15

212 8 0
                                    

-PENDAFTARAN HARI PERTAMA

Sejak jam pelajaran pertama Reina tidak bisa fokus dengan penjelasan yang di berikan oleh Bu Soraya, dia terus bergerak risih di balik mejanya sesekali meremas roknya hingga meninggalkan bekas cengkraman di rok abu-abunya, Adina yang berada di sampingnya jadi ikut-ikutan gelisah, bingung apa yang sebenarnya terjadi kepada sahabatnya yang satu ini, tidak biasanya dia seperti itu.

"lo kenapa sih Re? dari tadi grasak-grusuk" tanya Adina pada akhirnya

"ga papa" jawab Reina

Adina tidak lagi bertanya, rasanya percuma karena Reina pasti akan menjawab dengan jawaban yang sama 'ga papa'. Akhirnya jam yang penuh dengan hitungan dan teori-teori yang menyesakkan otak berakhir, dan Reina masih seperti tadi.

"Re temenin ke ruang osis yuk, pengen ngembaliin formulir nih" ucap Adina yang sudah siap dengan lembaran formulir di tangannya

"lah lo ikutan? Bukannya kemarin lo koar-koar gak suka sama acaranya?" tanya Reina heran, pasalnya baru saja kemarin Adina marah-marah tidak jelas karena acara ini, hari ini dia dengan wajah semangat 45 nya malah ingin mengembalikan formulir pendaftaran

"kata siapa gue mau ikutan? Yah nggak lah. Liat nih lembarannya masih kosong" Adina menunjukkan lembaran itu kepada Reina yang masih terlihat heran, yang tak lama kemudian ber oh ria

"kirain"

"yaudah, formulir lo mana? Sekalian aja"

Reina terdiam kaku, itu dia yang sedari tadi mengganggu fikirannya, formulir pendaftaran.

"lo duluan aja punya gue ketinggalan di apart" ucap Reina yang tidak sepenuhnya berbohong, karena pada kenyataannya, pertama dia masih menimbang-nimbang antara ikut dan tidak, dan yang kedua dia benar-benar meninggalkannya di apartment.

"yaudah yuk, keburu rame entar" lanjut Reina

Keduanya berjalan menuju Ruang osis yang terlihat lumayan rame dengan anak-anak kelas XII yang sebagian besar mengembalikan formulir kosong, lagian anak osis ada-ada saja, orang yang tidak ikutan juga harus mengembalikan formulir, sungguh menyita waktu istirahat orang lain.

"heran gue sama anak Osis, tinggal ambil yang ngedaftar aja susah amat sih, kita yang gak ikutan jadi harus ikut-ikuttan kena impasnya" ucap Adina kesal

"loh Reina, lo ikutan?"  Reina memutar tubuhnya melihat sosok lelaki yang kini berdiri di belakangnya sedang memegang formulir di tangan kanannya dan sebelahnya lagi di selipkan di balik saku celana abu-abunya.

"nggak kok Ka, ini lagi nemenin si Dina, lo mau balikin formulir?" tanya Reina

"iya, kita ikutan pengen nge-band itung-itung buat kenangan-kenangan di masa putih abu-abu" ucap Azka agak lebay

"dih bahasa lo" Adina bergidik jijik

"yang lain mana?" tanya Reina, sedari tadi dia tidak melihat Andika,Rafael dan Rangga biasanya kan mereka selalu sama-sama

"lagi pada makan di kantin, tadi kita suit siapa yang kalah dia yang balikin formulir dan yang menang yah makanlah di kantin" jawab Azka dengan nada yang terdengar sedikit kesal, Azka tidak pernah beruntung jika membahas soal permainan karena pasti dia selalu kalah, Mungkin takdir.

*

Siapa yang tidak kenal dengan Francois Rabelais, seorang penyair ternama asal francis yang terkenal dengan kata-kata terakhirnya, atau Pablo Neruda lelaki kelahiran Chili dengan karya Sonnet- sonnet nya yang sangat mendunia, dan sungguh beruntung istrinya yang mendapatkan ratusan bahkan ribuan puisi cinta tiap hari nya.

Hello Rain!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang