PART 23

3.6K 282 1
                                    

Sore harinya lee hwa dan para ongju nampak belajar bersama, lee hwa nampak masih mengamati lembaran - lembaran yang di kirimkan orang yang tidak di kenal ke kediamannya, sementara para ongju nampak lebih terlihat main - main daripada belajar

" Gungjo - mama... Apa yang sedang anda baca ? Anda terlihat begitu serius ?!" Tanya lee yang

" Aahh..." Lee hwa buru - buru menutup bukunya " tidak ada... Hanya buku biasa saja... Unni apa yang kau pelajari "

" Hamba akhir - akhir ini juga tertarik dalam sastra yang mulia "

" Aa... Itu bagus, aku jadi punya teman untuk berdiskusi "

Lee yang nampak tersenyum, kemudian menatap pada sang putri

" Mama boleh hamba bertanya ?!" Lee yang nampak menatap sang putri

Para ongju yang mencium bau ketegangan nampak berhenti dan memperhatikan mereka

" Tentu saja... Katakan "

" Mama.. Apa anda tau jika saya akan berjodoh sebentar lagi ?!"

" Emm.. Tentu saja, selir park mengatakan hal itu saat bicara pada abba - mama, lalu "

" Paman saya... Mengatakan jika calon saya berasal dari keluarga yoon "

" Benarkah ? Wuahh selamat kakak, apa yang kakak inginkan dariku ?!"

" Terima kasih yang mulia, tapi... Apa anda tau keluarga yoon itu bernama yoon baekjo ?!"

" Yoon baekjo ? Wuahhh se.. Ogg.. Tunggu dulu, nama itu lagi ? Dayang han, memangnya ada berapa orang di hanyang punya nama yoon baekjo ?!"

" Mama... Yoon baekjo yang ongju lee yang katakan itu... Yoon baekjo " dayang han nampak memperlihatkan hiasan yang di berikan baekjo padanya

" Wooaaaa... Jadi dia adalah calon kakak ? Tapi kenapa dia di jadikan calonku ?!"

" Mama... Mungkin hamba lancang berbicara seperti ini tapi, tidak bisakah anda membatalkan pencalonan tuan muda yoon ? Hamba menyukai tuan muda yoon, mama "

Lee hwa tidak pernah melihat lee yang nampak begitu memelas padanya

" Kakak... Itu..." Lee hwa nampak merasa tak enak hati, apalagi lee yang sampai menangis ketika mengungkapkan perasaannya

****

Lee hwa nampak keluar dari istana lagi, ia ingin kembali ke rumah dayang kim untuk mencari jawaban final atas kecurigaan - kecurigaannya selama ini

" Kumohon nyonya.. Ijinkan kami melihat - lihat catatan milik dayang kim " kata lee hwa memohon

" Kau siapa ? Kenapa ingin melihatnya ? Catatan itu semuanya sudah di bakar habis"

" Nyonya... Ini sangat penting... Aku harus tau sesuatu "

" Memangnya kau siapa hee ?!"

" Aku adalah putri negeri ini, namaku lee hwa dan aku adalah anak dari ratu terdahulu, sekarang... Biarkan aku masuk dan mencari tau " lee hwa tak tahan lagi terus memohon

Wanita itu nampak terkejut dan akhirnya mempersilahkan sang putri masuk

Dayang han dan lee hwa nampak mencari - cari catatan yang mungkin berguna untuk mereka

" Seseorang sudah pernah mengacak - acak tempat ini dan tidak menemukan apapun yang mulia"

" Tidak ada... Dimana ?!" Gumam lee hwa

" Nyonya... Apa dayang kim tidak pernah mengatakan apapun pada anda ?!"

" Bibiku itu tidak ingin melibatkan keluarganya dan selalu diam saja sampai saat kematiannya "

" Haahh... Sepertinya memang tidak ada... Ayo pergi dayang han " lee hwa melangkahkan kakinya dan tiba - tiba kakinya terjerembab ke dalam lantai kayu yang di injaknya

" Mama... "

" Auu... Nyonya.. Maaf " lee hwa menarik kakinya dan kakinya nampak berdarah terkena goresan kayu

" Anda baik - baik saja ? Hah.. Rumah ini memang sudah berusia tua yang mulia" kata wanita itu

" Mama... Lihat " dayang han menemukan kotak rahasia di balik lubang tersebut

Lee hwa mengangkatnya dan membuka isinya, banyak sekali barang - barang didalamnya

BERSAMBUNG

AT THAT TIME [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang