Keblabasan

375 2 0
                                    

Mika pov

Udah 4 jam aku berkutat dengan laporan ku tapi evan belum juga keluar dari kamar. Setelah selesai mengerjakan laporan ku aku tutup laptop ku. Aku akan membereskan sisnya dirumah. Nanti kalau kelamaan bisa tambah ngambek lagi tuh anak. Aku ketok kamarnya apa langsung masuk aja ya??. Aduh jadi serba salah gini. Yauda ketok dulu deh, daripada disangka nggak sopan.

Tok tok tok evan, "boleh aku masuk." Nggak ada respon dari dalem aku masuk aja kalinya. Kulihat evan sedang berdiri dibalkon kamarnya sambil memandang keluar.

Aku lingkarkan tanganku di pinggang evan dari belakang, kusandarkan diriku dipunggungnya.

"Evan sorry. Jangan ngambek napa kaya anak kecil aja."

"Siapa yang ngambek aku cuma kesel sama kamu."

"Kan kamu tau dari awal emang aku mau ngerjain laporan aku. Aku udah bilang mau ngerjain dirumah aja daripada kamu ngeliatin aku kerja gini, ngebtin kan akunya? Aku tuh emang kalo lagi kerjain sesuatu suka Nggak pengen diganggu. Maka dari itu aku lebih suka ngerjain sndirian, Kamu yang maksa minta aku ngerjain disini."

"Iya tapi kan kita baru sampe. Kamu langsung buka laptop dan kamu nggak meduliin aku."

"Kok gitu sih, aku kan udah ambilin kamu minum sama cemilan sambil nungguin aku selesein laporan aku"

"Iya tapi kan maunya pacaran dulu sama kamu. Lagian biasanya juga pacar-pacar aku yang laen nggak ada yang nganggurin aku kaya kamu."

"Oh gitu jadi punya pacar-pacar yang lain? berapa banyak pacar kamu sekarang? Sana deh sama pacar-pacar kamu. Aku mau pulang aja" sambil melepaskan lingkaran tanganku dari pinggangnya.

Tiba-tiba saat ku berbalik ingin meninggalkannya, gantian ada sebuah lengan yang melingkari pinggangku dari belakang membuatku terkesiap. Tangan kokoh evan dengan posesif memelukku dengan erat  dari belakang. Dagu evan sudah mendarat tepat dipuncak kepala mika. Evan menyandarkan tubuh mika didada bidangnya.

"Jangan pergi. Kan aku yang lagi ngambek. Cemburu ya???"

"Siapa juga yang cemburu nggak usah kepedean. Playboy kaya kamu pasti pacarnya betebaran."

"Maksud aku tadi tuh mantan-mantan aku. Pacar aku kamu doang kok. Gini-gini aku playboy terhormat tau. Nggak ada yang namanya selingkuh selingkuhan. Bukan laki banget. Lagian kalau aku nggak suka tinggal putisin terus cari yang laen. Ngpain selingkuh."

"Oh jadi gitu. Kalau kamu udah bosen sama aku. Kamu mau ninggalin aku. Bagus."

"Apaan sih siapa juga yang mau ninggalin kamu. Orang aku cintanya sama kamu. Nggak dengerin apa jantung aku udah dag dig dug gini."

"Apaan sih nggak usah gombal. Trus kenapa tadi marah."

"Lagian masa aku ngambek kamu nggak ngejar. Malah diemin aku. Mana lama banget."

"Tadi aku tanya katanya kesel nggak ngambek, sekarang taunya ngambek. Cie yang lagi marah yang sama aku."

"Dasar nggak peka." Sambil melepaskan dekapannya Dariku dan berjalan merebahkan dirinya ketempat tidur.

Aku mengikutinya ketemoat tidur, merebahkan diriku disampingnya. "Tadi aku nggak ngejar kamu aku nyelesain laporan aku. Aku diemin kamu sengaja. Soalnya aku harus selesain laporan aku tampa harus dapet gangguan dari  kamu. Jadi sekarang masih ngambek pacarnya aku??"

"Masih." Ucapnya datar.

"Trus aku harus apa??"

"Cium" disini sambil nunjuk bibirnya.

"Apaan sih van. Nggak mau."

"Yaudah bodo kalau nggak aku ngam..."

Cup.. udahkan?"

"Kok sebentar sini aku kasih tau ciuman yang bener."

Evan pov

Aku menariknya yang sudah ingin beranjak bangun hingga dia terjatuh diatas badanku lalu ku tempelkan saja bibirnya biar dia tau cara mencium yang benar, perlahan kulumat bibirnya dan dia hanya diam tak membalas ciumanku. Lalu ku  gigit bibirnya biar lidah ku bisa masuk, aku  mengabsen semua deretan giginya, aku terus melumat bibirnya sampai akhirnya dia membalas dan mulai mengikuti ritme ciuman ku. Kita sama-sama kehabisan nafas. Aku mulai Turun kelehernya, pundaknya mencium dan menghisapnya untuk memberikan tanda kepemilikan ku. Erangan lolos dari bibir mungil mika. Ku tai dia sudah ikut menikmati apa yang kulakkuan.

Tangan gue sekarang Turun membuka kancing kemejanya, lalu sekarang Tangan gue mulai masuk kedalam tengtopnya dan meremas sebelah dada nya an membuat mika mendesah akh...ah..ah..ah stop van stop..

bukanya berhenti aku malah menekan tengkuknya untuk memperdalam ciuman ku dibibirnya, Tanganku juga masih masih asyik memainkan gunung kembarnya Yang terasa pas ditangan gue.

Stop van nanti kita kebablasan katanya merancau.

Aku melepaskan ciumakan dan mendudukan mika dipangkuan ku sambil mengancingkam kembali kemejanya. Aku menatap kedua bola matanya sambil merapikan anak rambut yang berantakan akibat ulahku.

"Kenapa sih van, kok liatinya begitu amat." Tanyanya risih.

"Nggak papa. Kamu cantik. Seksi lagi hehehe ucapku.

"Dasar mesum." Sambil memencet hidung mancung ku.

"Keluar yuk. Kalau dikamar mulu bawaanya pengem ngekepin kamu mulu. Jadi salah fokus."

"Apaan sih dasar mesum. Yaudah ayo keluar lepasin tangan kamu dari pinggang aku. Aku mau turun. Katnaya sambil menggeliat-liat.

Tampa peduli omongannya aku langsung mengangkatnya dan mendudukannya disofa ruang tv.

"Mau nonton film apa??"

"Terserah. Aku ikut aja. Van aku deliv pizza ya. Laper." Katanya sambil mengusap-usap perutnya.

"Yaudah terserah kamu" sambil meneruskan menyetel film untuk kita berdua tonton. Kanyanya nonton ju-on aja deh biar bisa modus sekalian. Aku tau banget dia pasti takut, sama gelap aja takut.

PACARKU NYEBELINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang