12

171 10 0
                                    

Tinggal beberapa bulan lagi anak-anak kelas 12 akan mengikuti UN, dan tanda nya sekolah akan mengadakan jam pelajaran tambahan agar siswa-siswi siap untuk menghadapi Ujian Nasional nanti.

Bahkan sudah banyak siswa yang ikut jam tambahan di luar sekolah agar bisa masuk PTN favoritnya, murid yang nakal sekalipun entah kenapa menjadi murid yang paling rajin dalam hal mengumpulkan nilai yang sempurna, yang tadi nya kerjanya nongkrong di kantin sekarang berpindah tempat nongkrong di depan meja kelas ngerjain tugas.

"Rere gawat ini gawat!" Seru Adina ketika masuk kedalam kelas dengan nafas yang tidak karuan, Reina yang sedang duduk sambil mendengarkan musik di dalam kelas jadi ikut-ikutan panik dan bingung

"apa yang gawat?" tanya Reina melepaskan headset yang berada di telinga nya.

"itu tugas Bio gue ketinggalan aduh mampus gue, lo udah?" Adina menggigit kuku-kuku nya. Membayangkan akan semurka apa Bu Ratnah kalau sampai dia tidak mengumpulkan tugasnya, Bu Ratnah itu terkenal dengan kata-kata yang menusuk dan tidak kenal ampun, bahkan murid paling pintar pun bisa kena semprotannya apalagi murid yang biasa-biasa saja.

"lo tenang dulu, gue udah selesai buruan di catat" ucap Reina sembari mengeluarkan buku biologinya dari dalam tas

Adina langsung melesat ke tempat duduknya lalu mengambil buku yang Reina berikan, untungnya dia selalu membawa buku kosong untuk jaga-jaga jadi dia tidak perlu lagi berlari ke kantin sekolah untuk membeli buku.

"kok bisa sampe ketinggalan sih?" tanya Reina

"gue kira udah gue masukin ke dalam tas eh ternyata belom" jawab Adina dengan pandangan yang masih fokus ke arah buku Reina dan tangan yang mencatat secepat mungkin

"sial" gumam Adina

Reina hanya menggeleng-gelengkan kepalanya lalu tertawa kecil, pandangan Reina lalu terpaku pada Azka yang sedang bersendau gurau bersama Andika,Rangga dan Rafael di depan kelas. Sesekali lelaki itu menjitak kepala Rangga yang kelewat lemot.

Reina tersenyum samar melihat tingkah laku Azka, jantungnya kembali berdegup kencang mengingat kejadian kemarin saat di Rooftop sekolah, semuanya masih terasa mimpi. Tidak sengaja mata Azka bersibobrok dengan mata Reina lelaki itu menyunggingkan  senyuman ke arahnya, Reina mengalihkan pandangannya malu saat Azka tersenyum.

"gue punya teka-teki" ucap Rangga dengan hebohnya

"alah paling juga teka-teki lo gak mutu" timpal Andika menoyor kepala Rangga

"kali ini mutu gue jamin!" seru Rangga semangat

Azka melayangkan pukulan di udara "Awas lo kalo nggak, gue jajalin pake pembalut tuh mulut" Decak Azka.

lalu Rangga senyum-senyum sendiri mengingat-ngingat teka-teki yang biasa nya di lontarkan ayahnya saat dia masih kecil

"Warna nya hijau hobinya naik turun, apa ayo?" Ujar Rangga dengan nada jahil

Azka,Rafael dan Andika mengerutkan keningnya mencari-cari jawaban yang di lontarkan Rangga

"hulk lagi naik turun gunung" tebak Rafael asal, Azka dan Andika menatap ke arah Rafael lalu berdecak

"salah" Ujar Rangga sambil menggelengkan kepalanya

"cendol naik prosotan" tebak Azka lebih ngaco membuahkan bogeman dari Andika di kepalanya

"mana ada cendol naik prosotan bego" ketus Andika "Udah deh gue bilang juga apa teka-teki Rangga itu gak ada yang mutu" Andika melipat tangannya di depan dada

Rangga tertawa puas lalu menepuk pundak Andika

"lo mau tau jawabannya?" tanya Rangga, secara otomatis Rafael,Azka dan Andika menganggukkan kepalanya, yah walaupun teka-teki Rangga itu sama sekali tidak ada yang bermutu mereka masih tetap penasaran

Hello Rain!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang