Chapter 21

3K 238 6
                                    

Terdengar suara bingkai foto terjatuh di ruangan itu, ruangan yang berisikan sehun, soora, nyonya kim, tuan kim dan halmeoni. Sudah satu bulan sejak kejadian hilangnya soojung. Mereka memutuskan untuk kembali ke seoul, awalnya sehun menolak dan tetap ingin mencari keberadaan soojung. Namun xiumin berkata bahwa soojung tidak berada di pulau jeju, ada kemungkinan dia dibawa keluar dari pulau jeju atau bahkan korea selatan.

Sejak saat itu harapan sehun memudar. Dia tidak tahu keberadaan soojung dimana. Semua usaha sudah dialakukan namun hasilnya sama, dia tidak menemukan soojung dimanapun.

"Kenapa? Ada apa ini? Kenapa foto soojung tiba tiba jatuh?" nyonya kim meraih bingkai foto yang berada di lantai.

"Eomma tenanglah, dia pasti baik baik saja." soora mengusap bahu nyonya kim lembut.

"Sehun! Kau mau kemana?" tuan oh menatap sehun yang keluar dari ruangan itu tanpa mengucapkan satu katapun.

Sehun berjalan hingga akhirnya dia masuk kedalam mobil dan berhenti di sebuah bar. Bar yang sering di datangi oleh sehun akhir akhir ini. Pikirannya tentu saja tidak dapat teralihkan meskipun sudah banyak minuman yang dia minum.

Soojung. Soojung dan soojung. Dia terus memikirkan wanitanya. Wanita yang sangat dia cintai.

Kemana dia?

Kemana perginya?

Tidak tahukah dia ada orang yang menunggunya di sini. menunggunya kembali ke sisinya.

Sehun benar benar kehilangan soojung.

Untuk yang kesekian kalinya.

⭐⭐⭐

Soojung terbaring lemah di ranjang. Di sisinya alat alat dokter terus bersautan. Luhan menggengam tangan soojung erat. Tiada hari tanpa menatapnya.

Setelah oprasi itu, soojung koma hingga sekarang. Satu bulan, waktu yang lama bagi luhan. Bagaimana jika bertahun tahun seperti kata tao.

Tidak. Dia tidak bisa membayangkan itu terjadi.

Dia hanya berharap soojungnya sadar. Soojung yang dia rebut dari sehun. Dia tidak perduli. Sekalipun sehun menemukannya di sini.

"Luhan, pergilah makan. Kau belum makan dari semalam" tuan xi berjalan mendekati putranya.

Luhan diam. Tak menggubris perkataan dari ayahnya.

"Dia akan baik baik saja."

Luhan menatapnya tajam, "baik baik saja katamu! Dengar, dia seperti ini karenamu. Karena kau dengan bualan bualan anehmu itu. Sekarang! Bukan hanya mereka yang menderita karena dendammu yang menurutku itu adalah sebuah rasa iri. Bukan dendam! Kau hanya iri pada mereka yang memiliki keluarga harmonis dan kehidupan yang layak. Hanya itu!"

Tuan xi menatap luhan seakan tak percaya yang di ucapkan anaknya. "Luhan kau,"

"Diam!"

Luhan menghela nafasnya kasar, "Bukan hanya mereka yang menderita! Tapi aku! Aku putramu juga menderita! Melihat soojung seperti ini hatiku hancur appa, tidak bisakah apa hentikan semuanya. Lihat dia, dia adalah wanita yang ku cintai. Dan kau melukai dia dengan kata katamu waktu itu." tuan xi baru melihat sosok putranya yang serapuh ini.

Bahkan untuk seorang wanita dia menangis. Dia sakit. Tentu, rasa sakit ketika wanita yang kita cintai terbaring lemah di tempat tidur.

FOREVER (Ff Exo) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang