Meet

1K 32 8
                                    

jadi begini, semua cerita yang ada di sini aku remake. soalnya setelah gue liat-liat dan renungi (eaakk) jalan ceritanya terlalu 'rush' dan kadang suka bikin gue nge-stuck. im trying to make a good remake. kalo kata E.B. White -the best writing is rewriting- semoga kalian bisa suka sama jalan cerita yang baru ini. tengkyu



Sial

Satu kata yang kini mewakili perasaan Azka yang sedang kocar kacir melihat ban mobilnya bocor di saat yang tidak tepat,hujan turun dengan derasnya di tengah gelapnya malam. Sumpah serapah kerap kali terucap dari bibirnya. Amarahnya meluap karena ban serep yang biasanya di simpan dalam bagasi mobil entah mengapa Azka keluarkan tadi pagi dan kini dia menyesal telah melakukan itu, di tambah lagi saat dia mencoba untuk menelpon sahabat-sahabatnya namun tak satu pun dari mereka yang mengangkat panggilan dari Azka. Dia benar-benar seperti hendak meledak saat itu juga.

"Bangke! Angkat telpon gue njing!"Azka mengerang frustasi menoleh ke kanan dan kekiri berharap ada siapa pun yang bisa di minta tolongi, namun hasilnya nihil jalanan terlihat sangat sepi hanya ada 2-3 motor yang melaju membelah derasnya hujan malam itu tanpa mengindahkan teriakannya

tak lama kemudian dia kembali berkutat pada layar ponselnya mencoba menghubungi siapa pun yang berada dalam daftar panggilannya. Butuh beberapa detik hingga akhirnya seseorang berujar di sebrang sana

"Halo,Kenapa Ka? Sorry hp gue tadi dalam kamar" ucap Rafael

"Sialan lo! Pokoknya jemput gue sekarang di tempat biasa. Ban mobil gue bocor. Dan ini hujan deras Raf" Azka berlari dari tempat berteduhnya menuju kedalam mobil

"Gile lo! Udah jam segini. Yaudah gue kesana"

"Gue tunggu. GPL"

Azka menyenderkan kepalanya di samping jendela pengemudi menatap bebas ke arah luar, hujan sepertinya sedang marah saat ini terbukti dari betapa hebatnya suara tetesan air itu di atas mobilnya.

1 menit

2 menit

3 menit

Dan 10 menit berlalu

Azka mengacak rambutnya frustasi karena Rafael begitu lama dan hujan tak kunjung berhenti bahkan bertambah deras. Dan di antara derasnya hujan saat ini Azka melihat seorang gadis sedang beridiri disebrang jalan membiarkan dirinya di tumpahi berliter-liter air hujan, tampak menyedihkan apalagi sang gadis tersebut hanya menggenakan pakaian berlengan pendek dan rok selutut yang membungkus kakinya.

"Drama" cibir Azka setengah tertawa melihat gadis itu masih betah berlama-lama disana padahal tubuhnya sudah sangat basah. tapi tak dapat di pungkiri keadaan gadis tersebut membuat Azka sedikit khawatir dan takut mengingat hari sudah sangat malam dan seorang anak gadis tidak seharusnya berada di luar rumah bermain hujan-hujanan pada pukul 1 malam dini hari dan bisa jadi gadis yang di lihatnya itu bukan makhluk kasat mata seperti dirinya, bisa saja itu kuntilanak atau wewe gombel, membayangkan itu membuat tubuh Azka merinding dan mengalihkan pandangannya pada layar ponselnya.

"AAAAAA" teriakan gadis tersebut mengejutkan Azka yang sedang asyik bermain Iphone-nya. Azka berpikir sejenak apakah harus melihat kondisi gadis tersebut atau berdiam diri saja disini. Bagaimana jika sesuatu terjadi pada gadis itu dan hanya ada dirinya saat ini bisa jadi dia di tuduh yang tidak-tidak. Ah persetan-batin Azka

Azka berlari menuju sebrang jalan, tubuhnya kini total basah kuyup padahal baru beberapa detik dia terkena hujan.

"MBAK KENAPA?" tanya Azka sambil berteriak. kalau-kalau si Gadis tersebut tak mendengar ucapannya melihat kondisi hujan yang sedari tadi enggan untuk reda

Hello Rain!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang