Lee hwa nampak berada di perpustakaan istana, akhir - akhir ini ia mendapatkan surat rahasia yang di kirim entah darimana yang mengatakan jika kematian ratu terdahulu bukanlah karena sakit, tapi karena konspirasi, itulah kenapa lee hwa membaca banyak buku catatan tentang kesehatan sang ibu yang sebenarnya tak boleh dibacanya
" Mama... Seseorang datang " kata dayang han memperingatkan
Lee hwa buru - buru menduduki catatan tersebut dan membuka buku sastra di depannya,
Seorang petugas perpustakaan masuk dan memberi hormat padanya
" Gungjo - mama... Apa anda menemukan buku yang anda cari ?! "
" Apa para sastrawan istana berhenti menulis ? Kenapa tidak ada buku baru disini ? Aku sudah membaca semua buku sastra di perpustakaan ini, apa yuan juga tidak memberi kita buku ?!"
" Maafkan hamba gungjo - mama, akan hamba carikan buku sastra yang baru"
" Ya sudah... Pergi dan carikan ?!"
Petugas tersebut memberi hormat lalu pergi
Huuhh lee hwa nampak lega, ia kemudian mengambil buku catatan tersebut dan menyalinnya dengan cepat
Setelah itu ia kembali kekediamannya
" Ibu memiliki masalah pencernaan...?!"
Lee hwa nampak mengingat - ingat kembali
" Gungjo... Jangan tidur di atas perut ibu, perut itu sakit"
" Aa.. Benar... Ibu mengeluh sakit di perutnya " gumamnya
" Mama... Apa anda menemukan sesuatu ?!" Tanya dayang han
" Tidak ada yang aneh dari catatan kesehatan ibu, lalu... Bagaimana ibu meninggal karena konspirasi ?! Aahhh aku tidak mengerti tentang hal ini " lee hwa nampak memegangi kepalanya " ohh iya.. Profesor ma "
Lee hwa menutup bukunya dan bergegas pergi menemui guru pengajar politik kenegaraannya, lee hwa baru 1 minggu ini belajar politik
Ia nampak bergegas menuju tempat para guru berada di istana,
" Aahh... Harusnya aku belajar tentang semua ini lebih awal " gerutunya
Ia berhenti ketika melewati arena latihan putra mahkota, ia melirik sejenak ke sana
" Lihat tidak ya ?! Aehh... Tapi aku punya urusan penting , sebentar mungkin tidak apa - apa ... Ahh mikir apa aku ini" lee hwa nampak memukul kepalanya pelan
Namun akhirnya lee hwa mengintip juga kedalam
" Mama... Ini bukan cara yang baik, bagaimana jika ada yang melihat ?!" Dayang han nampak cemas
" Jangan sampai terlihat, kalian juga sembunyilah " kata lee hwa seraya menggerakkan tangannya memberi tanda agar para dayangnya menyingkir
" Mama... "
" Sebentar saja... Hanya sebentar " katanya nampak mengamati keadaan di dalam
Ia nampak melihat bidam mengayunkan pedangnya ke arah lawannya, bi dam terlihat keren, dia memang bukan bangsawan tapi wajahnya seperti para bangsawan, terlihat tampan
Senyum lee hwa tiba - tiba mengembang saat melihatnya,
tu ?!y
KAMU SEDANG MEMBACA
AT THAT TIME [ TAMAT ]
Historical Fictionlee hwa adalah seorang putri istana yang begitu menyebalkan, setidaknya itu yang para ongju katakan tentangnya... saat ia bersama para ongju melihat festival lampion di luar istana, ia bertemu dengan seorang pemuda yang membantunya mengantungkan lam...