7

2.8K 153 10
                                    

"Lo pura pura jadi pacar gue ya?" Ucap Vio.

"Hah? Apa?" kaget Clara.

"Lo... pura...pura...jadi..pacar...gue." ulang Vio dengan lambat.

"Buat apa? " tanya Clara sambil mengikat rambutnya.

"Gue udah capek diganggu sama cewek cewek itu trus. Gue benci denger omongan mereka. Mungkin kalo lo pura pura jadi pacar gue mereka bakal berhenti." Jelas Vio dengan nada frustasi.

"Emang mereka ngomong apa? Kok lo sampe benci?" tanya Clara.

"Gue benci mereka karena sesuatu" jawab Vio.

"Kenapa? Kalo gk mau jelasin sih gpp, tapi ya gue gk mau bantu." ancam Clara.

Vio menatap Clara dengan tajam memberi isyarat bahwa dia malas memberitahu. Tetapi bukannya malah takut dan mengerti, Clara malah tetap menatap mata Vio dengan datar.
Akhirnya Vio menyerah.

"Sebenernya gue benci suara berisik kaya gitu, apalagi suara teriakan. Kalo gue denger suara yang berisik apalagi terikan gue bakal inget pertengkaran orang tua gue dulu. Gue gk kuat inget kejadian itu. Gue pengen mati setiap inget itu. Gue benci orang tua gue. Makanya gw gk pernah ketemu mereka. Mereka udah cerai, sedangkan bokap gue udah nikah di luar negri." jelas Vio panjang lebar, diikuti ke terkejutan Clara.

Yang membuat Clara terkejut, dia melihat Vio menangis. Mungkin bisa dibilang ini kejadian langka karena melihat seorang pria gagah menangis tersedu sedu seperti ini.

"M-maaf gw gk bermaksud buat lo sedih..." ucap Clara terbata bata karena merasa bersalah.

Bukannya menjawab Vio malah kembali diam menatap jendela dengan datar, lalu bertanya kembali.

"Lo mau kan bantu gue ?" Tanya Vio

"Kayaknya gk bisa vi...." jawan Clara dengan takut.

"Kenapa? Lo suka sama orang? Lo takut dia jauhin lo?" tanya Vio bertubi tubi.

"Gk.. bukan itu." Jawab Clara.

"Yaudah pokoknya lo harus mau!!" paksa Vio.

"Tapi harus ada konsekuensinya vi ... " jelas Clara dengan takut.

"Gini aja kalo lo udah punya cowok yang lo suka, lo boleh langsung diemin gw. Jauhin gw juga" Ucap Vio dengan tegas.

"Hmm yaudah deh" Ucap Clara dengan pasrah.

Setelah mendengar jawaban yang dia mau, Vio mengantar Clara pulang ke rumahnya.

--------------

Keesokannya saat Clara sampai di sekolah, Clara terkejut melihat Vio yang biasanya terlambat sudah duduk dikursi dengan manis sekaligus kagum karena melihat Vio yang biasa saja duduk menatap jendela padahal sebenarnya dia sedang menahan sesuatu yang berat.

"Tumben lo dateng cepet" ucap Clara.

Vio tidak menjawab melainkan hanya menatap keluar dengan tatapan kosong.

Saat bel istirahat Justin, Bianca, Clara,  dan Vio berjalan menuju kantin. Saat itu juga segerombolan perempuan mengikuti Vio dengan membawa kotak, dll.
Seketika Vio langsung merangkul Clara dan mencubit pipinya.

"Ra kamu mau makan apa? Nanti aku yang bayarin" ucap Vio dengan manis.

Seketika pipi Clara memerah seperti tomat, dan diikuti kaget dari Justin dan Bianca. Setelah melihat kejadian itu sebagian perempuam yang menghampirinya ikut terkejut dan mulai berbisik. Dan ada juga yang masih mengikuti Vio dan kawannya menuju kantin.

Setelah memesan makanan, tetap saja para perempuan menghampiri Vio. Dan salah satu dari mereka adalah musuh Clara dan Bianca yaitu Neysa.

"Bro gila lo baru sekolah berapa hari aja udah kaya gini. Lo pake dukun apaan bagi ke gw dong" canda Justin.

Love ? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang