hari.

Sore ini taman begitu sepi, bahkan hanya Kiera yang berada disini. Entah karena apa, taman ini jadi terlihat lebih bagus dari sebelumnya.

Kiera bangkit, berusaha mengumpulkan keberaniannya untuk memulai menanam bibit pohon ini.

Kiera sedikit menunduk agar lebih mudah untuk menjangkau tanah. Ia mulai menggaruk tanah dengan garpu kecil yang ia temukan di dalam kantung kecil.

Dengan hati-hati, ia menaruh satu persatu bibit di atas tanah. Sesaat terdengar suara gaduh di belakang pohon, Kiera langsung membalik badan untuk melihat apa yang gaduh di belakang.

Mata Kiera menyipit untuk memastikan apa yang ia lihat. Semakin sipit mata Kiera dibuatnya, semakin terlihat jelas makhluk-makhluk aneh yang bersembunyi di balik pohon tadi. Makhluk bertubuh kerdil dengan hidung panjang seperti paruh beo, rambut yang hanya tumbuh di ujung kepala, dan... ada tiga makhluk?!

Challenge: LingkunganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang